10. MARAH

2.8K 330 118
                                    

Ara masih tak percaya dengan perlakuan Dermaga saat ini, bagaimana bisa dia tiba tiba menjadi perhatian seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara masih tak percaya dengan perlakuan Dermaga saat ini, bagaimana bisa dia tiba tiba menjadi perhatian seperti ini.

"Enggak kok kak, Ara nggak lelah," ucap Ara tersenyum malu.

Dermaga mengacungkan jempolnya, Ara yang melihat itu mata Ara terbelalak dan mengacungkan ibu jarinya balik."Demi apa sih, itu beneran kak Aga?" batin Ara.

Tak terasa hampir dua jam eskul basket yang diikuti Ara sudah berjalan, dan dua jam juga Ara dapat merasakan perhatian dari Dermaga.

"Oke semuanya, eskul sudah selesai kalian boleh pulang sekarang," ucap Megan.

Semua yang mendengarkan itu satu per satu meninggalkan hall, termasuk Ara. Gadis berambut hitam terurai itu langsung saja menuju halte dekat sekolah.

Hari sudah hampir larut, Bis yang ditunggu Ara dihalte tak kunjung datang."Ra," panggil seseorang dari kejauhan.

Suara serak serak basah terdengar memanggil nama Ara, "Lo belum pulang Ra?" Tanya Dhito mendekat.

"Ooo.. Dhitoo kirain siapa," ucap Ara setelah melihat ternyata Dhito yang memanggilnya.

"Siapa?"

"Lupain aja," jawab cepat Ara.

"Bisnya belum dateng ya?" tanya Dhito.

Ara menggeleng karena memang belum datang bis yang ditunggu Ara, "Mau bareng nggak?" ajak Dhito seperti biasanya.

Tiba tiba sebuah motor sport berwarna merah hitam mendekat kearah Ara dan Dhito. "Ra bareng yok!" ajak Dermaga.

Ya, kalian tak salah baca kali ini benar benar-benar Dermaga yang menawarkan diri untuk diboncengi, "Beneran kak?" tanya Ara memastikan.

Ara menelan salivanya, "To, gimana ini," bisik Ara.

"Kalo lo mau, ya udah sana," ucap Dhito tersenyum.

"Beneraan?! Maap ya To gue nggak maksud nolak," ucap Ara.

"Iya nggak papa Raa," senyum ikhlas Dhito.

Ara turun dari halte dan menanyakan hal yang tak dipercaya Ara, "Kenapa kakak mau anterin Ara?" tanya Ara gemetaran.

"Kemarin aja nolak keras saat Ara mau bonceng," tambahnya.

Dermaga memutar bola matanya, "Mau apa nggak nih?" tanya Dermaga.

"Iya iyaa mau," girang Ara.

"Helmnya mana?" tanya Ara.

"Nggak usah pake helm, kan ada gue tenang aja lo nggak akan terluka," ucap Dermaga yang membuat Ara kelojotan nggak karuan.

Keringat dingin mengguyur badan mungil Ara yang berdiri didepan halte,tangannya tiba tiba saja tremor, "Kiaraa ayo naik," ujar Dermaga.

"Bentar kak,"

DERMAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang