26. BERANTEM

2.4K 197 74
                                    

Air mata tak berhenti mengalir, sudah sekuat tenaga Ara menahannya tetapi tetap saja air itu masih saja keluar sangat deras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air mata tak berhenti mengalir, sudah sekuat tenaga Ara menahannya tetapi tetap saja air itu masih saja keluar sangat deras.

Ara sampai rumah langsung menuju kamarnya tanpa mempedulikan apapun disekitarnya, "Sayang ada apa?!" tanya Kirana yang melihat anaknya menangis.

Daak!

Pintu kamar Ara terbanting sangat keras, tangisnya semakin pecah saat menyentuh bantal kesayangannya, "Sayangg! Ada apa sini cerita sama Mama!" ucap Mama dari liar kamar Ara.

"Ara lagi pengen sendiri Ma!" seru Ara dari luar.

Tak ada suara lagi dari belakang pintu, sepertunya kirana sudah pergi. "Bintang bener! Kenapa gue selalu bantah ucapan Bintang dulu!" geram Ara.

"Ara Bodoh! Ara tolol!" rancau Ara memukul mukul kepalanya sendiri.

Tok! Tok! Tok!

Kirana kembali mengetuk pintu kamar Ara cukup keras, apakah dia marah? Sepertinya tidak. "Araaa Ada temen kamu disini!" seru Kirana.

"Ara nggak mau dinganggu ma!" seru Ara.

"Ya udah To, Aranya nggak mau diganggu, besok aja kesini lagi." ujarnya dari balik pintu.

"Masuk Aja nggak dikunci!" seru Ara saat mendengar kalau teman yang datang adalah Dhito.

Ara menghentikan tangisannya, tak mau terlihat sedih didepan Dhito. Tetapi Dhito bukan lagi anak kecil yang bisa dibohongi, dia tahu benar Ara sedang ada masalah.

"Nih buah, udah sembuh belum?" tanha Dhito menaruh buah tangannya di meja milik Ara.

"Udah mendingan," ucap Ara menghapus sisa air matanya.

Alis Dhito terenyit, menatap Ara dekat. "Lo kenapa Ra?" tanya Dhito yabg melihat mata Ara sembap.

Ara mengusap dengan tangan yang satunya. Berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. "Gue gak papa kok To," lirih Ara lemas.

"Jangan bohong!"

Dhito mendekat dan meraih pundak Ara agar gadis ini bisa lebih tenang walaupun sebenarbya Dhito tidak tahu ap yang sedan terjadi.

Tangis kembali pecah, mungkin kali ini Ara butuh teman untuk menumpahkan semua isi hatinya dan orang yang paling tepat menurut Ara adalah Dhito.

"Ada apa Ra? Sini cerita sama gue!" ucap Dhito menenangkan.

Ara menangis hebat dalam dekapan Dhito, laki laki ini berhasil membuat emosinya benar-benar keluar. "Nangis aja sepuasnya, nanti baru cerita." ucap Dhito.

Baru kali ini Ara jatuh cinta kepada seseorang tetapi mungkin nasib beruntung itu hanyalah omong kosong. Ara mungkin tak bisa merasakan rasa bahagia lagi setelah ini.

"Udah nangisnya? Sini cerita."

Ara membersihkan airmata nya dengan tisu. Rasa lega sudah terasa didadanya walaupun sedikit tetapi itu sudah cukup bagi Ara untuk saat ini. "Maaf To, jadi basah baju lo," lirih Ara.

DERMAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang