Dengan cepat mata Megan dan Niko menangkap sebuah momen dimana tangan Ara menggandeng cowok lain selain Dermaga. "Stt tuh." kode Niko pada Megan.
Egghmm Eghmm
"Itu tangan dikasih lem ya? Kok nggak lepas lepas?" sindir Niko tajam.
"Wah, kasian pacarnya ya!" timpal Megan.
Mendengarkan sindiran kedua sahabat Dermaga itu, gadis yang menggandeng lengan Atlanta itu menoleh kearah tangannya lalu dengan cepat melepaskannya.
Melihat hal itu bibir Niko sidikit maju dengan gumaman pelan yang ditutupi dengan punggung tangannya. Ara yang melihat hal itu mencoba tidak menanggapinya.
Tetapi sebaliknya cowok yang tadi tangannya digandeng Ara menyapa Dermaga ramah. "Hei Broo! Lo sekolah disini juga?!" seru Atlanta merangkul pundak Dermaga.
Tentu saja perlakuan Atlanta itu membuat mereka yang ada disekelilingnya terdiam. Terutama Ara, gadis itu mengernyitkan alisnya bingung. "Kalian udah saling kenal?" tanya Ara.
Dermaga mengangguk pelan dengan tangan Atlanta yang ia turunkan lalu menarik lengan pacarnya itu untuk pergi kekantin. "Pelan-pelan Aga." lirih Ara.
"Woilah kita ditinggalin," dengus Niko kesal.
"Kayak nggak tau mereka aja, kalau dah bertemu ya gitu lupa sama teman." gerutu Megan.
Niko berjalan mendekati Atlanta, cowok itu tersenyum datar kepada mereka. "Sejak kapan lo kenal Dermaga?" tanya Niko tajam.
Atlanta menanggapinya menanggapinya dengan senyuman tipis, "Kemarin, emangnya kenapa?" kening Atlanta mengernyit bingung.
"Ya nggak papa sih," jawab Niko singkat.
Gadis yang menguncir kuda rambutnya itu mulai bosan mendengar mereka bicara. "Kita mau disini terus gitu? Ayo ikut mereka!" seru Bintang.
Gadis itu berjalan lebih dulu, melewati mereka bertiga begitu saja. "Hei Bin! Tunggu." seru Niko.
Cowok itu mengejar Bintang yang sudah terpaut jarak cukup jauh, disusul dengan Megan lalu Atlanta. Mereka menuju meja yang sudah diduduki Aga dan Ara.
Bintang duduk dengan sedikit kasar, duduk didepan Ara dengan ekspresi wajah sedikit cemberut. Tak lama gadis itu duduk, Niko, Megan dan Atlanta tak lama datang dan duduk ditempat yang kosong.
Penuh, tidak seperti biasanya. Kali ini meja milik Mbak Siti yang biasanya longgar kini sumpek dipenuhi orang orang ini. "Wih tumben Rame," heran Mbak Siti pemilik Kantin.
Memang, kantin Mbak wati jarang ada yang beli karena kantinnya dijadikan tempat tongkrongan Dermaga. Banyak siswa yang sedikit ragu untuk membeli ditempatnya Mbak Siti.
Rugi? Jelas tidak. Mbak Siti malah merasa senang setiap hari Niko dan yang lain menghabiskan dagangannya. Maka dari itu Mbak Siti tidak keberatan jika lapaknay dijadikan tempat tongkrongan Dermaga cs.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERMAGA [END]
Fiksi Remaja- Tempat Berlabuhnya Wanita Wanita Cantik - Dermaga Abimana anak kepala sekolah sekaligus kapten basket di SMA Angkasa. Sedangkan ada anak kelas sepuluh bernama Kiara yang menaruh hati kepada Dermaga dan menantang dirinya untuk mendapatkan hati Der...