25. KECEWA

2.6K 223 63
                                    

Dermaga masih memangku kepala Ara selama perjalanan ke rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dermaga masih memangku kepala Ara selama perjalanan ke rumahnya. Ara pingsan karena perbuatan Dermaga dan teman temannya, tetapi sayangnya Ara tak mengetahuinya.

"Maafin gue Ra," gumam Dermaga disamping telinga Ara.

Megan yang tengah menyetir mobil merasa ada yang berbeda dengan Dermaga hari ini, "Ga lo beneran bakal nuntasin kan?" tanya Megan memastikan.

Dermaga mengangguk, dengan suara beratnya dia mengiyakan pertanyaan Megan barusan, "Udah setengah jalan, nanggung kalau nggak dituntasin." tambahnya.

"Terus kalau udah selesai lo mau putus sama Ara?" tanya Megan tiba-tiba.

Dermaga termenung, dalam otaknya tak memikirkan sejauh itu. "Nggak tau," jawab Dermaga singkat.

"Lo beneran suka sama Ara ya Ga?" goda Megan yang melihat ekspresi Dermaga tak seperti biasanya.

"Enggak siapa bilang?"tanya jawab Dermaga gelagapan.

"Halaah lo bisa boong sama diri lo tapi lo nggak bisa bohongi gue Ga," ujar Megan.

Dermaga menunduk menatap mata Ara yang tertutup. "Enggak! Gue nggak suka." jawabnya tegas.

Megan menghela nafas panjang, kepalanya mengganguk tanda dia mengiyakan ucapan Dermaga barusan walaupun sebenarnya dia tahu kalau Aga sedang berbohong.

"Dah sampai,"

"Gue tinggal, gue akan tunggu hasilnya besok!" ucap Megan sebelum menurunkan Dermaga dari mobilnya.

Terlihat Niko tengah duduk menunggu mereka datang, memang sudah dari tadi dia tiba mungkin karena mengendarai motor jadi lebih cepat.

"lama amat, ngapain aja kalian?" sewot Niko.

"buruan naik!" suruh Megan.

"Lah ngapain naik?" tanya Niko.

"Bego!" Dermaga menepuk belakang kepala Niko.

Sepi, rumah Dermaga malam ini sunyi. Pembantu dirumah Dermaga sudah tak terlihat batang hidungnya. Mungkin saja semuanya sudah tertidur.

Ara masih terlelap, dalam dekapan Dermaga Ara dibawa kedalam kamarnya untuk segera menuntaskan taruhannya dengan Megan.

BLLUK!

Badan Ara kini sudah terbaring diranjang Dermaga, tetapi apa yang dilakukan Dermaga? Hanya diam dan ikut berbaring disebelahnya.

Bukan itu yang seharusnya Dermaga lakukan. Tetapi tiba tiba dalam benak Dermaga terlintas percakapan dengan Ara saat dipantai tadi. Senyumannya benar-benar tulus, tidak pernah buat-buat.

"Suka sama Aga itu mudah, tapi ngedapetin Aga yang sulit."

Kata-kata itu kini terngiang-iang dikepalanya. Gadis ini beneran suka sama Dermaga, "Gue harus gimana anjing!" umpat Dermaga mengacak acak rambutnya.

DERMAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang