48. HAH?!

1.1K 72 63
                                    

Malam sudah terlalu larut, Dermaga menoleh ke benda yang melingkar dilengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah terlalu larut, Dermaga menoleh ke benda yang melingkar dilengannya. "Guys, udah malem ternyata." ucap Dermaga pada yang lain.

Perasaan baru sebentar mereka datang ke sini, tetapi jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam. Bintang yang dari tadi duduk disamping Ara, akhirnya turun dari brangkar.

"Ishh, minggir gue mau turun," ucap Bintang pada Dermaga yang duduk  didekatnya.

"Iya, iya."

"Yah, kalian mau pulang ya?" lirih Ara. Gadis itu terlihat tidak senang ketika mendengar teman-temannya pulang meninggalkan dirinya lagi.

Setelah Bintang turun dari brangkar, kini gantian Dermaga yang naik untuk berpamitan dengan pacarnya. "Aku pulang dulu ya, Ra." ucap Dermaga.

"Nggak apa-apa kan, kalau aku tinggal?" tambahnya.

Ara menggeleng pelan, gadis itu kemudian memangguk samar. "Hmm, iya enggak apa-apa." timpalnya.

Detik itu juga, Dermaga turun dari brangkar Ara dan dengan penuh perhatian ia memeluk dan mencium kening pacarnya itu. "Cepet sembuh, By." bisik Dermaga.

Mendengar hal itu, detak jantung Ara tiba-tiba saja berdetak tidak karuan, nafasnya tertahan, tangannya sedikit tremor. "Makasih, Ga." lirihnya membalas pelukan dari Dermaga.

"Udah, ayooo! Mau pelukan sampai kapan?" seru Bintang. Gadis yang baru saja berseru itu, detik itu juga mendapat toyoran dari Niko dari belakang.

"Ya elah, bilangnya aja lo sirik!" godanya.

"Nih dada Atlanta nganggur, gih sana peluk." tambahnya. Tentu saja hal itu membuat gadis itu naik pitam olehnya.

Mendengar namanya dipanggil, Cowok itu menoleh kesumber suara. "Gue lagi," gerutu Atlanta. Detik itu juga, Atlanta teringat sesuatu tentang Bintang.

"Woi, lo pulang sama siapa?" tanya Atlanta yang masih duduk disofa berwarna coklat itu.

Mendengar hal itu, Alis Bintang terangkat secara bersamaan. Dia lupa jika tadi, ia berangkat nebeng Atlanta. "Sukurin, lo yang bawa kesini lo juga yang nganterin lah." ucap Niko menyela.

Atlanta menggeleng, Cowok itu memilih beristirahat dari pada mengantarkan Bintang lagi. "Ogah, nebeng sama Dermaga aja." sarannya.

"Dih, jahat amat lo!" tambah Megan.

Detik itu juga muka Megan mendapat toyoran dari gadis yang berdiri disampingnya. "Diem nggak, lo!" seru Bintang dengan nada mengancam.

"Ya udah, lo pulang sama gue." ucap Dermaga menengahi mereka semua. Mendengar hal itu, nafas Atlanta berhembus lega. "Huufftt," gumamnya.

"Udah, malam tante kita pulang dulu ya," pamit Dermaga, dan disusul yang lainnya dari belakang. "Dah!" Dermaga melambaikan tangan kepada Ara.

Ara hanya tersenyum, tangannya juga membalas lambaian itu. "Daah!". Disusul dengan Bintang dari belakang, cewek itu sedikit berpesan kepada Ara. "Dah, Araa! Jangan lupa besok!" ucapnya.

DERMAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang