Dhito kembali kekelas dengan wajah kurung, ia mengambil tas lalu dengan cepat pergi meninggalkan kelasnya. Tapi saat diambang pintu ada suara seseorang memanggil namanya.
"Dhito!" serunya dari ujung.
Gadis bertubuh mungil itu berlari menghampiri Dhito ingin mengetahui bagaimana keadaannya. Sayang sekali keberuntungan tak lagi berpihak kepada Ara sekarang.
"Too! Ngapain bawa tas?" tanya Ara yang baru saja sampai.
"Gue dikeluarkan, tapi jangan sedih bukan salah lo kok," ucap Dhito sebelum Ara menyalahkan dirinya sendiri.
"Nggak mungkin!"
Tangis Ara pecah lagi, entah sudah berapa kali hari ini Ara meneteskan air mata. "Too, nggak mungkin lo dikeluarkan," peluk Ara erat.
"Tapi ini keputusannya,"
Tangis Ara semakin keras, dalam haru Ara merasa sangat bersalah menceritakan semua itu kepada Dhito. Jika ini akan menimpa Dhito pasti masalah itu lebih baik Ara pendam.
"Stop, jangan nangis Ra,"
"Ini salah Ara To,"
Dhito menghela nafas panjang, dadanya tiba-tiba terasa sesak. "sudah, gue udah bilang ini bukan salah lo Ra," ucap Dhito menenangkan.
"Gue cuma dikeluarkan, bukannya pindah keplanet lain." gurau Dhito.
"Jangan nangis, lawan Dinda inget apa yang ada dihati lo."
"Jangan biarin pembully kek dia berkeliaran disekolah ini." pesan Dhito.
"Tapi Too!"
Dhito melepaskan pelukannya, memegang tangan mungil Ara lalu menciumnya. "Gue udah tahu rumah lo, kalau ada apa apa telepon gue," ujar Dhito.
"Tapi Ara nggak punya ponsel."
Dhito baru teringat, Ponsel yang dibelikan Dermaga waktu itu Ara kembalikan ke yang punya. "Hmm nanti siang ponsel lo datang ke rumah." ucap Dhito.
"Dhitoo! Ara nggak mau ngrepotin!"
"Kalo lo nggak punya ponsel, lo mau hubungan sama gue pakai apa?" tanya Dhito yang membuat Ara mematung.
Dhito melepaskan genggamannya lalu pergi meninggalkan Ara sendirian. "Araa!" seru gadis bekuncir kuda dari belakangnya.
Bintang datang dengan nafas terengah engah, "Dhito mau kemana?" tanya Bintang. "Dia dikeluarkan gara gara gue Binn," lirih Ara.
"Sumpah demi apa? Cuma kayak gitu diDO?" tanya Bintang.
Ara mengangguk lalu mengajak Bintang kekantin untuk membeli minuman hangat agar tubuhnya lebih segaran. "Yuk, gue traktir." saut Bintang.
•••
Sama seperti kebanyakan siswa dikoridor, siswa yang ada dikantin menatap Ara sinis dengan gunjingan yang menusuk tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERMAGA [END]
Teen Fiction- Tempat Berlabuhnya Wanita Wanita Cantik - Dermaga Abimana anak kepala sekolah sekaligus kapten basket di SMA Angkasa. Sedangkan ada anak kelas sepuluh bernama Kiara yang menaruh hati kepada Dermaga dan menantang dirinya untuk mendapatkan hati Der...