51. NANTI MALAM PARTY

1.2K 66 19
                                    

Dengan senyum bahagia, Dermaga berlari mendekat ke cewek yang terduduk di kursi roda, Kiara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan senyum bahagia, Dermaga berlari mendekat ke cewek yang terduduk di kursi roda, Kiara. Dermaga kira, Ara tidak bakalan datang menonton pertandingannya. Tapi semua itu salah, kini tepat dihadapannya sekarang adalah pacarnya yang dia tunggu kehadirannya.

Dermaga menatap Ara tajam, mengabaikan timnya yang sedang lompat-lompat kegirangan ditengah lapangan atas kemenangan yang mereka peroleh. "Araa, aku kira kamu nggak bakal dateng," lirih Dermaga.

Ara ternsenyum, tatapanya beralih ke kedua tangannya yang digenggam kuat Dermaga. "Masa pacarnya tanding, aku enggak datang sih." Jawab santai Ara.

Dermaga terkekeh, kini pandangannya beralih ke cowok yang bersama Ara kali ini, Atlanta. Dermaga tersenyum, "Thanks, Ta." Ucap Dermaga tulus.

Melihat hanya Atlanta yang diberi ucapan, Bintang sedikit kesal. "Sama-samaaa!" Sindir Bintang tajam. Dermaga menoleh kearah samping tepat kearah cewek yang melipat kedua tangannya didepan dada.

"Hehe, Thanks juga Bin."

Bintang hanya membalasnya dengan senyuman lalu memalingkan wajahnya malas. "Habis ini Lo mau kemana?" Tanya Bintang tiba-tiba.

Dermaga menggeleng, dia tidak tahu ingin kemana setelah pertandingan ini. "Nggak kemana-mana, emangnya kenapa?" Tanya Dermaga heran.

Bintang mengangkat kedua bahunya bersamaan, "Enggak cuma nanya doang," jawab Bintang santai.

"Aga, Agaa!" Panggil Ara.

Dermaga kembali mengalihkan atensinya kepada orang yang duduk di kursi roda itu. "Kenapa?" Tanya Dermaga. Ara tersenyum lebar, kedua tangan cewek itu memegang pundak Dermaga kuat.

"Ara udah bisa jalannnn," girangnya.

Bintang menoleh kearah sumber suara, atensinya berpindah ke gadis disampingnya. "Araa! Jangan aneh-aneh yaa, nanti gue yang kena omel tante." Peringat Bintang.

"Ara udah bisa, Binnn!" Serunya.

"Lihat, nih." Ucap Ara percaya diri.

Kedua tangan Ara memegang pundak Dermaga untuk dijadikan tumpuan ia berdiri. Dengan tertatih, Ara mencoba bangun dari kursi bewarna hitam itu. Langkah kakinya mulai menapak dilantai.

Dengan Dermaga yang ada didepannya, Ara percaya diri untuk melangkahkan kakinya lebih jauh. "Tuh, kann! Ara tuh udah sembuh!" Serunya bak anak kecil.

Dermaga yang masih memegangi kedua tangan Ara dari depan mulai tersenyum setelah melihat progres kesehatan Ara yang mulai membaik. "Lepasin ,Agaa! Ara mau coba jalan sendiri." Ucapnya.

"Tapiii—"

Dermaga melihat kebelakang, tepatnya kearah cowok yang masih memegangi gagang kursi roda milik Ara. Atlanta menatap Dermaga, lalu mengangguk. Melihat Atla menyetujui ini, Dermaga perlahan melepaskan genggamannya dan membiarkan Ara jalan sendiri.

DERMAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang