41. DINDA GILA

1.3K 98 47
                                    

Dengan wajah datarnya seorang cewek yang tangannya baru saja sembuh dari peristiwa yang mengakibatkan Dhito, sahabat Ara dikeluarkan dari sekolah itu menatap Ara tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan wajah datarnya seorang cewek yang tangannya baru saja sembuh dari peristiwa yang mengakibatkan Dhito, sahabat Ara dikeluarkan dari sekolah itu menatap Ara tajam.

Ara tak mau mencari masalah dengannya lagi, sudah cukup semua itu Ara terima. Semua rasa sakit, kecewa dan juga malu. "Ish!" rancau Ara saat tangan kirinya ditarik Dinda kasar.

Usahanya untuk mengabaikan ternyata sia-sia, "Lepasin! Gue udah nggak mau ada urusan sama lo lagi ya!" seru Ara mencoba melepaskan tangannya.

"Tapi lo masih ada urusan sama gue." ucap Dinda yang melepaskan genggamanya. Kini cewek itu menyilangkan kedua tangannya didepan perut.

Alis Ara sedikit mengenyit tetapi sebelum Ara membalas ucapan Dinda, dengan cepat Bintang menarik Ara untuk pergi dari tempatnya bediri.

Sial! Ternyata dari arah berlawanan ada rekan Dinda, dengan rambut lurus teurai gadis itu mencegah mereka berdua untuk melarikan diri. "Minggir nggak!" seru Bintang.

"Mau kemana? Kalau mau pergi, pergi pergi aja sendiri enggak usah ngajak cewek itu!" ucap Elina.

Ara melepaskan tangannya dari genggaman Bintang. Gadis itu ingin tahu apa yang membuat Dinda berkata jika urusan mereka belum selesai.

"Mau apa lo?"

Dinda terkekeh, "Mau apa? Hah!" ucapnya. "Lo udah ngerebut segalanya dari gue! Dan lo masih tanya mau apa?!" tanya Dinda tajam.

"Gue nggak ngerebut apa apa dari lo, apa yang gue rebut?" tanya Ara penasaran.

Dinda terkekeh sinis, dia merogoh saku kanannya dan mendapati sebuah pisau lipat digengaman gadis itu sekarang. "Rebut apa?!" tanya Dinda memastikan.

"Pacar gue lo rebut, semua popularitas gue lo jatuhin, nama gue udah nggak sebersih dulu itu karena lo!" serunya memainkan pisau ditangannya.

Ara sedikit menghindar setelah tahu Dinda membawa benda tajam kesekolah. "Gilak lo ya! Mau lo apaakan pisau itu?" tanya Bintang kesal.

"Pisau apa? Oh ini?" tanya Dinda dengan nada aneh.

"Mungkin ini hari keberuntungan Kiara Putri Amoorta, so say thanks to me," ucap Dinda melangkah mendekat.

Ara tahu apa maksud Dinda, perlahan langkah mereka berdua mundur untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. "Udah seminggu lebih gue ngerasain sakit gara-gara sahabat lo, lo tau itu?" tanya Dinda.

"Sedangkan lo? Malah enak-enakan pacaran sama pacar gue," sambungnya.

"Buang tuh pisau atau gue teriak!" seru Bintang. Memang tempat mereka bertemu terlihat sepi, mereka berdua ingin kabur tapi dihalang sama Elina.

"Teriak? Teriak aja, emang teriakan lo mempan?" ucap Dinda percaya diri.

"TOLONG! TOLONG!"

DERMAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang