"Ibu."
Tangan Sowon mencengkram kuat-kuat baju panjangnya, sorot matanya memerah hingga berkaca-kaca.
"Ibu, aku minta maaf."
"Pergilah."
"Aku akan pergi setelah Ibu memaafkanku. Aku, tidak akan bisa belajar dengan tenang."
Sowon tersenyum miring. "Kenapa tidak? Kau itukan jarang belajar di sekolah, iyakan?"
"Aku selalu belajar, Bu. Bahkan aku mewakili sekolah untuk olimpiade matematika."
Clak!
Air mata itu jatuh tanpa diduga, Sowon melemahkan cengkraman pada bajunya. Ia mendongak, menyeka air mata yang menjejak pada pipinya.
"Pergilah, kau bisa terlambat."
"Ibu sudah memaafkan aku?"
Sowon mengangguk walau ia tak berniat menatap ke arah Sinb. Sinb tersenyum senang mendengarnya, ia sudah siap untuk memeluk Sang ibu, namun dengan segera Sowon beranjak.
"Pergilah," ucap Sowon seolah tahu Sinb akan datang dengan pelukan.
Sinb menunduk. "Ya, aku akan berangkat."
"Ya, silakan."
"Omong-omong, aku menyayangi Ibu."
Sowon meraih korden dan meremasnya kuat-kuat, ia juga menggigit bibir bawahnya sebagai cara menahan suara. Begitu mata terpejam, air matanya jatuh berkali-kali.
"Ibu yang minta maaf, Sinb yya," sesal Sowon setelah terdengar suara pintu yang ditutup.
Begitu menutup pintu itu, Sinb disambut oleh Eunha dan Yuju. Dua bibi mudanya ini sekarang sedang memasang wajah cemas.
"Bagaimana? Ada yang luka? Gigimu masih sama? Matamu tidak hilang? Hatimu masih ada? Jantungmu masih berdetak?" Eunha bertanya-tanya sambil meraba-raba tubuh Sinb.
Yuju melotot. "Jangan bilang Sowon eonie mengambil jantungmu? Tidak, hatimu? Ginjalmu? Lidahmu? Pita suaramu?"
"Aish, kenapa?!"
"Kau tak apa?" tanya keduanya kompak.
Sinb menghembuskan napas lega. "Semua baik-baik saja, jangan khawatir."
Eunha dan Yuju kontan memeluk Sinb, membuat si pemilik tubuh langsung saja meronta ingin dilepaskan.
"Hentikan, aku bisa terlambat naik bus!" kata Sinb.
"Tidak apa-apa, kau bisa naik—"
"Jangan aneh-aneh, Yuju!" Eunha memotong, tahu betul niat aneh Yuju.
"Yah~ padahal aku akan membawa Sinb dengan sepedaku," kata Yuju.
"Sudahlah, aku berangkat sekarang, ya!" pamit Sinb.
"Jalan-jalan di hati!" teriak Yuju sambil melambaikan tangan.
Plak!
"Eunha eonie, kenapa?!" sewot Yuju karena Eunha memukulnya.
"Hati-hati di jalan!" peringat Eunha.
"Tidak!!! Itu terbalik!" kata Yuju bersikeras.
"Aish, bodoh sekali!"
"Apa?! Apa kau bilang barusan?!"
"Hiya!!!"
Dan terjadilah aksi saling menjambak satu sama lain, Eunha dan Yuju sama-sama keras kepala, tak perduli bahwa suasana pagi ini sebenarnya sedang tidak baik. Pintu kamar Sowon terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Daughter Too || Gfriend
Fanfiction[COMPLETED] "Ibu, aku tidak pernah merasa iri jika dia menjadi adikku. Tapi, bisakah Ibu melihat ke arahku? Aku juga putrimu." [06-09-21] #3 in Yerin [18-09-21] #1 in Sowon [03-11-21] #1 in Sinb [06-11-21] #3 in Sadending [31-12-21] #2 in Gfriend No...