Pukul 00.00 Sinb terbangun karena dia merasa lapar, dia juga baru menyadari bahwa dirinya sedang tidur dengan posisi duduk. Biasanya dia bisa mengontrol diri, setelah selesai dengan belajar dia akan pergi ke ranjangnya. Tapi entah dengan malam ini, dia tidak bisa mengendalikan rasa kantuknya.
Beranjak sambil menghembuskan napas berat, ia juga tidak lupa untuk mengusap perutnya yang datar, di dalamnya pasti banyak yang berdemo. Entah harus bagaimana cara Sinb mengisi dan memberhentikan demo di dalam sana, tetapi keputusan Sang ibu tentang tidak adanya makan malam, membuat ia harus pandai menahan.
Sinb menarik napas dalam-dalam, kemudian membuangnya dengan perlahan. Tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan begitu lemah ketika berhadapan dengan ibunya. Padahal, dia tipikal gadis yang pemberani dan mudah untuk marah.
Tetapi lain ketika ia berhadapan dengan Sowon, ia menjadi gadis lemah yang penurut. Seperti, ia enggan mencoreng dirinya dengan sifat keras kepala yang ia miliki.
Setelah memikirkan beberapa pertimbangan, pada akhirnya Sinb keluar dari kamar. Dia menatap keheningan serta kegelapan. Tidak berani pergi dalam gelap, dia memutuskan untuk masuk ke kamar Yuju.
"Bibi Yuju," panggil Sinb setengah berbisik.
Tidak ada jawaban dari pemilik kamar, Sinb lantas menyalakan tombol lampu untuk mengusik si pemilik kamar ini. Dan benar saja, Yuju kontan terusik, keningnya sampai mengernyit karena rasa tidak nyaman atas lampu menyala di malam begini.
"Ya ampun, apa aku lupa mematikan lampunya?" tanya Yuju serak, ia pun beranjak duduk.
"Bibi Yuju," panggil Sinb memelas.
"Yak!" Yuju kontan berteriak.
"Sssttt, aku lapar, apa kau bisa mengantarkan aku ke dapur? Di luar gelap, aku takut," pinta Sinb.
Yuju menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Iya-iya."
"Maaf mengganggu waktumu, ya?"
"Aku tahu kau belum makan apa-apa, jadi aku tidak marah."
Sinb mencebikan bibirnya. "Terima kasih banyak, Bibi~"
"Hmmm."
Sinb langsung meraih lengan Yuju, menggandengnya dan berjalan untuk pergi ke dapur. Yuju begitu sabar, bahkan ketika waktu istirahatnya harus terganggu oleh Sinb.
"Apa di dapur masih ada sisa makanan?" tanya Sinb cemas.
"Kita lihat saja nanti," jawab Yuju.
"Huh, aku benar-benar lapar."
Yuju celingukan begitu sampai di dapur, ia menyalakan tombol lampu dengan perlahan. Sinb mengernyit bingung, tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Yuju.
"Di mana Eunha eonie menyembunyikannya tadi, ya?"
"Menyembunyikan apa?"
"Sudah diam, ini juga demi kebaikanmu, Sinb."
"Baiklah."
"Ketemu!!!"
"Bibi kenapa kau berteriak?!"
Yuju terkikik. "Maaf, maaf aku tidak sengaja, hehe."
"Makanan? Ada makanan di bawah meja?"
Yuju menaik turunkan alisnya. "Ayo, makan di kamar!"
"Iya, iya ayo cepat!"
Yuju menghembuskan napas lega, kemudian dia memberikan jari jempolnya sebagai tanda sukses pada gadis yang menyembulkan wajahnya di sela-sela pintu itu. Iya, Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Daughter Too || Gfriend
Fanfiction[COMPLETED] "Ibu, aku tidak pernah merasa iri jika dia menjadi adikku. Tapi, bisakah Ibu melihat ke arahku? Aku juga putrimu." [06-09-21] #3 in Yerin [18-09-21] #1 in Sowon [03-11-21] #1 in Sinb [06-11-21] #3 in Sadending [31-12-21] #2 in Gfriend No...