"Aku sakit semuanya~" ungkap Sinb pada akhirnya.
Sowon dan Irene memalingkan pandangan ke sembarang arah ketika mendengar ungkapan menyakitkan dari Sinb. Secara spontan air mata Sowon jatuh, merasa tertusuk ribuan duri tajam pada bagian dada.
"Ibu, Sinb sakit."
"Sinb tidak sama lagi."
"Sinb tidak seperti dahulu lagi~"
"Ibu, Sinb tidak bisa terus seperti ini~"
"Ibu, Sinb benar-benar sedang sakit~"
Pecah sudah ungkapan yang sejak lama tertahan dalam dadanya. Sinb memukul-mukul bagian dada sebagai cara untuk melepas rasa sesak. Sowon mendekat, dia hendak memeluk tubuh putri sulungnya.
"Ibu, Ibu ada di sini, Sinb ah."
"Aku benar-benar merasa sakit~" isak Sinb ketika Sowon berhasil menariknya ke dalam dekapan.
Sowon melihat ke arah jam dinding yang menempel pada tembok, pelukan itu merenggang dalam waktu yang cepat. Sinb dan Irene menatap tubuh jangkung Sowon yang beranjak.
"Umji, Umji membutuhkan Ibu."
Sowon pergi tanpa mau melakukan apapun atau bersedia membantu Sinb. Dia meninggalkan ruangan itu dengan tergesa-gesa, membuat Sinb terdiam penuh luka.
"Sinb," panggil Irene.
Sinb mengerjap dengan lemah. "Ibu Bae."
"Ka-kau baik-baik saja?"
"Bisakah Ibu memberikan pelukan? Aku takut~"
Irene mengangguk, segera ia beranjak untuk memberi pelukan kepada salah satu muridnya. Meski Sinb sering membuat masalah, Sinb tetaplah muridnya.
Dan memeluk Sinb erat, membiarkan tangis Sinb semakin pecah di sana.
"Menangislah ... "
"Lepaskan rasa sakitmu ... "
"Jangan menahan rasa sesaknya ... "
Irene terus mengusap-usap punggung kepala Sinb, serta menaruh dagu runcingnya pada pucuk kepala itu.
"Aku benar-benar sakit~" isak Sinb dalam dekapan itu.
Sebenarnya siapa ibu kandungnya?
Sowon ternyata tidak pergi sepenuhnya, dia berdiam diri dengan perasaan hancur. Di depan sana, putri sulungnya sudah berada tenang dalam dekapan orang asing.
"Ibu, minta maaf, Sinb ah. Ibu benar-benar tidak bisa melihatmu, Ibu benar-benar minta maaf~" isak Sowon yang kemudian berbalik meninggalkan area ruangan tersebut.
Tangan Sowon menyeka air mata yang menjejak, langkahnya terburu-buru karena tidak mau ketinggalan acara olimpiade putri bungsunya.
SREKH!
BUKH!
Akkkkhhhhh!
Sowon menerima sebuah tarikan kasar, ia juga didorong hingga kepalanya terkantuk tembok. Wajah itu mendongak, Sowon menahan mati-matinya debaran karena jarak yang begitu dekat.
"Kau tahu akibatnya jika mengusik putriku, bukan?"
"Lepaskan!"
"Karena ulah putrimu yang sialan itu, sekarang putriku harus dirawat di rumah sakit!"
"Lepaskan!"
Pria Park mencekik leher Sowon sekuat tenaga, dengan penuh amarah dia menyorot tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Daughter Too || Gfriend
Fanfiction[COMPLETED] "Ibu, aku tidak pernah merasa iri jika dia menjadi adikku. Tapi, bisakah Ibu melihat ke arahku? Aku juga putrimu." [06-09-21] #3 in Yerin [18-09-21] #1 in Sowon [03-11-21] #1 in Sinb [06-11-21] #3 in Sadending [31-12-21] #2 in Gfriend No...