"Yerin ah."
"Aku pergi duluan, Eonie."
Sowon meraih lengan Yerin. "Hei, jangan seperti ini."
Yerin tersenyum. "Kenapa? Aku hanya akan pergi ke resto, Eonie. Kita bisa terlambat buka, apalagi Eunha sedang mengurus dia."
"Kau, baik-baik saja, 'kan?"
"Ya, tentu saja aku baik-baik saja."
Sowon mengangguk paham, dengan perlahan dia mengusap punggung tangan Yerin.
"Apa?" tanya Yerin bingung.
"Eonie minta maaf untuk kesalahan itu, Yerin."
Yerin tersenyum. "Eonie, aku berusaha untuk melupakan kejadian di masa lalu. Tapi, anehnya semakin aku mencoba melupakan, semakin aku terus terpuruk."
Sowon meraih tubuh Yerin, mendekap tubuh itu dan mengusap-usap punggungnya untuk memberi ketenangan. Tangis Yerin pecah begitu Sowon memberikan pelukan ini. Terasa sesak di dada, begitu sakit apabila diingat.
"Yerin, Eonie benar-benar minta maaf. Eonie tidak bermaksud malam itu, Eonie tidak—"
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, Eonie~" isak Yerin, memotong ucapan Sowon yang belum usai. "Kumohon bantu aku melupakannya. Rasanya aku benar-benar tidak menapak lagi, duniaku runtuh setiap melihat dia di sini, Eonie."
"Yerin ah, maaf tapi Eonie tidak mengusir dia begitu saja dari sini. Bagaimana pun dia darah daging Eonie," ucap Sowon penuh penyesalan.
"Kenapa kau melakukan hal ini kepadaku Eonie~" isak Yerin semakin menjadi.
Eunha dan Yuju menutup pintu kamar Sinb dengan perlahan, keduanya mendekat yang kemudian ikut berhambur memeluk.
"Aku tidak bisa terus seperti ini~"
"Aku takut~"
"Setiap melihat dirinya aku terus teringat hari itu~"
"Aku benar-benar ingin melupakannya~"
"Kumohon~"
Pelukan itu semakin erat, tangis Yerin pun semakin pecah. Sepertinya ada masa lalu yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Kisah pilu yang begitu rumit untuk diceritakan.
"Eonie minta maaf, Yerin," sesal Sowon.
"Aku mungkin bisa memaafkanmu, tapi aku tidak bisa menerima hadirnya, maaf."
Sinb berdiri di ambang pintu kamarnya dengan perasaan bingung, baru kali ini dia melihat keempat bersaudari itu berpelukan.
"Ibu," panggil Sinb dengan suara beratnya.
Pelukan itu merenggang, serentak menyeka air mata yang menjejak. Sinb berjalan pelan menghampiri, menatap satu persatu orang terdekatnya yang masih tinggal bersama. Sowon si pemersatu pastinya, sebagai yang tertua ia mengurus ketiga adiknya.
"Ibu, bisa mengantarkan aku ke rumah sakit?" tanya Sinb.
Sowon menatap Sinb kosong, sedang Yerin malah memalingkan pandangan ke sembarang arah. Semua terasa aneh bagi Sinb, meski terbiasa dengan sikap Sowon dan Yerin yang tak pernah berubah. Selalu seperti ini.
"Pergi dengan Yuju saja," kata Sowon.
"Tapi aku mau bersama Ibu," ucap Sinb setengah memohon.
"Jangan manja! Lagipula kau hanya demam, Sinb."
"Aku pergi duluan," pamit Yerin setelah dirasa siap pergi.
"Eonie, aku libur bekerja hari ini, ya? Biar aku yang mengantar Sinb," sahut Eunha menawarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Daughter Too || Gfriend
Fanfiction[COMPLETED] "Ibu, aku tidak pernah merasa iri jika dia menjadi adikku. Tapi, bisakah Ibu melihat ke arahku? Aku juga putrimu." [06-09-21] #3 in Yerin [18-09-21] #1 in Sowon [03-11-21] #1 in Sinb [06-11-21] #3 in Sadending [31-12-21] #2 in Gfriend No...