"Minum obat dulu, ya?"
"Tidak. Aku mau dengan Sinb eonie."
"Kenapa? Ibu ada di sini, sebaiknya minum obatmu dan selesai."
"Aku bilang aku tidak mau, Bu! Aku mau Sinb eonie ke sini."
Yerin melipat kedua tangan di bawah dada. "Kenapa kau begitu berharap kepadanya? Dia bahkan tidak perduli ketika mengajakmu pergi ke gedung tua itu."
"Dia tidak perduli? Tidak, aku tahu dia pasti mencemaskan aku. Dan untuk tadi malam, aku yang datang tanpa perintah siapa pun, apalagi Sinb eonie."
Sowon menaruh segelas air bening dan obatnya di atas nakas, ia meraih wajah Umji. Mengusap wajah itu dengan penuh cinta, memberikan senyuman paling hangatnya.
"Umji yya, kau tidak mau membuat Ibu cemas, bukan?"
Umji mengangguk.
"Minum obatmu dan beristirahatlah, mengerti?"
"Tapi Bu—"
"Mungkin dia sudah pergi sekolah, dia tidak akan datang ke sini."
"Benarkah?" tanya Umji sedih.
"Ya, dia tidak akan perduli kepadamu," ujar Yerin yang sejak tadi diam.
"Baiklah," ucap Umji. "Kalau begitu aku mau minum obatnya."
Eunha dan Yuju memasuki kamar Umji dengan langkah yang pelan. Keduanya sama-sama saling menyenggol, seperti ingin memberitahu tapi tak berani.
"Bicara saja denganku!" Yerin dengan segera membawa Eunha dan Yuju keluar dari dalam kamar Umji.
Sementara Sowon berhasil membuat Umji minum obat, maka kini Yerin mengantarkan dua adiknya untuk duduk di sofa.
"Ada apa?" tanya Yerin.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Yerin, Eunha dan Yuju malah saling menyenggol satu sama lain. Keduanya seolah tidak mau bicara karena tidak berani.
"Ada apa?" Yerin bertanya sekali lagi.
"Jadi begini," ujar Eunha. "Sinb ... dia batuk darah tadi, Eonie. Aku dan Yuju ingin memberitahukannya kepada Sowon eonie."
"Serius?" Yerin berkacak pinggang. "Kau serius? Tidak mengecek apakah di dalam mulutnya terdapat sesuatu?"
"Eonie, apa yang kau pikirkan? Menurutmu Sinb berbohong?" tanya Yuju tidak habis pikir.
"Coba bayangkan saja, orang sehat seperti dia tiba-tiba batuk darah. Apa masuk akal?" Yerin dengan keras kepalanya mencari celah.
"Bagaimana jika sebenarnya Sinb sakit?" tanya Eunha.
Yerin tertawa miris. "Jangan beritahu Sowon eonie tentang hal ini. Dia sudah cukup menderita melihat kehidupan Sinb."
"Kalau begitu aku berangkat."
"Sinb?!"
Eunha dan Yuju kontan beranjak saat melihat siapa yang ada di depan sana, Yerin pun berbalik atas keterkejutan kedua adiknya. Sinb ada di sana, dia datang dalam keadaan baik-baik saja.
"Aku akan berangkat sekarang," pamit Sinb dengan senyuman.
Yerin datang menghampiri, menahan langkah Sinb yang siap pergi. Dia meraih dagu Sinb, membuat Sinb kontan mendongak.
"Apa yang sedang kau rencanakan sekarang? Jangan mencoba untuk menghindari masalahmu, Sinb."
"Apa maksudmu, Bibi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Daughter Too || Gfriend
Fanfiction[COMPLETED] "Ibu, aku tidak pernah merasa iri jika dia menjadi adikku. Tapi, bisakah Ibu melihat ke arahku? Aku juga putrimu." [06-09-21] #3 in Yerin [18-09-21] #1 in Sowon [03-11-21] #1 in Sinb [06-11-21] #3 in Sadending [31-12-21] #2 in Gfriend No...