05. I'm Your Daugther Too

887 164 12
                                    

"Sowon eonie, ada apa?"

Sowon mengabaikan Yerin yang bertanya kepadanya, dia lebih memilih untuk terus menyeret Sinb hingga keluar dari resto. Sinb menghempas kasar cekalan itu, menatap Sowon dengan tatapan tidak habis pikir.

"Ibu aku hanya akan pergi ke suatu tempat untuk menenangkan. Aku tidak bisa langsung pulang dan beristirahat, hatiku sakit, Ibu melukai perasaanku."

Kedua tangan Sowon mengepal, bahkan napasnya sampai memburu sekarang. Melihat bagaimana tangan itu mengepal, Sinb menggelengkan kepala tak mau terjadi hal lebih buruk daripada kata-katanya yang menusuk itu.

"Ya, aku akan pulang," ucap Sinb mengalah.

Dan Sowon melemahkan kepalan tangannya. "Ya sudah."

Sinb berbalik, dia melangkah dengan gontai karena masih terus mendengar bagaimana ibunya mengakui tentang sebuah kenyataan, menyatakan bahwa ia malu mempunyai seorang anak seperti Sinb, dan ia yang menyesal telah membesarkan Sinb.

Sebelah tangan Sinb terangkat, ia menyeka air matanya yang jatuh begitu saja. Kemudian ia berjongkok, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Sowon masih berdiri, dia terdiam kaku melihat bagaimana putri sulungnya yang tiba-tiba saja berjongkok.

Sowon melihat ada sebuah mobil yang melaju tak terkendali dari arah kanan. Dan bodohnya, Sinb yang mengira jalanan sepi, malah berjongkok tepat di tepian jalan tersebut. Tidak berada di tempat pejalan kaki, tetapi tepian jalan sungguhan.

"KIM SINB MENEPI!"

SREKH!

BRUKH!

Menariknya di waktu yang tepat, membiarkan mobil kencang berlalu, serta menangkap tubuhnya dan melindungi kepalanya. Sowon, dia telah melakukan tugasnya sebagai seorang ibu, menyelamatkan putrinya dari maut. Karena jika Sowon tidak berlari dan menarik Sinb, maka kemungkinan kecelakaan itu akan terjadi.

"YAK! LAIN KALI MENETAPLAH DI TEMPATMU!"

Sowon menoleh ke sumber suara, ia mengusap kepala bagian belakangnya yang sedikit terkantuk di sana. Pemilik mobil itu kembali melajukan mobilnya, setelah melakukan pemberhentian hanya untuk mengomel.

"Sinb, kau baik-baik saja?" Sowon masuk ke mode cemasnya.

Sinb tak bergerak setelah ia ditarik dengan posisi kepalanya jatuh di atas lengan Sowon. Sowon menepuk-nepuk pipi Sinb, karena mata itu begitu kuat terpejam.

"Sinb, Sinb, Sinb kau baik-baik saja?"

Matanya bergerak, menahan agar tidak terbuka lagi. Sowon menatapnya cemas, ia lantas beranjak dan menaruh kepala Sinb di atas pahanya.

"Sinb yya, kenapa? Ayo bangun, ayo buka matamu," pinta Sowon ketakutan.

Yerin dan Eunha keluar dari dalam resto setelah mendengar teriakan orang tadi, keduanya terkejut saat melihat bagaimana Sinb berada dalam pelukan Sowon.

"Sinb, kumohon jangan seperti ini." Sowon memohon, ia mendongak dengan air mata yang jatuh begitu saja.

"Sowon eonie, bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?" tanya Yerin ikut cemas.

"Apa Sinb mengalami benturan? Apa yang membuatnya seperti ini, Eonie?" tanya Eunha kemudian.

Sowon memeluk kepala itu erat, kemudian Yerin memberhentikan sebuah taksi.

"Ayo masuk!" kata Yerin.

Dengan bantuan Yerin dan Eunha, Sowon berhasil memasukan tubuh kaku putrinya ke dalam taksi. Tentu bersama dia juga, yang kini menjadikan pahanya sebagai bantalan.

I'm Your Daughter Too || GfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang