"Eonie."
"Ya?"
"Aku mengantuk."
"Ayo kita pulang kalau begitu."
"Ya."
Sinb meraih lengan Umji, dia tidak tega jika melihat Umji harus berjalan kaki. Melihat mata yang sayu itu, rasanya Sinb tidak akan membiarkan Umji berjalan kaki begitu saja.
"Hentikan."
"Ya?"
"Biar aku menggendongmu."
Umji yang berada dalam kondisi setengah sadar pun menganggukan kepalanya. Sinb berjongkok sedikit, kemudian Umji naik ke punggungnya. Setelah siap pergi, Yuju tiba karena takut sesuatu terjadi dengan Sinb, apalagi tempatnya yang memungkinkan orang bunuh diri.
Dan Sinb mengangkat sebelah tangannya, menutupi bagian bibir itu menggunakan jari telunjuk. Yuju mengangguk paham, meski dari raut wajahnya dia masih panik.
Mereka memutuskan untuk menuruni gedung tua itu bersama, Yuju berada di belakang untuk mengawasi Sinb dan Umji. Setelah keluar dari dalam gedung itu, mereka langsung memasuki taksi yang mengantarkan Yuju ke sini.
"Yak! Kenapa kau memilih tempat itu?" Yuju mengomel tetapi dengan bisikan.
Sinb lagi-lagi menjawab dengan menutupi bibirnya dengan telunjuk. Ia lantas menyandar pada kursi mobil, melipat kedua tangan dan akhirnya memejamkan mata. Yuju pun mau tidak mau diam terlebih dahulu, duduk menghadap ke depan karena ia kebagian duduk di bangku samping kemudi.
Di pertengahan jalan Yuju menoleh karena melihat raut wajah Sinb yang tidak nyaman.
"Sinb," panggil Yuju.
"Hmmm?" balas Sinb tanpa berniat membuka matanya.
"Tidurnya nanti saja, ya? Jangan memaksa di sini," ucap Yuju.
Sinb menggigit bibir bawahnya cemas, hal itu membuat Yuju semakin takut. Karena tidak lama, darah keluar dari lubang hidungnya.
"Sinb kau mimisan!" ujar Yuju memberitahu.
Sinb segera membuka mata, kemudian ia mendongak, kedua tangannya bergerak mengambil tisu dari dalam tas ransel.
"Tisuku habis, Bibi!"
"Habis?" Yuju bertanya tidak habis pikir. "Eum, Pak saya minta tisu ini, ya?"
"Oh? Silakan, silakan ambil saja!"
Yuju menarik beberapa lembar tisu yang tersedia di sana, ia lantas memberikannya kepada Sinb. Sinb melintirkan tisu tersebut guna pas dengan hidungnya, memasukannya dan segera menurunkan wajah itu.
"Selesai!" kata Sinb sambil mengedipkan matanya.
"Sinb yya," panggil Yuju cemas.
"Tidak apa-apa, Bibi. Ini hanya sedikit hadiah, karena aku kelelahan tadi," ucap Sinb dengan senyuman.
"Tapi, apa yang membuatmu lelah?"
Dan barulah Sinb menyadari, bahwa dia tidak pantas tersenyum sekarang. Dia yang harus meninggalkan sekolah untuk tiga hari ke depan, serta mundur dari olimpiade tanpa sebuah pembicaraan terlebih dahulu. Pantaskah dia tetap tersenyum?
"Aku diskors, Bibi."
"APA?"
Sinb melotot terkejut akibat teriakan dari Yuju, beruntung Umji tidak bangun dan hanya terusik untuk menyandarkan kepalanya di bahu Sinb saja. Yuju membungkam mulutnya, dia menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Daughter Too || Gfriend
Fanfiction[COMPLETED] "Ibu, aku tidak pernah merasa iri jika dia menjadi adikku. Tapi, bisakah Ibu melihat ke arahku? Aku juga putrimu." [06-09-21] #3 in Yerin [18-09-21] #1 in Sowon [03-11-21] #1 in Sinb [06-11-21] #3 in Sadending [31-12-21] #2 in Gfriend No...