04•

10.4K 1.3K 129
                                    

"Sial. Aku lelah." Gumam Draken, cairan merah lekat mengalir dari kepalanya, pandangannya mulai kabur.

Ia telah menghajar setengah dari anggota Moebius, namun mereka terus berdatangan, tak ada habisnya.

Y/n dan Emma berdiri mematung di bawah payung, menyaksikan Draken menumbangkan satu-satu dari mereka.

"Oh, tidak. Sepertinya tenaga Draken sudah habis," ucap Y/n khawatir, "Emma," ia menoleh, "aku harus membantu Draken."

"Jangan, Y/n! Mereka berbahaya!" cegah Emma.

"Draken dalam bahaya, kalau aku tidak membantunya, ini akan fatal. Pegang ini," Y/n menyerahkan payungnya ke Emma, menatap kimono yang ia kenakan, "maaf ya Emma, nantiku belikan yang baru."

SREEEK! SREKKKK!

Y/n meraih ujung rok kimononya, lalu di robek perlahan mencapai bagian paha, ia lakukan di kedua sisi agar lebih mudah bergerak. Kemudian tangannya meraih sumpit yang menahan sanggulan rambutnya, membiarkan surai panjang hitamnya terjatuh bebas.

"Kau tunggu disini," Y/n menatap Emma lekat, "hubungi anggota Toman yang lain."

Mengambil napas yang dalam, ia kemudian melangkah masuk ke pertempuran. Gadis itu berlari menghadang seseorang yang mencoba menyerang Draken menggunakan tongkat baseball lagi dari belakang, dengan cekatan tangannya berhasil menahan pukulan tongkat itu, menimbulkan suara yang nyaring.

BUGGH!

"Beraninya pakai senjata." Y/n merebut tongkat itu, lalu ia ayunkan tongkatnya sampai mengenai pelipis si lawan. Sangat keras, sampai sang lawan tak sadarkan diri lalu gadis itu melempar tongkatnya ke semak-semak.

Draken yang baru menyadari kehadiran Y/n di belakangnya, terkejut, "Y/n! Aku bilang jangan ikut campur!"

"Tutup mulutmu, Draken! Kau mau mati? Lihatlah keadaanmu, kau tidak bisa melawan mereka sendirian!" serunya, Y/n berdiri di samping Draken yang terduduk, darah segar masih mengucur dari lukanya.

"Kalau sampai terjadi sesuatu padamu, Mikey akan mengamuk." Lirih Draken, napasnya terengah-engah.

"Mikey urusan belakangan."

"Nona cantik sepertimu mau berdansa juga, ya?" sahut salah satu anggota Moebius, yang disambut gelak tawa oleh kawan-kawannya.

Y/n mengulas senyum sinis.

Sorot mata gadis itu fokus menatap tajam lautan putih di depannya, menyorot mereka satu persatu, sampai pandangannya terhenti kepada Pehyan yang berdiri di tengah mereka.

"Peh! Kau berani melawan Mikey?" teriaknya.

"Ini bukan urusanmu, Y/n. Jangan ikut campur!" Peringat Pehyan, ekspresi marah tak kunjung lepas dari wajahnya.

"Cih, brengsek." Bisiknya tajam.

Draken menarik lengan kimono Y/n kasar, "Mundur, Y/n."

"Tidak akan," jawabnya mantap, menghempas tangan Draken, "aku ingin membantu."

Gadis itu berjalan maju, seruan Emma dan Draken memanggil namanya tak ia gubris.

Penyerang pertama berlari dari arah kiri, melayangkan tinjunya membidik wajah Y/n yang berhasil ditangkap olehnya, kemudian lengan sang lawan ia pelintir melawan arah. Tanpa ampun gadis itu membanting tubuh pemuda itu dengan keras ke tanah lalu, KREK! ia patahkan lengannya.

"AARGH!" teriak pemuda malang itu.

Y/n menatapnya, "Sakit? Kasihan." Bisiknya datar.

Kemudian mereka berlari, menyerangnya dari segala arah, "Serang dia!"

Boy In Love | Mikey X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang