25•

7.8K 979 223
                                    

Maret 2018

"Hhuu... hhuu.."

"Tarik napasmu.. hembuskan.. Iya, bagus seperti itu, Y/n.. pelan-pelan saja," Izana berkata kepada sang Adik ipar, "Chifuyu, yang ini berapa durasinya?"

Chifuyu mendongak dari ponselnya yang sedang digunakan sebagai stopwatch, "60 detik, Izana-san."

"Kenapa Mikey... ugh, bel-um sampai.. juga?" Y/n bertanya sambil mengerang kesakitan.

Chifuyu harus mengorbankan lengannya untuk menjadi pelampiasan rasa sakit gadis itu, walau sesekali meringis juga karena cengkramannya sangat kuat.

"Mikey-kun sedang dalam perjalanan kesini bersama Draken-kun, Y/n-san. Mungkin sebentar lagi sampai." Chifuyu menjawab tenang sembari menyeka peluh pada kening gadis itu.

"Lama sekali! Dia tidak tahu apa Istrinya akan melahirkan!"

"Tenanglah, Adikku.. itu tidak baik untuk bayimu," tegur Izana, "aku akan coba telpon Mikey lagi, sebentar." Pemuda bersurau perak itu berjalan ke sudut ruangan untuk menghubungi Adiknya lagi.

"Hey! Takemichi! Kenapa kau melamun saja? sini bantu aku!" Chifuyu menyaut kepadanya.

Pemuda pirang itu tersadar dari lamunannya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali, "Eh- ini dimana?"

"Hha? apa kau bodoh? ini dirumah sakit!"

Takemichi menatap linglung area sekitarnya. Ia baru saja melakukan perjalanan kembali melalui waktu dari 12 tahun lalu, saat semuanya dirasa sudah selesai dan dalam jalur yang benar, pemuda itu berjabat tangan dengan Naoto untuk kembali.

Dari kelihatannya, Takemichi melakukan pekerjaan yang cukup bagus. Izana berada disana bersama mereka, hidup dan sehat. Tapi ia tidak bisa terlalu yakin, pemuda itu masih harus memastikan Hina hidup pada masa depan ini.

"Y/n-chan.. kau akan melahirkan?"

Sontak membuat gadis itu mendelik, "Kau buta? tidak lihat aku sedang menahan sakit seperti ini?!"

"Takemichi, kau ini kenapa sih?" Chifuyu menatapnya aneh.

"Eh- tidak.. tidak," ia mengeluarkan tawa kosong, "hm.. aku- aku hanya sedikit kelelahan."

Chifuyu mengangguk walaupun ia masih merasa ada yang aneh dengan sahabatnya, "Kalau begitu bantu aku," Takemichi menghampiri mereka, Chifuyu menyerahkan sehelai kain kepadanya, "ini pakai untuk mengelap kening Y/n-san, aku yang menghitung waktu kontraksinya."

Izana menutup telponnya dengan Mikey, kemudian berjalan menghampiri ranjang Y/n, "Mereka terjebak di dalam kemacetan, tetapi sudah dekat. Jadi kau tak perlu khawatir, ya."

Y/n mengulas senyum lemah kemudian berteriak saat kontraksinya terasa kembali, "Ugh! Hhuu.. hhuu.."

"Tarik napas.. buang.. tarik lagi.. buang.." Chifuyu menenangkannya.

"Kau mau minum, Y/n-chan?" tawar Takemichi, gadis itu hanya menggeleng.

"Izana-kun.. dimana Kei?" Y/n bertanya.

Izana mengambil tempat di ujung ranjangnya, "Aku menyuruh Kazutora membawanya ke area bermain dibawah, habisnya anakmu itu rewel sekali."

"Hmm, maaf... memangnya Kei itu siapa?" tanya Takemichi tiba-tiba.

Ketiganya melempar tatapan aneh kepada pemuda pirang itu.

Chifuyu menghelakan napas, "Kau aneh sekali hari ini, Sobat."

"Kau tidak ingat Keichiro? anak pertamaku, Sano Keichiro." Gadis itu menjawab, raut bingungnya tak kunjung terlepas.

"O-oh! Iya.. haha, aku hanya bercanda, Y/n-chan. Agar kau tidak terlalu tegang."

Boy In Love | Mikey X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang