23•

6.9K 1K 60
                                    

Mikey bersandar pada dinding dingin itu, kedua tangannya tersimpan rapi di dalam saku. Matanya tak beranjak dari wajah sang Kakak yang sedang terlelap.

Lampu yang menempel pada langit-langit berkelip-kelip menimbulkan suara nyaring pada atmosfir yang kosong. Pemuda pirang itu menegakkan tubuhnya saat mata Izana mulai mengerjap terbuka. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kakaknya terbangun.

"Izana..." panggil Mikey seraya berjalan mendekat ke arah ranjangnya.

Izana melirik kecil ke pemilik suara, "Apakah itu kau, Mikey?" lirihnya lemah.

SREEET

Mikey menempati kursi kosong di samping ranjang Izana, "Iya.. ini aku."

"Aku tidak mengira kau masih sudi untuk bertemu denganku.." ucap Izana kecil, "setelah semua yang telah terjadi."

Mikey menggelengkan kepalanya, "Aku sudah mengatakan sebelumnya kepadamu, Izana.. aku sudah memaafkanmu."

"Tetapi aku tidak pantas untuk dimaafkan, Mikey.." Izana mulai terisak, kedua matanya menatap lurus langit-langit, "aku menyakiti gadismu.. aku membunuh Adik kita."

Mikey membantah, "Itu semua terjadi karena pengaruh Kisaki, aku tahu itu."

"Tetap saja, seharusnya aku bisa mencegah semua itu-"

"Izana. Aku ingin memulai semuanya dari awal, melupakan apa yang terjadi pada hari itu dan memulai hidup baru bersamamu, Kakakku... Kau mau 'kan?"

Isakan Izana menjadi saat mendengar perkataan Mikey kepadanya, bagaimana mungkin ia masih bisa dimaafkan?

Izana mengulurkan tangan ringkihnya kepada pemuda pirang itu, Mikey segera menyambut ulurannya.

"Iya.. aku mau itu. Terima kasih, Mikey." Ucap Izana tersenyum di sela tangisnya.

Mikey mengeluarkan tawa kecil, "Sama-sama."

Dreet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dreet.. Dreet..

Mikey mengeluarkan ponselnya dari saku jaketnya, menatap bingung nama yang terpampang di layarnya.

"Angkatlah, sepertinya penting." Perintah Izana.

Mikey mengangguk kemudian keluar dari kamar itu, "Sudah, Mikey?" tanya Draken yang terduduk di bangku area tunggu di luar kamar Izana.

"Sudah, Ken-chin.. sebentar aku angkat telpon ini dulu." Mikey berjalan menuju sudut koridor rumah sakit.

"Halo- Eh, Bibi kenapa menangis?"

"Hha?! Y/n tidak ada di kamar?!"

"Sudah dicari di area rumah sakit?"

"Baiklah.. aku kesana sekarang, Bibi jangan menangis, ya."

"Tunggu aku."

Mikey menutup telponnya terburu-buru, ia berjalan menghampiri Draken.

"Ada apa, Mikey?" tanya Draken ketika melihat wajah panik sahabatnya.

Boy In Love | Mikey X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang