Percakapan aneh yang terjadi kemarin bersama Draken masih terekam jelas di benak Y/n. Rasanya mustahil jika ia bisa jatuh cinta dengan Mikey. Pemuda cebol menyebalkan yang tidak pernah berhenti membuatnya kesal. Tetapi kalau dipikirkan lagi tidak ada penjelasan yang masuk akal atas apa yang Y/n lakukan kemarin, selain fakta itu.
"Sepertinya kau sedang jatuh cinta dengan Mikey."
Kata-kata sialan itu terus mengulang di kepalanya bagaikan tape rusak, membuatnya tersentak setiap kali mengingatnya.
"Aku tidak mau..." gumam Y/n, mencoret kasar buku di depannya.
Y/n memegangi kepalanya yang terasa penuh, ia tak dapat berkonsentrasi dengan bacaan di bukunya, sedangkan beberapa menit lagi bel berbunyi, kelasnya akan mengadakan ujian.
"Fokuslah.. fokuslah.." ucap Y/n sembari memukul kepalanya tanpa henti.
Lalu gerakannya tersela, saat jemari dingin membalut pergelangan tangannya, "Hentikan." perintah suara pemuda pirang yang akhir-akhir ini ia hindari.
SREET!
Mikey menarik kursi kosong di sampingnya, jemarinya masih membalut rapi di pergelangan Y/n.
Ia memposisikan dirinya menghadap tubuh Y/n, jarak antar keduanya sangat dekat sehingga tercipta bara panas.
Ya tuhan, cobaan apa lagi ini?, pikir Y/n.
"Sedang apa kau disini? ini bukan kelasmu, Mikey." Y/n berkata setenang mungkin, meskipun detak jantungnya berkata lain.
"Memangnya kenapa?"
Y/n tidak menjawab, matanya terus terpaku pada buku di hadapannya, namun ia dapat merasakan sorot mata Mikey yang membakar sisi wajahnya, membuatnya semakin takut untuk menoleh.
Mikey menempelkan keningnya pada bahu Y/n, terdiam cukup lama dalam posisi itu, membuat gadis itu semakin panas-dingin.
"Aku minta maaf, Y/n." Ucap Mikey akhirnya.
"Apapun kesalahanku, aku minta maaf," semula genggaman ringan, kini Mikey menautkan jemari mereka bersatu, "aku tidak kuat kalau kau terus menghindariku."
Napas gadis itu tercekat, kemudian ia menemukan sedikit keberanian untuk menoleh. Ia hanya bisa melihat puncak kepala Mikey.
Helai rambut pirang itu.. oh, betapa ia ingin membelainya.
Mungkin draken benar, mungkin aku memang jatuh cinta kepadanya, pikir Y/n.
"Ken-chin sudah cerita kepadaku." Ucap Mikey lagi yang langsung membuyarkan lamunan Y/n.
"Hha? Ap-apa yang dia katakan?" tanya gadis itu panik.
Mikey mengangkat kepalanya, lalu menatap Y/n lekat.
"Dia hanya bilang kau sedang tertekan karena ujianmu, jadi kau sedikit lebih sensitif. Benarkah begitu?"
Y/n diam-diam berterima kasih kepada Draken karena telah memberikan alasan yang masuk akal, karena ia sendiri pun belum tentu mampu.
"Iya, bet-betul sekali karena itu, bukan karena yang lain." Y/n mengangguk dengan semangat.
Mikey menghelakan napas lega, "Jadi kau tidak marah padaku 'kan?"
"Tidak," Y/n mengerutkan dahinya, "harusnya aku yang meminta maaf kepadamu, Mik-"
"Tidak perlu.."potong Mikey, "berjanjilah padaku, jangan pernah lakukan itu lagi Y/n." Bisiknya.
Tatapan Mikey begitu intens, Y/n tersedot ke dalam obsidian itu. Ini adalah pertama kalinya ia menyadari iris mata Mikey tak hanya hitam pekat, namun ada pecahan kelabu di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy In Love | Mikey X Reader
RomanceA Tokyo Revengers Fanfiction. [Mikey X Reader] "Namaku adalah Mikey, aku adalah yang paling kuat disini, siapa namamu?" dengan nada sombong. Mata mungil Y/n berkedip beberapa kali, "Eum, Aku Y/n." "Salah! Itu bukan namamu!" seru Mikey. Y/n kebingung...