19•

7K 1K 84
                                    

"Hmmm.. sungguh memalukan."

Izana berdiri membelakangi berandalan-berandalan yang baru saja ia kalahkan. Jubah merahnya bergerak mengikuti terpaan angin malam itu, membuatnya tampak sangat kuat.

"Jadi seperti ini yang dikatakan paling terkuat?" ia mengeluarkan tawa kosong, "menurutku tidak, kalian semua lemah."

"Izana!" panggil Kakucho, "sudah lewat pukul 10, Toman tidak datang."

Pemuda dengan surau perak itu menoleh sedikit dari tempatnya berdiri, "Begitu, ya? mengecewakan sekali."

Shion Madarame menyaut, "Yah, mau bagaimana lagi? divisi Toman sudah kita acak-acak."

Mantan kapten divisi 5 Toman menimpali, "Mereka pasti sedang terpuruk sekarang, apalagi Mikey."

Izana merekahkan senyuman, membentangkan kedua tangannya lebar dengan kepala tertadah ke angkasa. "Dengan Tenjiku, kita akan mengendalikan semua kegelapan di Jepang," ucapnya lantang.

Kedua mata Izana terpejam, "Kita akan menghancurkan siapapun yang menghalangi jalan kita. Terutama kau, Mikey.." lanjutnya.

Kisaki yang memilih bungkam sedari tadi, akhirnya membuka suara, "Dia akan datang. Percayalah." Tatapannya tajam membentang luas ke kejauhan.

Ketua Tenjiku itu menoleh kepadanya, "Maksudmu apa?"

"Shh!" Kisaki menempelkan jari telunjuknya ke bibir, "dengarkan."

Deruan langkah berat membentur tanah terdengar lantang menembus suasana malam. Kawanan seragam hitam datang dengan wajah ringas mereka.

Takemichi berjalan di depan memimpin pasukan dengan Chifuyu setia berdiri di sampingnya.

"Toman datang!" Chifuyu berseru, "bersiap semuanya!"

"Hari ini aku yang mengambil kepemimpinan perang! Namaku, Shion Madarame!" ucapnya dengan sombong, "siapa yang berani melawanku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini aku yang mengambil kepemimpinan perang! Namaku, Shion Madarame!" ucapnya dengan sombong, "siapa yang berani melawanku?"

Pehyan melangkah menghampiri Shion, "Akan kulawan kau," tantangnya balik, "Geng Tokyo Manji, kapten divisi ketiga, Ryohei Hayashi!"

"Akan kubunuh semua anggota Toma-"

BUGH!

"Berisik kau keparat!" teriak Pehyan seraya melayangkan tinjunya mengenai wajah lawannya.

Dengan satu pukulan saja Shion tersungkur menghantam tanah, membuat kedua geng terkesiap tak percaya.

"Takemichi.." Pehyan menoleh, "kuserahkan sisanya padamu."

Pemuda pirang itu mengangguk, sorotan matanya menajam, "Kalian siap?"

"Siap!" jawab anggotanya.

"Kisaki!" Takemichi menunjuk Kisaki yang berdiri di atas container baja, "kita akhiri semua, malam ini!"

***

Boy In Love | Mikey X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang