20•

7.5K 1K 158
                                    

DORR!

Pecah suara tembakan memekik angkasa malam. Semua pasang mata terbelalak menyaksikan adegan di depan mereka.

"AKKH!" Kisaki mengerang kesakitan, menatap ngeri lengannya yang berlubang.

Semua terjadi begitu cepat.

Beberapa detik sebelum Kisaki menarik pelatuknya, ikatan pada tangan Y/n ia longgarkan. Lalu secara cepat, gadis itu menarik ke bawah tangan Kisaki yang memegang pistol hitam itu kemudian dengan benda tajam yang ia sembunyikan, Y/n menusuk keras lengan Kisaki sangat dalam, sehingga menembus tulangnya.

Sayangnya, peluru itu tetap melayang.

Y/n terbaring lemah di tanah, mengerang kesakitan menangkup bahunya yang bersarangkan peluru.

Peluru yang seharusnya menempus kepalanya sekarang.

"Hhhu.. hhuu.." napas gadis itu memburu hebat.

"Y/n!" teriak Mikey.

Gadis itu terbaring lemah menatap langit-langit ruangan itu. Tubuhnya yang penuh luka terasa kaku. Entah sudah berapa lama ia terbaring di ruangan gelap itu.

Sepertinya sudah malam, pikirnya.

"Pasti Ibu sedang mencariku.." gumamnya sendiri.

Sedikit mengerang, gadis itu mengangkat tubuhnya dari lantai dingin itu. Menyandarkan punggungnya ke dinding kusam di belakangnya.

Ia tidak tahu apa yang terjadi di luar sana, tapi Y/n dapat mendengar jelas suara kegaduhan.

"Apakah pertarungannya sudah dimulai?" gumamnya lagi. Sejenak Y/n melirik jendela kecil yang terdapat disana.

Dengan langkah tertatih, gadis itu beranjak dari duduknya, lalu menghampiri jendela itu. Samar-samar ia dapat melihat penjaga menghadang pintu tempat kurungannya.

Rambutnya panjang, memakai masker.

Itu Sanzu, pikirnya.

Tangan ramping Y/n mencoba cela kaca jendela itu perlahan.

KRUKK

Walaupun agak kesulitan, akhirnya jendela berkarat itu berhasil dibuka.

"Sstt! Sanzu!" begitu cela tak terlalu besar itu terbuka, Y/n mencoba memanggil mantan wakil kapten divisi 5 itu.

Pemuda itu menoleh, dahinya mengernyit dalam, "Apa?"

Gadis itu mendelik, "Apa?! menurutmu apa?" desisnya kesal, "keluarkan aku cepat!"

"Tidak bisa." Jawabnya singkat. Ia kembali menolehkan pandangannya lurus ke depan.

Y/n menghelakan napas, "Aku pikir.. kita berteman, Sanzu.." lirihnya kecil, "kenapa kau menghianati Mikey?"

Sanzu menoleh ke arah gadis itu, menatap Y/n dalam diam, seolah-olah mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu.

"Kenapa, Sanzu?"

"Aku... tidak tahu." Jawab pemuda itu akhirnya.

Y/n mengulas senyum kecil, "Aku tahu kau adalah orang yang setia. Kau hanya terjebak disini karena Mucho. Ini bukan kemauanmu."

Sanzu kembali terdiam.

"Bantu aku. Keluarkan aku dari sini." Dari cara pemuda itu menatapnya, Y/n tahu pemuda sedang berperang dengan batinnya sendiri.

Boy In Love | Mikey X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang