Teriakan kedua tim berpadu satu memenuhi arena. Sekali lagi, hitam bertemu putih. Y/n berputar di udara, membidikkan kakinya yang berbalutkan boots tebal ke wajah lawan-lawan di hadapannya. 5 orang sekaligus tumbang. Mereka terjerembab ke tanah, wajah penuh dengan darah.
Ia terkekeh, "Untung saja aku pakai sepatu ini." Kemudian, Y/n kembali waspada, saat di hadapannya 2 orang pemuda berbaju putih berlari ke arahnya dengan tongkat besi di tangan.
Saat tongkat-tongkat itu diayunkan ke arahnya, Y/n merunduk jauh ke tanah, dengan lihai kakinya menjagal kaki mereka, sehingga terjatuh.
Memanfaatkan kelengahan mereka, Y/n bangkit lagi, lalu menggapit satu-satu kaki dari kedua pria itu. Lalu, Y/n berputar penuh ke arah kanan, sampai terdengar suara 'krekk' terdengar lantang. Mereka berteriak kesakitan, berputar-putar sembari memeluk kakinya yang sudah patah.
Jauh di atas sana, aksi Y/n tersebut menangkap perhatian salah satu dari Haitani Bersaudara. Ran menunjuk ke arah Y/n, bertanya kepada sang Adik, "Siapa perempuan itu?"
"Tak tahu, tetapi aku pernah mendengar rumor bahwa Mikey mempunyai kekasih. Bisa jadi itu dia, kenapa memangnya?" jawab Rin tenang.
Ran mengangguk pelan, "Perempuan yang menarik."
"Ya, tuhan. Kau memang kejam, Nyonya Sano." Mucho berkomentar dari sampingnya.
Y/n menyengir lebar, "Kau bisa saja, Mucho." Dari tempatnya berdiri, mata Y/n menangkap Takemichi yang tengah terbaring tak berdaya, musuh mengelilinginya.
Y/n berlari menghampiri Takemichi, namun Mitsuya sudah mendahuluinya, ia menendang tuntas sang musuh.
"Bodoh! Untuk apa kau kemari?!" Mitsuya mencengkram kerah baju Takemichi, ia menggeram, "kita di tengah pertempuran! Kau anggota divisi 2, 'kan?!"
"Mitsuya, sudahlah." Y/n melepaskan paksa tangan Mitsuya dari kerah baju Takemichi.
"Takemichi," Y/n meliriknya, "kalau kau tidak sanggup bertarung, pergilah ke tepi arena."
Takemichi menatap Y/n lekat, "Tidak. Aku bisa, Y/n-chan!"
Y/n mengulas senyuman, menepuk pelan bahu Takemichi, "Bagus sekali, Takemichi!" ia menoleh ke Mitsuya, "Ayo, kita bantu Draken, Mitsuya!"
"Hati-hati, Takemichi!" teriak Mitsuya menyusul Y/n yang sudah berlari ke arah Draken.
Memasuki pertengahan hari, banyak dari anggota Toman yang tumbang karena jumlah lawan yang lagi-lagi tak seimbang. Draken dan kapten-kapten divisi lainnya juga tampak kewalahan.
"Mitsuya! Y/n! Kalian baik-baik saja?" teriaknya.
"Yaa!" jawab mereka serempak.
"Musuhnya terlalu banyak." Ucap Draken.
Mitsuya menyaut, "Iya, Toman berjumlah 150 orang sedangkan Valhalla 300 orang. Kita sangat di rugikan."
"Apalagi, tubuh mereka besar-besar. Meski para petinggi mampu, aku tak yakin anggota kita bisa, Mitsuya." Y/n menambahkan, bersandar pada dinding besar di belakangnya, napasnya tak karuan. Ia menyeka darah dari pelipisnya yang sobek, menahan rasa lelah dan sakit. Tubuhnya dipenuhi luka dan lebaman.
"Y/n! Mitsuya! Bersiaplah." Perintah Draken, saat musuh kembali mengerumun. Kini mereka bertiga berdiri sejajar menghadapi seragam putih.
"Kita harus bisa menahan mereka." Ucap Draken tegas, yang di respon dengan anggukan oleh Y/n dan Mitsuya.
Ketika mereka sudah selesai mengambil ancang-ancang, suara teriakan Takemichi memotong.
"Rasakan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy In Love | Mikey X Reader
RomanceA Tokyo Revengers Fanfiction. [Mikey X Reader] "Namaku adalah Mikey, aku adalah yang paling kuat disini, siapa namamu?" dengan nada sombong. Mata mungil Y/n berkedip beberapa kali, "Eum, Aku Y/n." "Salah! Itu bukan namamu!" seru Mikey. Y/n kebingung...