Y/n menyeka peluh di keningnya kesekian kali. Di bawah teriknya matahari ini, dirinya tengah sibuk membantu sang Ibu membersihkan halaman rumah yang sudah lama tak di rawat.
"Panas sekali, Bu.." menggunakan punggung tangannya Y/n kembali menyeka keningnya, "apakah masih banyak lagi?"
Ibunya tersenyum, "Sebentar lagi nak, tinggal bersihkan yang di pojok itu saja." Yang di respon dengan anggukan oleh Y/n.
Y/n berasal dari keluarga berkecukupan, harta peninggalan sang Ayah mampu membiayainya dan sang Ibu dalam jangka waktu panjang. Namun, mereka hidup dengan sederhana. Ayah Y/n wafat saat ia berumur 6 tahun, kepergiannya membuat Y/n terpuruk sehingga sang Ibu memutuskan untuk mencari lingkungan baru untuknya. Lingkungan yang mempertemukan Y/n dengan Mikey dan yang lain.
Ayah Y/n merupakan pengacara terkemuka pada zamannya, semenjak ia kecil Ayahnya sudah menanamkan visinya untuk masa depan Y/n, yaitu untuk menjadi pengacara hebat sepertinya. Alasan itu juga yang membuat Y/n ragu untuk terlibat lebih jauh dengan Toman. Menurut Y/n, itu akan bertentangan dengan apa yang Ayahnya harapkan. Ia harus belajar dengan serius. Dan mencapai cita-cita sang Ayah.
"Ibu mau tambahkan air dulu, Ibu tinggal sebentar, ya." Ucap Ibu Y/n melenggang ke dalam dengan teko kosong di tangan.
Y/n mengangguk pelan, "Iya, Bu." Ia kembali melanjutkan pekerjaannya, menyapu sambil bersenandung kecil. Sesekali mengipaskan wajah menggunakan tangannya, keringat meresap pada kaus biru yang ia kenakan, membuatnya lembab.
Gerakan tangan Y/n terhenti, ketika sesosok pria yang ia kenal baik mengenakan jaket putih berjalan melewati rumahnya.
Baji Keisuke.
Manik emerald Y/n bergerak mengikuti arah jalannya. Y/n yakin Baji sempat melihatnya, tetapi ia terus saja berjalan. Kemudian, Y/n meletakkan sapu di tangannya, bergegas menyusul Baji.
"Baji!" panggilnya.
Ia terus berjalan, tak menggubris panggilan Y/n.
"Hey! Baji!" panggilnya lagi, lebih keras.
Sedikit kesal karena di acuhkan, Y/n berlari pelan mengejar Baji, "Keisuke! kau tuli?" ketika jarak tertutup, Y/n menarik kasar lengan Baji, memaksanya berhenti.
Baji memasang ekspresi datar, "Apa maumu? apa Mikey yang mengutusmu?"
Y/n tertawa hambar, "Tidak," jawabnya singkat, jaket putih yang Baji kenakan menangkap perhatian Y/n, kedua mata Y/n menerawang dari kepala sampai kaki Baji, "jadi.. kau anggota Valhalla sekarang, huh?" tanyanya dingin.
"Seperti yang kau lihat," ucap Baji, berdiri kikuk, enggan menatap Y/n, "apa yang mau kau bicarakan? cepatlah, aku tak punya banyak waktu."
"Kenapa?" tanya Y/n singkat.
Raut wajah Y/n tampak tenang, namun dinilai dari napasnya yang memburu, Baji tau Y/n sedang menahan diri untuk tidak menghajarnya.
Baji mengangkat bahu, "Jalan yang kupilih sekarang bertolak-belakang dengan Toman," ia menggeleng pelan, "urusi saja urusanmu, Y/n. Jangan ikut campur." Baji memperingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy In Love | Mikey X Reader
RomanceA Tokyo Revengers Fanfiction. [Mikey X Reader] "Namaku adalah Mikey, aku adalah yang paling kuat disini, siapa namamu?" dengan nada sombong. Mata mungil Y/n berkedip beberapa kali, "Eum, Aku Y/n." "Salah! Itu bukan namamu!" seru Mikey. Y/n kebingung...