Suara deruan motor Mikey memecah malam, dengan kecepatan penuh Mikey menancap gasnya menuju rumah sakit. Pikirannya berkecamuk, rasa khawatirnya melipat ganda.
Tolong bertahanlah, Ken-chin, pikir Mikey.
Begitu Draken di masukkan ke dalam ruang operasi, tangis Emma semakin pecah.
"Aku takut, Y/n!" Emma terisak di pelukannya, Y/n berusaha menenangkan Emma walaupun dalam hatinya perasaan takut yang ia punyai sama besarnya, "Jangan takut Emma, Draken kuat, ia pasti bisa melalui ini."
"Y/n-chan betul, kau jangan takut Emma-chan." Hina menambahkan.
"Takemichi! Draken bagaimana?" tanya Mitsuya berlari ke arah mereka, dengan Pehyan membututi di belakang.
"Lebih baik kita berbicara disana, Mitsuya-kun." Takemichi menggiring mereka ke lorong tak jauh dari sana.
Y/n melepaskan pelukan Emma, lalu mengambil tempat duduk saat ia sudah merasa tak dapat lagi berdiri. Tubuhnya kelelahan. Pikirannya kacau. Hatinya cemas.
Y/n menangkup kepalanya, menutupi wajahnya untuk menahan tangisan. Draken adalah salah satu teman terbaiknya. Banyak orang yang akan bersedih jika ia sampai tak selamat.
Kemudian terdengar beberapa langkah di depan Y/n, ia masih menutupi wajahnya.
"Ken-chin adalah lelaki yang selalu menepati perkataannya sedari dulu." Mikey berkata.
"Dia takkan mati disini, dia sudah berjanji padaku bahwa kami akan menguasai negeri ini," Mikey tertawa, "maka dari itu, Emma dan kalian semua, percayalah padanya."
Mikey melirik Y/n, berjalan menghampirinya, mengusap kepalanya lembut, "Kau tak apa?" berjongkok di depan Y/n.
Y/n membuka tangannya, menatap Mikey sendu, mengangguk kecil. Sorot mata Mikey jatuh ke sobekan rok kimono Y/n, alisnya mengernyit. Banyak pria disini.
"Mitsuya," panggil Mikey berdiri, "pinjamkan jaketmu."
Mitsuya melirik Mikey dan Y/n, mengangguk pelan, lalu ia melepaskan jaketnya, "Tangkap, Bos!" Mitsuya melemparkan jaketnya.
Mikey berdeham, "Pakai ini, sobekan rokmu terlalu tinggi." Mikey menaruh jaketnya di pangkuan Y/n, lalu mengambil tempat disamping Y/n, "kalian semua duduklah, kita hanya perlu menunggu sekarang."
Setelah apa yang terasa seperti berjam-jam, lampu tanda ruang operasi memadam, pintu terbuka. Semuanya bangkit dari tempat duduk, kecuali Mikey. Dua orang dokter berjalan keluar, "Nyawanya berhasil kami selamatkan," dokter itu berucap, "operasinya berhasil."
Tangisan kebahagiaan pecah mengudara, Takemichi bersorak. Mikey bangkit dari duduknya, lalu menghilang entah kemana. Y/n membawa Emma dan Hina ke pelukannya, menangis, "Syukurlah!"
Mereka bersorak gembira, Mitsuya terkekeh, "Ayo, kita kabari teman-teman yang di luar."
Namun Pehyan tak bergeming, "Aku malu menghadapi teman-teman yang lain."
Mitsuya menepuk pundaknya pelan, "Mereka akan mengerti kau melakukan ini untuk Pachin," ia menarik lengan Pehyan, "Jadi, ayo!" lalu mereka berlari ke depan.
Y/n menyadari Mikey yang tak berada lagi disana, lalu ia berdalih pergi ke toilet kepada Emma dan Hina walau sebenarnya ia ingin mencari Mikey.
"Pasti dia sedang menyendiri."
Y/n berjalan ke area belakang rumah sakit, mengarungi lorong-lorong kosong nan gelap. Sedikit menyeramkan, tetapi ia terus melangkah. Lalu ia menangkap figur Mikey tak jauh dari tempatnya berdiri, ia berdiam dengan kepala mendangak ke atas, menatap langit dengan tatapan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy In Love | Mikey X Reader
RomanceA Tokyo Revengers Fanfiction. [Mikey X Reader] "Namaku adalah Mikey, aku adalah yang paling kuat disini, siapa namamu?" dengan nada sombong. Mata mungil Y/n berkedip beberapa kali, "Eum, Aku Y/n." "Salah! Itu bukan namamu!" seru Mikey. Y/n kebingung...