4

534 87 4
                                    

Seokjin pov.

Pandangan mata dari seorang wanita yang beberapa hari ini berputar dipikiranku seperti dapat melumpuhkan tubuhku saat ini juga.

Kau harus melihat dirinya yang berbalut gaun indah sedang berdiri dihadapanku dengan wajah cantiknya. Ekspresinya yang dingin dan kepala yang tertegak sangat menandakan bahwa wanita ini bukan berasal dari kalangan biasa.

Kemudian kulihat ia dan laki-laki disampingnya; yang kukenal sebagai kawan lamaku, Gritti, kini menghampiriku dengan tangan mungil wanita itu sedang dituntun oleh kakaknya, persis sekali seperti setiap bangsawan Eropa pada umumnya.

"Sehzade Seokjin" kini Gritti memberikan salam kepadaku seraya menekuk lutut dan sedikit membungkukkan badan. Begitupun dengan wanita disampingnya.

Akupun membalas dengan anggukan kepala. 

Sebelum aku membalas ucapan sapaannya, Gritti terlebih dahulu memperkenalkan wanita disampingnya; yang sudah tak asing lagi untukku.

"Sehzade, akan aku perkenalkan adikku kepadamu, Signorina Irene Teresse"

Dan kulihat wanita itu tersenyum manis sembari sedikit menganggukkan kepala. Dan mata indahnya kini kembali bertemu pandang denganku.

"Selamat datang Signore Gritti. Dan selamat datang juga untuk Signorina  Irene. Aku harap perjalanan kalian tadi menyenangkan ". 

*Signore : sapaan untuk laki-laki dalam bahasa venesia
Signorina : untuk nona/ gadis

"Mari, kami sudah mempersiapkan tempat untuk kalian" Kemudian aku, bersama para aga-ku, dan mereka berdua, kini berjalan menyusuri taman untuk memasuki ruangan di istana gubernurku.

Ketika kami sampai di tempat jamuan untuk para bangsawan ini, mata kami disajikan dengan meja makan besar dengan banyak lilin bergaya Eropa, dan sudah ada dua pelayan didekat pintu, yang kuyakin hanya dengan satu perintahku, maka mereka akan membawakan sajian makanan yang telah diatur oleh Ibuku.

Dan seperti biasa, Valideku memang sangat bisa diandalkan untuk mengonsep jamuan bagi para tamu pentingku. Aku tidak pernah memintanya. Namun Valide salalu dengan senang hati melakukan ini setiap berkunjung ke istanaku.

Dan untuk sebuah informasi, Valide maupun Sultana manapun tidak berwenang untuk turut menghadiri jamuan seperti ini, kecuali dengan izin Sultan (jika diistana ibu kota) dan izin sehzade (di istana gubernur).

Karena aku sebelumnya hanya mengetahui kedatangan Gritti; tanpa adik perempuannya, sehingga aku menganggapnya sebagai pertemuan politik. Akupun tidak mengajak Valide dan Salma untuk mengikuti pertemuan ini.

Namun dengan kehadiran Signorina Irene, sepertinya ini bukanlah pertemuan seperti yang kemarin aku bayangkan.

"Silahkan duduk" 

Kini aku duduk di kursi utama meja makan ini, dengan kanan kiriku adalah si kakak dan adik tersebut. Sembari dengan sigap aku memberikan kode kepada para pelayan untuk membawakan hidangan untuk mereka.

"Kau tidak menulis disuratmu tentang maksud kedatangan kalian. Kau hanya berkata kau ingin membicarakan suatu hal yang sangat penting." Kini aku membuka pembicaraan.

"Sebelumnya, sehzade, apakah kau sudah mengetahui kabar kematian orang tua kami enam bulan yang lalu?"

"Aku telah mengetahuinya. Aku sampaikan perasaan dukaku untuk kalian"

"Dan aku yakin kau pun tahu, bahwa orang tuaku adalah mata-mata dinasti Savatan untuk kerajaan Venesia." Kini kulihat Gritti menjeda kalimatnya untuk menyesapi minuman yang telah terhidang didepannya.

The Golden Era [Jinrene & Bangtanvelvet] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang