Terdengar suara langkah anggun ditengah hening dan gelapnya lorong, yang hanya ditemani temeramnya cahaya obor itu. Dengan gaun sutera putih tanpa lengan-namun terhiasi juntaian renda tipis di kulit mulusnya, kini Irene berjalan tenang menuju kamar Sultannya tersebut. Oh dan jangan lupakan, surai indah hitamnya yang malam ini terkuncir setengah, pun ditambah hiasan-hiasan kepala yang terbuat dari emas dan berlian, seolah mampu mempoles kecantikan sang dewi Venesia.
Mereka semua menyebut jalan yang sedang dilalui Irene ini dengan nama the golden road atau jalan emas. Suatu jalan yang akan mengubah istana yang penuh intrik ini menjadi surgamu. Suatu jalan yang menuntunmu untuk bertemu dan merasakan eksistensi dari rasa cinta, kebahagiaan, serta akan membawamu kepada suatu kekuasaan yang sangat besar. Semua selir berlomba-lomba untuk menapaki jalan tersebut. Namun sayang, hanya Irene yang berhasil, untuk tidak hanya sekedar menapaki jalan ini, namun juga sukses menaklukan hati sang Sultan.
Ini bukan pertama kalinya ia mengunjungi kamar Seokjin, untuk hanya sekedar menemani sang Sultan yang berakhir dengan saling melepas rindu, bercengkrama, atau memanjakan putra-putri kecil mereka. Tapi tak mau berbohong, sudah terlampau sering--bahkan seolah kata sering saja tak cukup, bahkan selalu--malam mereka berakhir dengan suatu kegiatan bentuk penyaluran rasa cinta yang telah terbukti dapat menghasilkan penerus-penerus dinasti ini. Seolah memiliki tiga anak tak cukup bagi mereka.
Dalam budaya di abad ke 15, pada kehidupan mereka, memiliki banyak anak jika kamu adalah seorang Sultan dan Sultana, adalah suatu kebanggaan yang akan mengharumkan nama. Kebahagiaan dan Rasa cinta yang besar seolah tergambar dari kabar bahagia kelahiran anak Sultan disetiap tahunnya. Pun Kekuatan yang besar seolah turut terpancar ketika mereka berjalan diikuti anak-anak mereka dibelakangnya. Membuat siapapun di masanya, menatap mereka dengan pandangan takjub dan penuh hormat.
Tanpa terasa, sang haseki Sultana kini telah sampai didepan pintu kamar yang menjulang besar dan megah itu. Pintu yang akan membawanya, menuju suatu candu akan cinta dan perlakuan sang pria. Sudah berapa kali Irene dibuat mabuk kepayang akan pesona Seokjin yang tersalurkan melalui perlakuannya yang penuh afeksi dan kelembutan, bak dirinya adalah sebongkah emas yang Sultan itu selalu perlakukan dengan halus dan hati-hati.
Tangan cantik irene telah bersiap didepan pintu untuk mengetuknya. Senyum penuh gugup dan rasa berdebar telah terukir di bibir tipisnya, seolah peristiwa ini selalu menjadi yang pertama kali baginya. Namun, ia tak akan menyangka jika senyumannya kini luntur seketika, saat melihat seorang wanita yang sekarang berada dihadapannya, hendak keluar dari kamar Seokjin.
Seorang wanita cantik yang tunggu dulu, Irene sungguh mengenali wanita ini. Sangat-sangat mengenali dirinya.
Bagaimana tidak, ia adalah pelayan setia Irene yang telah mendampinginya semenjak hari pertama ia menginjakkan kaki di istana ini. Seorang wanita bernama Valeria, yang ia sudah anggap sebagai pelayan terloyal yang pernah ada. Bahkan tak jarang, Irene menghadiahi dirinya dengan banyak perhiasan dan menambahkan gaji wanita itu, karena ketelatenannya dalam melayani dan merawat Irene dengan sangat baik. Mungkin juga dapat dikatakan, Irene tak hanya menganggap si selir sebagai pelayan, namun juga seorang teman.
Haseki sultana Dinasti ini tidak akan menatap Valeria dengan penuh curiga, kalau saja wanita dihadapannya kini tidak berhias secantik dan semenawan yang ia tengah lihat, pun dengan gaun indah dan sedikit terbuka bak ingin menggoda sang Sultan. Tatapan irene menajam melihat keberadaan pelayan setianya itu.
Sedangkan Valeria, wanita itu hanya bisa menatap Sultana dengan gugup. Ia kini hanya menunduk seraya berjalan cepat meninggalkan ruangan. Dan tentu saja, Irene tak akan membiarkannya lolos begitu saja. Dirinya segera menyeimbangi langkah cepat sang pelayan, menarik lengannya erat untuk menghentikan langkahnya, dan memojokkannya di sudut lorong istana.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Era [Jinrene & Bangtanvelvet] ✔️
FanfictionHarta. Tahta. Wanita. 3 Kata yang menggambarkan kisah Seokjin bersama ke enam pengawalnya. Selamat datang di kehidupan Dinasti Savatan, tempat dimana Sultan dan Sultana memimpin generasi ini pada masanya. Tolong jangan terbutakan oleh kilauan berlia...