30

422 68 18
                                    

Semangat semangat semangat. Yuk bisa yuk pas ultahnya Seokjinnie, cerita ini menemui endingnya.

Why? Karena aku mau cerita ini berakhir di hari yang sepsial, yg mana bakal lebih bisa aku kenang (maaf lebay xD). Dan di ending itu akan jadi scene jinrene terfavorit nya aku. Jadi semoga 4 Desember bisa ke up ya~

Walaupun sebenernya aku sedih meninggalkan cerita ini bersama antusiasme kalian. 

Tapi aku berencana bikin extra part dan atau epilog. Apakah kalian mau?

So, tanpa berlama-lama lagi,

happy reading..

Musim semi di tahun itu telah menemui akhir waktu. Hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi, dan musim panas akan datang menyapa mereka semua.

Sudah banyak waktu yang berlalu, dan terlewat begitu saja tanpa sadar. Waktu seolah berjalan tanpa jeda, dan terasa cepat karena mungkin kita juga fokus untuk mengharapkan hari esok. Mengharapkan esok kesempatan baru akan datang, dan kita akan menggunakannya, sehingga jika di waktu ini kesempatan itu terlewat, mungkin diri ini tidak terlalu menyesal.

Setidaknya begitu yang Salma pikirkan. Sudah banyak masa yang terlewati, namun hati dan pikirannya masih saja memiliki banyak alasan yang membuat wanita itu belum juga membicarakan perkara dirinya dan Juma kepada Seokjin.

Bahkan Irene sudah pasrah dan membiarkan Sultana tersebut memilih jalannya sendiri, akibat sudah jengan mendengar ketidak siapan adiknya itu.

Dan kali ini, lagi-lagi untuk kesekian kalinya, Juma diam-diam meminta Sultana Salma untuk bertemu dirinya di tempat biasa. Tempat yang sudah bertahun-tahun ini menjadi tempat rahasia pertemuan mereka. Tempat dimana mereka berbalas kasih, akan tetapi setidaknya mereka masih mengetahui batasan-batasan yang mereka tidak boleh lakukan. Mengapa? Karena Salma tidak ingin Juma terkena masalah.

"Sultana.." Sapa Juma dengan tersenyum cerah.

"Kau sudah lama menunggu?" Balas Salma dengan tersenyum lembut.

"Ah, tidak. Walau harus menunggu 1000 tahunpun, aku akan tetap melakukannya untukmu"  

Salma tersenyum malu mendengar kalimat gombal Juma, yang entah sudah keberapa ratus kali, ia dapatkan semenjak menjalin hubungan dengan pria itu. Juma memang tipe pria yang suka melontarkan kalimat-kalimat manis dan memberikan banyak perhatian kepadanya.

"Aku merindukanmu"

"Bukankah kemarin siang kita bertemu?" Tanya Salma heran, namun bak sudah paham akan Juma yang hanya ingin membual.

"Karena waktu seolah tidak bergerak, saat kau jauh dariku, Sultana" Bahkan Juma kini mulai meraih kedua tangan snag Sultana, untuk ia kecup ringan, yang hanya seperti itu saja, berhasil membuat wanita dihadapannya tersipu malu.

Mereka terlalu fokus dengan momen kebersamaan diantara mereka, sampai-sampai tak sadar, jika ada seseorang yang tak sengaja melihat apa yang mereka lakukan. Dengan bergegas, seorang aga yang melihat itu segera berjalan menuju ruangan Seokjin.

"Tamatlah kau, Juma aga"

Ya. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti ia akan jatuh juga. Sepandai-pandainya Salma dan Juma menyembunyikan hubungan mereka, pasti akhirnya akan ketawan juga. Dan sialnya lagi, hubungan mereka diketahui oleh seseorang yang tidak menyukai Juma. Hei, bukankah didunia ini, walaupun kita sudah banyak melakukan hal baik, pasti akan ada saja celah untuk para pembenci?

.

.

.

Seokjin ditemani Namu dan Yohan, sedang berjalan disepanjang lorong, setelah selesai mengadakan pertemuan dengan duta besar Rutenia. Mereka akan meneruskan langkah, kalau saja tidak ada laki-laki yang kini, secara tiba-tiba menghadang jalan mereka.

The Golden Era [Jinrene & Bangtanvelvet] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang