14

496 76 3
                                    

Seperti biasa, selepas pekerjannya, Yohan akan berjalan menuju balkon untuk mencari hembusan angin malam laut Bosphorus, yang turut menghembuskan segala penat yang dialaminya hari ini.

Dengan mata kecilnya, Yohan memandangi laut biru yang memantulkan sinar rembulan diatasnya.

Ia menghirup nafas dalam-dalam. Udara dingin nan segar memasuki organ pernapasannya.

"Apa yang kau lakukan disini?" 

Suara jernih Wina sontak membuat dirinya kaget.

Dengan sigap ia segera menunduk hormat.

"Sultana"

Sultana tersebut hanya tersenyum kecil.

Kini netra Wina menelusuri pemandangan didepannya. Pemandangan favoritnya, yang menemaninya setiap malam bersama alunan biola kesayangannya.

Laut Bosphorus yang tenang. Suara deburan ombak laut yang kecil. Pemandangan kota-kota diseberangnya.

dan.. pemandangan Yohan yang berdiri di atas balkon.

Diam-diam, ia juga sering mengamati Yohan dari balkon kamarnya, sembari jemarinya memainkan alat musik biola secara merdu.

Namun malam ini, secara kebetulan, ia tertuntun untuk berjalan keluar kamar menuju balkon yang  Yohanpun juga sedang berada disini ternyata.

"Sangat indah bukan?"

hembusan angin menerpa anak-anak rambut kecoklatan milik wanita cantik tersebut.

Bahkan kulit putihnya sudah merona akibat dinginnya udara malam ini.

Yohan yang sedang mencuri-curi pandang kearah Sultana tersebut, tentu tanpa sepengetahuan Wina, kini terbuai akan pemandangan indah wanita itu.

"Ia, sangat cantik"

Wina segera mengalihkan pandangannya kearah Yohan yang membuat Yohan tidak sempat menundukkan kepala akibat pertanyaan Wina yang tiba-tiba.

"Indah aku atau lautnya?"

"Jawab cepat 1,2,3"

"Kau" Ke spontanan Yohan akibat lidahnya yang tidak sempat diberi pengarahan segera membuat pria ini merutuki dirinya sendiri.

Namun dirinya memang tidak berbohong. Wina memang selalu terlihat indah baginya.

Dan juga, bila ia menarik ucapannya, justru permasalahan lebih besar yang akan muncul.

Tidak Sultana. Lautnya yang indah, bukan kau. Woah, Yohan yang memikirkan konsekuensinya jika ia berkata seperti itu pun hanya bisa bergidik ngeri.

Sementara, hati Wina yang tidak karuan membuat Wina dengan tiba-tiba meninggalkan balkon tersebut.

Membuat Yohan kebingungan sendiri ditemani dinginnya udara laut bosphorus.

----

Tanpa terasa air mata bahagia sudah menggenang di pelupuk mata Irene. 

Hamil?

Ia akan menjadi seorang ibu?

Sungguh, ia tidak menyangka akan secepat ini. Bahkan ia juga tidak menyangka, ia akan mengalami takdir seperti ini.

Wanita Venesia yang beberapa waktu lalu masih merupakan seorang gadis biasa yang baru saja kehilangan orang tuanya, kini telah menjadi seorang selir kesayangan Sultan Dinasti Savatan.

Bahkan kenyataan bahwa dirinya mengandung saat ini, akan membuat semuanya berubah. Setelah anak ini lahir, Irene akan dinobatkan sebagai Haseki Sultana. Ia akan menjadi seorang Sultana, bukan hanya selir biasa.

The Golden Era [Jinrene & Bangtanvelvet] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang