22

468 74 22
                                    

Grek

Pintu perlahan terbuka, 

menampilkan seorang wanita yang hanya memperlihatkan sedikit wajahnya dari balik pintu.

Wajah polosan tanpa riasan--yang tentunya masih sangat Seokjin kenali.

"K-kakak?"

"K-kak Seokjin?"

"Kau kah itu?"

Dengan spontan Salma membuka pintu lebar-lebar, ingin memastikan apakah yang ia lihat benar-benar Seokjin, kakaknya.

Seokjin tidak bisa menyembunyikan senyum lega dan harunya.

"Salma, kau baik-baik saja?"

Tanpa perlu mejawab, Salma segera memeluk erat kakak laki-laki satu-satunya itu.

Saudara yang kemarin dikabarkan telah terbunuh,

yang diperkirakan tidak akan pulang kembali--kalau saja ia memilih untuk menyerah mempercayainya

kakak yang telah menggantikan peran ayahnya sebagai penjaganya, yang sudah hampir satu tahun ini tidak bertemu.

Dalam hati Salma sangat bersyukur, dan bernafas lega. Akhirnya ia dapat tidur nyenyak setelah ini.

Juma, Yohan, Jega, Theo, dan Wina yang menyaksikannya, hanya bisa tersenyum haru.

"kau baik-baik saja, Yang Mulia?"

kakak beradik tersebut kini saling melepaskan pelukan rindu mereka.

"Jangan pikirkan tentangku, bagaimana keadaanmu dan adik-adikmu?

kabar adikku?

kabar Irene dan anaknya?

Mereka masih hidup bukan?"

Salma tidak menjawab.

Ia,

hanya menyungginggkan senyum yang tidak bisa dibaca, sembari menarik lengan kakak nya tersebut untuk masuk kedalam rumah.

Salma yang tidak segera menjawab membuat ketakutan didalam hati Seokjin semakin menjadi.

Seokjin segera memindai seisi rumah, mecari keberadaan orang-orang tersayangnya.

Netra Seokjin sedikit terkejut, mendapati sang Valide--ibunya--dan kedua adiknya kini tengah terbaring pulas di ruang tengah, diatas sofa yang sangat sagat sederhana.

Entah apa yang membuat mereka tidur diluar kamar seperti itu.

Dengan langkah teratur dan perlahan, ia berjalan menuju ibunya terlebih dahulu.

Seokjin kini duduk di lantai, sembari mengelus tangan sang Valide.

"Valide, aku pulang"

"Valide"

Seokjin menepuk kecil bahu ibundanya, yang sontak membuat Nilufer terbangun.

Tidur diatas sofa yang tidak se empuk seperti diistana, sontak juga membuat para Sultana terbangun hanya karena gangguan kecil yang mereka dapatkan.

Valide, Jihan, dan Yasha terduduk sejenak, berusaha mengumpulkan kesadaran mereka.

Apakah ini mimpi?

Mereka dapat merasakan kehadiran Seokjin saat ini, bahkan mereka mendapati Seokjin yang kini tersenyum lembut.

Sekali lagi, apakah ini mimpi?

Namun ketika Nilufer merasakan kehadiran Seokjin melalui pelukan erat anaknya,

bahkan kini valide tersebut mencubit dirinya sendiri, untuk memastikan apakah ini mimpi,

The Golden Era [Jinrene & Bangtanvelvet] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang