Rasha segera melarikan diri dengan segenap tenaganya,hendak keluar dari menara ini.
Dengan gaun mewah panjangnya, wanita paruh baya tersebut terlihat kesulitan berlari karenanya.
Sudah tinggal beberapa langkah lagi ia menuruni anak tangga di hadapannya, dan
drep drep drep
ternyata kini Seokjin melangkah tepat kehadapannya.
Seokjin dengan segenap pasukan intinya--keenam pemuda andalannya--dan jangan lupakan Salman,
yang kini dengan tangan terikat telah dipegangi secara paksa oleh Jega,
Seokjin kini menghadang jalan Rasha.
Rasha meneguk ludah. Gelagapan sendiri dibuatnya.
"Mau kemana kau, Sultana Rasha?" Tanya Seokjin dengan senyum miring khas nya.
Jantung wanita itu terlalu berdebar sampai-sampai tenggorokannya tercekat--sulit untuk berkata sepatahpun.
"S-Seokjin, tenanglah"
Suara Rasha terdengar cukup bergetar dan gugup.
"Lepaskan anakku, aku mohon"
Rasha memandang Salman dan Seokjin secara bergantian dengan penuh harap.
Seokjin berjalan perlahan, mendekati ibu tirinya tersebut.
Mata tajamnya berhasil menembus arah pandang Rasha, tepat di maniknya, membuat wanita itu tak berkutik.
Dengan tanpa ragu, jemari Seokjin kini telah berada di leher Rasha, siap mencekik kapanpun ia mau.
"Selama ini aku tidak ada niatan sama sekali untuk mencelakakan adikku.
Tapi dengan kejadian hari ini,
tidakkah anakmu legal untuk dihukum mati?
Terutama untuk mu, Sultana?"
"Tolong a-ampuni kami S-seokjin, kau h-hanya salah paham"
Ketegangan dan kepanikan dapat dirasakan pada ruangan itu.
"Mungkin aku masih akan berbaik hati untuk tidak membunuh adikku.
Diasingkan ke tempat terpencil, dikurung, tanpa kekuasaan sekecil apapun, sepertinya bagus untuk putramu." Seokjin mengeraskan rahangnya, menahan emosinya.
"Dan kalau untukmu..." Perlahan jemari Seokjin mulai menekan leher Rasha, sedikit berusaha untuk mencekiknya.
"Kematian sebenarnya terlalu bagus untukmu, tapi lebih baik kau tidak ada di dunia ini. Apa kau punya permintaan mengenai cara kematian yang kau inginkan?"
Rahang Rasha mengeras. Pandangannya menajam.
Tidak, dia sudah lelah dengan berpura-pura untuk terlihat lemah dihadapan Seokjin tadi.
Berharap agar anak itu melepaskan dirinya dan putranya, yang malah justru hal sebaliknya yang ia dapatkan.
"Kau berani melakukan itu, Sultan Seokjin?"
Kini, giliran Rasha yang menampilkan senyum iblisnya.
"Jangan konyol, nyawa keluargamu, bahkan selir mu, ada di tanganku saat ini
Satu perintah dari ku, maka kau akan menjadi sebatang kara dalam sekejap,
Oh tapi sepertinya, selir dan calon anakmu telah berhasil kubunuh pada malam itu"
Deg
Apa yang baru saja dikatakan Rasha membuat Dunia Seokjin runtuh seketika.
Air muka pria itu seketika berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Era [Jinrene & Bangtanvelvet] ✔️
FanficHarta. Tahta. Wanita. 3 Kata yang menggambarkan kisah Seokjin bersama ke enam pengawalnya. Selamat datang di kehidupan Dinasti Savatan, tempat dimana Sultan dan Sultana memimpin generasi ini pada masanya. Tolong jangan terbutakan oleh kilauan berlia...