18

423 71 19
                                    

Musim semi-musim panas-musim gugur--bahkan--musim dingin telah terlewati dengan sangat sangat  lama. 

Karena bagi mereka yang terpisah dari orang terkasih, waktu berjalan begitu lambat.

Ditengah kumpulan salju yang memenuhi jalan, kini pasukan inti Seokjin, hanya tinggal mengepung benteng pertahanan sang pemimpin Rhodes.

Selama kurang lebih 8 bulan, mereka telah melalui kondisi perang yang sangat panjang. 

Perjalanan ke Rhodes hanya butuh 1 minggu. Namun mulai dari saling melemparkan ultimatum, hingga kini mereka memutuskan untuk menyerang benteng Rhodes,

ternyata tanpa terasa membutuhkan waktu segitu banyaknya.

Ribuan panah yang saling dihujankan kepada lawan, suara pedang yang sangat nyaring, suara teriakan akibat kucuran darah dan rasa sakit yang menyeruak, telah menemani semua orang disana.

Masing-masing dari pihak Dinasti Savatan maupun Rhodes sama-sama telah mengorbankan banyak nyawa.

Namun, untungnya pihak Seokjin saat ini masih lebih unggul. Ternyata taktik persenjataan mereka yang telah dibuat bersama Theo, berhasil menumbangkan banyak pihak lawan.

Dan juga, Seokjin memiliki tiga garda tentara sebagai taktik yang ia pelajari dari Sultan terdahulu .

Garda terdepan, berisi tentara kelas bawah yang ditugaskan untuk menyerang dengan pedang dan anak panahnya. 

Garda kedua, berisikan tentara kelas sedang yang tidak hanya ahli dalam memanah dan berperang, namun ia juga ahli dalam menumbangkan lawan karena memiliki trik dan kekuatan yang cukup besar.

Mereka adalah tentara ahli yang terlatih.

dan Garda ketiga adalah seseorang yang memiliki kemampuan merangkap garda I dan II, yang turut disertai keenam prajurit hebatnya, dan juga ratusan ribu jenderal kelas kakap yang sudah dilengkapi persenjataan modifikasi mereka.

Seokjin, Namu, Yohan, Theo, Juma, Hoba, mereka berenam berada di Garda ketiga.

Hanya ketika tentara musuh berhasil menembus garda ketiga, dan boom

Mereka akan hancur diledakkan oleh bubuk mesiu berlapiskan baja milik Dinasti Savatan.

Intinya, Tekanan yang tinggi diantara mereka, kepala yang terpenggal setiap harinya, Badan yang meledak hancur luluh lantah, sudah menjadi makanan sehari-hari kedua belah pihak.

Kini, demi mengakhiri peperangan ini, Seokjin memiliki taktik tersendiri.

Hanya dengan menduduki benteng Ferdinand, si penguasa Rhodes, dan membuat sang Raja bertekuk lutut menyerah, maka Seokjin dan pasukannya bisa pulang dengan kemenangan.

Dengan bergrilya ditengah hujan salju, berlapiskan pakaian yang terbuat dari kulit domba nan hangat, Seokjin membawa ke lima orang kepercayaannya untuk menyerbu benteng ini,

Bukan tanpa alasan, karena Seokjin tahu betul, Ferdinand menaruh penjagaan ketatnya di area sekitar gerbang istana.

Namun keberuntungan untuk pihak Seokjin, tentara mereka sudah luluh lantah sekarang. Sehingga cukup dengan dirinya bersama ke lima prajuritnya,untuk menyerbu Ferdinand.

Akan tetapi, untuk berjaga-jaga, ratusan ribu tentara yang ia miliki telah setia menunggu di sekitar, untuk mengantisipasi adanya penyerangan yang tidak diinginkan.

Dengan langkah kuda yang pelan, mereka berenam kini telah sampai didepan benteng berdinding tebal tersebut.

"Tembaaak"

Cukup dengan satu perintah dari Seokjin, suara dentuman keras terdengar sangat jelas di indra pendengaran mereka.

Dan benteng bagian depan hancur seketika. Yang setelah dirasa aman, mereka segera memasuki benteng tersebut untuk mencari Ferdinand.

The Golden Era [Jinrene & Bangtanvelvet] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang