ARCHEA 23

38 2 0
                                    

  Pemakaman Malvin sudah selesai dari beberapa jam yang lalu namun Archer masih setia duduk disamping gundukan tanah baru itu, ia tidak lagi menitikkan air mata melainkan hanya diam melihat ke arah dua baru nisan dihadapannya

  Dulu saat ibunya meninggal Archer masih merasakan elusan sayang dari sang Ayah untuk menguatkannya sekarang justru Ayahnya yang pergi

"Yah, sekarang udah seneng ya bisa ketemu ibu lagi? Ayah curang padahal aku juga kangen ibu, kenapa ayah duluan yang ketemu ibu" ia tidak peduli lagi disangka orang gila atau apapun hanya ini yang bisa ia lakukan sekarang

"Bu, ayah curang kan bu, masa aku ditinggal sendiri harusnya dulu ibu sama ayah buatin aku adek biar aku ngga sendiri" Archer sedikit terkekeh saat mengingat dulu saat kecil ia menolak keras saat ayahnya ingin memberikan Archer seorang adik

Archer merasakan sentuhan pelan dibahunya namun ia masih memilih menatap ke arah gundulan tanah yang sudah lama maupun yang baru itu

"semua orang udah nungguin lu" Ujar Rian namun tetap saja lelaki itu masih tidak bergeming dari posisinya

Sampai suara seseorang memenuhi gendang telinganya "Cher, pulang yuk" kata kata itu seakan membawa kembali kesadarannya lantas berdiri dan membalikkan badannya disana Elea diatas kursi roda lengkap dengan selang infus yang masih setia tertancap ditangannya

Jangan tanya bagaimana bisa Elea keluar dari rumah sakit, tentunya berkat Rendi yang memohon-mohon kepada suster dan dokter yang bertugas mengontrolnya

Archer mengambil posisi dibelakang kursi roda gadis itu lantas mulai mendorongnya pergi dari area pemakaman bersama dengan Rendi , Tomi, dan anak band lainnya

"Kamu ngapain kesini el kamu itu masih sakit" bukannya menjawab kalimat Archer ia justru memilih menggenggam tangan lelaki itu, sekarang mereka sudah berada didalam mobil Elea dengan Tomi sebagai sopirnya

"Kangen makanya jemput kamu, kalau ngga dijemput nanti kamu ngga balik balik" Archer sedikit menyunggingkan senyumnya, entah mengapa Elea bisa membuatnya sedikit terhibur setelah apa yang telah ia lalui

"Ngga mungkin aku ngga balik el" tangan Archer terangkat untuk sedikit mengacak rambut gadis disampingnya itu

"Siapa tau kamu diculik sama tante kun disana"

"Tante kun?"

"Kuntilanak bego" ujar Tomi yang sedaritadi hanya bisa bersabar dijadikan nyamuk oleh pasangan itu

Setelah sampai dirumah sakit Archer memilih untuk tetap tinggal menemani Elea, hanya Elea satu satunya rumah tempat lelaki itu pulang, ah mengingat itu ia jadi teringat kesepakatannya dengan Anthony

Menjauh dari elea lagi? Tidak akan pernah

Archer dengan setia mengusap rambut Elea yang saat ini tengah memasuki alam mimpinya, sejenak ia berpikir dahulu ia lah yang menyakiti gadis ini ia sendiri yang membuat gadis yang sekarang terbaring diranjang rumah sakit itu terluka

Dan sekarang, gadis itu masih memilihnya, sepertinya ia memang harus banyak bersyukur kepada tuhan karna masih memberinya kesempatan untuk mengubah yang sudah ia gores di buku masa lalu

Selang beberapa hari baik pihak polisi  rekan Tomi maupun Archer masih belum menemukan titik terang siapa dalang dari semua masalah yang secara tiba-tiba menimpanya dan juga Elea

Sopir truk yang menghantam mobil milik malvin pun yang semula dikabarkan dapat pulih dengan cepat keesokan harinya ditemukan tewas tak bernyawa didalam kamar inap

Tidak ada cctv maupun saksi mata yang bisa mereka tanyai perihal kecelakaan itu jika ditarik garis lurus saat kejadian Elea dangan seseorang yang mengaku fans nya Archer pun saat itu tidak menunjukkan adanya cctv diarea sekitar namun karna salah satu warga melihat kejadian itu mudah bagi tomi dan bawahannya untuk menangkap pelaku

"Apa mungkin satu dalang" gumam Archer pelan, sedangkan Elea yang baru saja duduk dihadapannya mengkerutkan keningnya bingun, Saat ini mereka sudah dirumah pribadi milik Elea

"Satu dalang?"

"Bukan apa apa sayang a-" belum selesai dengan ucapannya Elea sudah memotong dengan satu bantal yang berhasil mendarat dengan kasar diwajah tampan milik seorang Archer itu

"Gada sayang sayangan"

"Tapi sa-" sekali lagi Archer harus merasakan sakit dibagian wajahnya, kali ini bahkan lebih sakit, apakah orang yang baru sembuh bisa memiliki tenaga sekuat ini

"Panggil sayang lagi aku usir kamu"

Langsung saja Archer memakai mode ngambeknya dengan cara membaringkan tubuhnya disofa dan tentu saja membelakangi Elea, Elea yang sadar lelaki dihadapannya ini mulai bertingkah seperti layaknya anak kecil hanya bisa menggelengkan kepala

"Sejak kapan kamu jadi bayi gini" tidak ada sautan

"Archer. . ."

"Cher ih"

Satu ide mulai memasuki otak Elea, langsung saja ia mulai berjalan kearah lelaki itu sedikit membungkuk mensejajarkan mulutnya dengan telinga Archer

"Archer sayang"

Archer yang mendengar bisikan itu sontak membuka matanya, apa baru saja ia bermimpi? Jika iya ia harus tidur lagi mimpi itu sangat dan terlalu indah menurutnya, sedangkan Elea sudah menjauhkan wajahnya dan menahan tawanya saat ide jahilnya berhasil menarik perhatian lelaki itu

"El sekali lagi el tadi kaya mimpi" ujar Archer yang kini tidur terlentang menatap Elea yang berdiri disamping kepalanya

"No no no, mahal"




















Tbc

ARCHEA : Ketika Kasta Berbicara ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang