ARCHEA 3

80 7 0
                                    

"Jadi bagaimana dengan pertunangan kalian?" baru saja ia kembali, seketika ia menyesal kembali, tau begini lebih baik ia menetap disana "bagaimana kalau 3 bulan lagi?"

"Papa becanda?!bahkan kami belum lulus, dan lagi-" ia terpaksa berenti mengungkapkan protesnya, ia sudah dihadapkan oleh tatapan tajam dari mama nya "bukannya lebih cepat lebih baik?" dan lihatlah semua orang mengangguk setuju, apa hanya dia yang tidak setuju dengan rencana mereka

ia mencoba melirik kearah lelaki disampingnya yang hanya diam memakan makanannya tanpa harus repot menanggapi pembicaraan itu, setelah lewat 2 jam barulah mereka pulang, masih sama dengan saat pergi tadi Elea memilih berbeda mobil dengan kedua orang tua nya, dan pastinya bersama Archer juga disana

"mau beli eskrim?" anggaplah itu pertanyaan bodoh dari seorang Archer, mana ada toko eskrim yang buka malam hari seperti ini, tapi hanya itu yang ada didalam pikirannya agar suasana yang mendadak canggung itu tidak berlangsung lama

"tidak aku sudah kenyang" jawab Elea seadanya, jujur saja ia masih kesal kepada Archer karna pria itu tidak ikut membantunya saat makan malam tadi "aku mau pergi saja dari rumah" karna kaget Archer langsung memberhentikan mobilnya

"kamu gila?! ayolah bukannya itu juga baik buat kamu el, jangan bertindak bodoh seperti itu, lagi kalau kamu pergi dari rumah kamu bakal tinggal dimana? bakal makan pakai apa?" untung saja archer masih bisa mengintrol emosinya, sehingga saat ia melihat wajah Elea mulai menyendu membuatnya langsung menurunkan nada suaranya

"aku gamau ditunangin sama Rendi cher, please ngertiin aku, aku-"

"ini takdir kamu" potong Archer yang langsung membuat Elea terdiam, perlahan ia mengelus rambut gadis disampingnya itu "percaya padaku suatu saat nanti kamu pasti akan sayang sama dia, cobalah buka hati kamu buat dia" lanjutnya

'bodoh, lu bodoh' disaat batinnya sakit mengucapkan kalimat itu setidaknya itu benar, itu adalah takdir nonanya, ia mencoba untuk tersenyum guna menguatkan sosok gadis dihadapannya itu, setelah ia mendapatkan respons berupa anggukan dari gadis itu, barulah ia menjalankan mobilnya kembali menuju rumah

'ya untuk saat ini aku cuma bisa menerima, tapi sampai kapanpun aku akan terus berusaha agar tidak ada pernikahan setelah pertunangan itu terjadi'

setelah memasukan mobil kedalam garasi rumah mewah itu dan langsung menuju kamarnya "Archer" panggilan dari belakangnya membuat ia harus berenti membuka pintu ruangan itu "ayah? adaapa?"

"bisa kita bicara sebentar?" setelah Archer menganggukan kepalanya, pria tua itu yang tidak lain adalah ayahnya membawa archer kebelakang rumah, tepat disamping kolam berenang "ada apa yah? aku mau-"

"kamu mencintai nona elea?" pertanyaan dari ayahnya berhasil menutup rapat mulut pria muda itu, haruskah ia jujur sekarang? "kenapa ayah-"

"jawab saja, ayah tidak pernah mengajarkan mu menjadi pengecut" baiklah mungkin sekarang waktu yang tepat "ya, aku mencintainya ayah"

plakk

perih, itulah yang Archer rasakan saat telapak tangan ayahnya berhasil mengenai pipinya "kamu tau kamu mencintai siapa?! kenapa harus nona?! kamu tidak sadar?! kamu , kita itu hanya pembantu disini, sekalipun tuan dan nyonya besar mempercayakan nona elea kepadamu bukan berarti mereka mengizinkanmu untuk mencintai anaknya archer!"

ya ia tau posisinya, ia sadar sampai kapanpun ia tidak pantas, tapi ini berlebihan ia mencintai Nonanya namun tidak pernah mengungkapkan perasaannya justru ia tersikap seolah ia tidak memiliki perasaan apapun pada gadis itu "maaf ayah"
hanya itu yang bisa ia ucapkan

"lupakan perasaan mu" sakit, hatinya sakit sama halnya dengan seorang gadis yang tadinya hanya ingin kedapur namun berhenti saat mendengar suara tamparan dari samping kolam berenang, ia hanya bisa berlari menuju kamarnya

entahlah apa ia harus senang karna sekarang ia mendapatkan jawaban dari pertanyaan nya selama ini, atau justru ia harus menangis sejadi jadinya karna sampai kapanpun Kasta tidak pernah mengizinkan hubungan ini

"ayah sendiri tau melupakan perasaan itu tidak mudah aku-"

"cepatlah hapus perasaan mu sebelum tuan dan nyonya besar tau, jika mereka tau mungkin akan menjadi sangat buruk" potong ayahnya dan langsung meninggalkan Archer sendirian disana

ia harus apa, sejenak ia menghapus air matanya dan masuk kedalam rumah itu, dari sini ia bisa melihat pintu kamar nonanya dilantai 2 sana, entah mengapa ia malah melangkahkan kakinya menuju kamar itu

setelah sampai didepan pintu berukiran cantik itu ia hanya diam, dan kembali menguatkan hatinya lalu barulah ia mengetuk pintu itu "nona?" dapat ia dengar sedikit sautan dari dalam dan sang pemilik kamar langsung membukakannya pintu

sejenak ia menampilkan wajah bingung, kenapa kedua mata nonanya membengkak apa ia menangis? "kamu tidak apaapa?" sejenak perasaan nya tenang saat ia melihat senyum cerah gadis didepannya itu "aku habis nonton drakor, gabisa tidur habisnya, terus malah salah pilih, sad ending nangis deh" karna gemas lelaki itu sedikit mengacak rambut gadis itu sambil tertawa kecil "oiya Ada apa cher?"

"ah itu" sejenak ia merongoh saku celananya dan mengengeluarkan sebuah kalung dan memakaikannya kepada Elea "itu kalung dari nenek, nenek bilang kasih kalung itu kepada orang yang aku sayang," bolehkah elea terbang sekarang

"karna gada yang aku sayang, jadi aku kasih buat kamu aja, setidaknya sekarang kamu yang mau aku lindungin" seperti semesta benar benar tidak mengizinkan dia bahagia sebentar saja "eum makasi ya, kalau gitu aku mau tidur dulu"

setelahnya mereka tidak Ada pembicaraan karna Elea memilih untuk masuk kedalam kamar nya begitu pula dengan Archer yang langsung menuju kamarnya, mulai besok ia sudah harus terbiasa, ya ia dilahirkan oleh keluarga yang ditakdirkan untuk menjadi bawahan yang hanya mimpi jika menjadi seorang majikan

sejenak ia melihat gitar usang yang sudah mulai jarang ia gunakan semenjak mulai menginjak bangku SMA, ia langsung meraih gitar itu dan mulai mengatur nada nya, ia tersenyum bangga ternyata gitar yang dengan susah payah ia beli ini masih bertahan hingga sekarang

Flashback on

saat ini Archer baru saja menginjak bangku smp, ia tengah menemani Nonanya berbelanja disebuah pusat pembelanjaan, sejenak ia mengedarkan padangannya dan berenti saat ia melihat sebuah gitar dengan model kuno namun bisa mengikat matanya dan hatinya untuk membeli itu

"mau beli itu?" gadis yang tidak lain adalah Elea itu langsung menarik tangan Archer menuju toko itu, namun tertahan karna Archer menahan tangannya "tidak, aku gamau itu, ayo mau beli apa lagi" setelahnya ia langsung membawa elea pergi dari depan toko itu

beberapa minggu setelahnya Archer diberi gaji oleh majikannya dan langsung ia belikan untuk gitar itu, untung saja belum ada orang yang mengambil gitar incarannya itu

flashback off

tidak ada suara dari mulutnya hanya lantunan irama gitar yang memenuhi kamar itu, sampai sang pemilik kamar memutuskan untuk tidur sejenak mengistirahatkan hati pikiran serta tubuhnya, dan berharap ini hanyalah mimpi


Tbc


ARCHEA : Ketika Kasta Berbicara ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang