ARCHEA 11

58 4 1
                                    

Elea Hanya bisa menatap punggung Archer yang berjalan kearah kamar pemuda itu

"Ren lain kali jangan ngelakuin ini lagi, Archer bener hubungan aku sama dia cuma sebatas majikan dan bawahan" gadis itu tidak sanggup melihat kearah mata lawan bicaranya itu ia lebih memilih menunduk karna ia tau pemuda dihadapannya ini masih dilanda emosi dan Rendi hanya bisa menghela nafas pasrah

"baiklah kalau itu yang kamu mau"

Elea tau ia hanyalah beban bagi Archer selama ini, gadis yang tidak bisa apa-apa namun selalu ingin semua kemauannya terwujud

setelah kembali masuk ke kamar, Elea langsung mengemasi barangnya untuk pindah ke apartment yang sudah ia persiapkan sebelumnya

Ia sudah bertekat untuk keluar dari rumah itu, Elea juga sudah tau bahwa mulai hari ini Archer bukan lagi asisten pribadinya, tidak ada lagi alasan ia untuk mengurung Archer bersamanya

Elea terbangun karna bunyi ketukan dipintu kamarnya, sejenak ia melihat jam dinakas lalu beranjak bangun

Atensinya teralihkan saat tidak sengaja melirik sebuah foto yang tidak terlalu besar diatas nakasnya, sejenak gadis itu tersenyum "kapan terakhir kali aku liat kamu senyum begitu lagi cher? Sudah lama rasanya"  senyum miris kembali hinggap diwajah cantik itu

Sedangkan diluar sana , Archer yang niat awalnya hanya ingin kembali membangunkan nona nya itu hanya bisa berdiri mematung didepan pintu yang sudah sedikit ia buka itu

Kenapa begitu sulit untuk menghapus perasaan pada seorang gadis yang jelas jelas tidak akan pernah menjadi miliknya, lihatlah bahkan berkali kali ia membuat gadis itu menangis

Tidak ingin terlalu lama didepan pintu itu, Archer memilih pergi, lebih baik ia latihan daripada hanya berdiri

"Jadi apa rencana lu sekarang" bohong jika Tomi tidak tau apa yang terjadi, bagaimana Archer yang berusaha menjauhi Elea dan Elea yang masih selalu mencoba kembali mengikis jarak dengan pria itu

Dorr

Archer mengerdikan bahunya "Entahlah, nona pasti bakal bahagia" ucapnya seraya kembali menarik pelatuk pistol itu

"Sampai kapan lu mau ngejauhin nona"

Dengan ragu Archer mencoba menjawab pertanyaan rekannya itu "Sampai Nona lupa ada gue disini"

"Apa jika saat itu datang kamu akan sangat bahagia?" Suara yang terdengar sedikit bergetar itu sontak membuat Archer membalikkan badannya sedikit terkejut saat mendapati nona nya disana

Sejak kapan dia disana, apa dia mendengar semuanya , lagi Archer hanya bisa mensuarakan pertanyaan itu didalam pikirannya

Dapat ia lihat senyum tulus terbit diwajah nan ayu itu,ada apa ini kenapa nona nya tersenyum "jika ya, maka akan aku lakukan secepatnya, aku berangkat duluan" Archer hanya diam melihat kepergian sang Nona tidak ada niat sedikitpun untuk mengejar gadis itu

"Lu tau? Lu pria terbodoh yang pernah gue kenal" ucapan Tomi seakan hanya angin lalu buat pria yang kini masih saja diam diposisinya

Disisi lain Elea telah sampai di Apartemen yang akan ia tinggali entah sampai kapan, Elea memang memilih merahasiakan kepergiannya dari Archer dan juga tidak lupa meminta semua orang untuk diam

Gadis manja yang selalu menolak tinggal sendirian itu kini telah berubah, dan faktor utamanya hanyalah karna seorang lelaki

"Kamu gapapa tinggal sendiri?" Ucap Rendi sambil terus memperhatikan Elea yang sekarang tengah menyusun baju bajunya

"Kamu pikir aku bercanda , orang sampai beli apart gini, sayang duit aku lah kalau ini cuma candaan" mendengar jawaban dari gadis dihadapannya itu membuat respons kekehan dari Rendi

"Yasudah kalau butuh apa apa kasih tau, nanti aku bakal kesini"

"Semoga aja aku ngga butuh apa apa"

"Kenapa?" Rendi menatap punggung Elea dengan wajah bingungnya

"Aku eneg liat kamu mulu" sejenak Rendi tertegun melihat gadisnya itu tertawa , ya memang tidak selepas saat bersama Archer namun setidaknya ia berhasil membuat gadisnya sedikit terhibur

"Yasudah iya yang eneg iya"

Setelah memastikan tidak ada hal berat yang perlu ia bantu lagi barulah Rendi pamit untuk pulang, tentu saja dengan usiran keras dari gadis pemilik unit mewah itu

Mungkin saja jika tidak begitu, pria itu tidak akan pernah ingin pulang, sejenak Elea menghembuskan nafas

'cape juga, kalau Archer disini-' teringat tentang pikiran nya tentang Archer membuat Elea sontak menggelang kan kepala nya "ok elea stop, jangan mikirin archer lagi , inget archer bakal bahagia kalau kamu ngga inget dia lagi"

Sejenak ia melihat pantulan dirinya dicermin berbentuk bulat dihadapannya itu "ternyata aku terlihat menyedihkan ya"

Esok harinya Elea memilih untuk berangkat sendiri tentu saja dengan cara menolak tawaran dari Rendi, memang ia tidak lagi risih dengan lelaki itu hanya saja ia masih belum bisa menerima Rendi sepenuhnya

Saat sampai disekolah, Elea langsung saja berjalan menuju kelasnya lengkap dengan senyum cantik yang menghiasi wajahnya , mulai hari ini Elea bertekad untuk tidak lagi menunjukkan kepada dunia bahwa ia sedang bersedih

"Morning tunangan" baru saja ia duduk dibangkunya sapaan dari Rendi langsung memasuki gendang telinga gadis itu

"Dilarang nyebar uwu didepan orang yang single" ucap Teresa yang baru saja ikut masuk kedalam kelas itu bersama Rere

"Iri? Bilang bos" ujar rendi sambil menampilkan senyum kemenangannya sedangkan Elea hanya terkekeh kecil mendengar pertengkaran kecil 2 orang dihadapannya ini

"Pagi re, nata mana?" Ucap elea

"Tau tuh tadi ke kantin bareng udah ilang ditelan wc aja kayaknya" jawab Rere sambil mengambil duduk disamping Elea

Saat mereka tengah asik bersenda gurau , rere sedikit menyikut siku Elea sambil menunjuk ke arah luar menggunakan mulutnya , Elea yang paham maksud dari rere sontak mengarahkan pandangannya ke arah pintu masuk kelas itu

















Tbc

ARCHEA : Ketika Kasta Berbicara ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang