ARCHEA 14

47 2 0
                                    

Beberapa tahun kemudian

Setelah lulus dari bangku SMA dan study kuliah nya, Elea langsung dikirim keluarganya keluar negeri guna menjalankan cabang perusahaan mereka.

Menjadi anak satu satu nya membuat Elea harus belajar sejak dini untuk menjalankan bisnis keluarga terbukti diumur yang baru nemasuki 21 ini ia sudah bisa memcetak rekor sebagai direktur terbaik diantara jajaran direktur dari perusahaan lainnya

"Jadi bagaimana perkembangannya tom"

Tomi, bawahan papa nya yang sekarang ia angkat sebagai asisten pribadinya bukankah lebih baik menpercayai orang lama ketimbang harus belajar percaya terhadap orang baru

"Seperti biasa dikelilingi banyak penggemar dan permintaan tampil dari banyak acara" Elea sedikit terkekeh saat mendengar nada bicara tomi yang terkesan malas itu

Ia tau betul bagaimana susah nya seorang tomi yang disamping harus menemaninya juga harus menerima laporan setiap harinya tentang Archer, sejak awal ia sudah menanyakan kepada lelaki itu apakah ia sanggup untuk semua tugas yang elea akan berikan dan dengan semangat ia menjawab sanggup

Lihatlah sekarang ia sudah mulai bosan dengan keputusan yang ia ambil beberapa tahun yang lalu itu

"Bagaimana tentang proyek kita" Elea kembali duduk dikursi kesayangannya itu seraya memakai kacamata anti radiasi nya dan mulai mengutak atik file file email di akunnya

"Ada beberapa kendala dilokasi dan sepertinya anda harus melihatnya sendiri nona" Elea langsung menampilkan wajah bingungnya, biasanya tomi sendiri yang akan meninjau ke lokasi dan menolaknya untuk ikut

"Ada masalah apa"

"Kecelakaan yang membuat 5 orang hampir menemui tuhan" Elea sedikit meringis mendengar penjelasan singkat dari lelaki yang berdiri tidak jauh didepannya itu

"Kapan kita berangkat"

  Sekarang disinilah mereka, kembali ke negara kelahirannya. Entah takdir yang ingin bercanda atau hanya sebuah kebetulan dihadapannya tepat beberapa langkah didepan Elea , seorang pria yang sangat ia kenal itu berdiri juga tengah menatapnya dengan ekspresi yang sangat kontras disaat elea yang memandang pria itu dengan wajah terkejutnya

Pria itu justru menatap kedua matanya tenang seakan tidak ada rasa terkejut sama sekali melihat mantan majikannya itu

"Archer , ke-"

"Sayang" ucapan Elea terpotong saat mendengar suara wanita dari arah belakangnya yang langsung berlari ke arah pemuda itu seraya memeluk erat lengan kiri pemuda itu "maaf ya lama, ayo pergi"

Seakan tidak menghiraukan Elea, kedua orang itu langsung pergi tanpa sepatah katapun, elea hanya dapat tersenyum miris sambil menatap nanar punggung pria itu

"Nona"

"Ayo pergi, kita langsung ke lokasi saja" ucapnya sambil berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan untuknya

"Kamu kok diam aja dari tadi?" Ucap Chelsy sambil menatap pria yang tengah fokus membawa mobil disebelahnya itu

"Kita gada hubungan lagi, gua kaga suka lu begitu depan El" ujarnya lengkap dengan nada dingin yang sangat kentara

"Aku cuman nolong-"

"Nolong apa hah!" Tidak tahan archer langsung menepikan mobilnya sambil menatap chelsy dengan amarahnya , sedangkan chelsy hanya bisa diam tidak berani menatap wajah garang pria itu

"Sekarang lu keluar" seakan perintah, Chelsy langsung keluar dari mobil mewah itu, dan benar saja Archer langsung meninggalkannya tanpa rasa iba sedikitpun

"Lu bego anjing, seharusnya tadi lu nyapa dia harusnya lu meluk dia anjing"

"Kamu dimana?" Suara Rendi langsung menggema dari ponsel yang terletak disamping telinga gadis itu

"Kantor pusat, gausah kesini aku eneg liat kamu" setelahnya Elea tertawa kecil mendengar decihan dari semberang itu

"Mau makan siang bareng ngga, laper nih"

"Aku engga"

"Aku udah dibawah, turun cepat"

Elea langsung mematikan sepihak sambungan telfon itu sambil segara menyambar tas selempangnya dan bergegas menemui pria yang sekarang tidak lagi menyandang gelar tunangan

Setelah melalui proses panjang akhirnya kedua keluarga itu menyetujui mengakiri pertunangan paksa antara kedua anak mereka itu

"Welcome back tuan putri"

"Jijik dengernya ren"

"Sekali kali romantis ngapa neng, yasudahlah ayo pergi"

Sekarang disinilah mereka, duduk didalam sebuah restoran terdekat dengan kantor Elea, tentu saja karna paksaan dari gadis itu

"Sandiwara ntu cewe makin hebat aja" ucap Elea yang membuat Rendi langsung paham siapa yang dimaksud gadis cantik dihadapannya itu "tadi aku ketemu mereka dibandara"

"Kamu sendiri juga tau dia memang punya niat ngerebut archer dari kamu"

"Ralat, Archer ngga pernah jadi milik aku"

"Bukan ngga pernah , tapi belum" Elea langsung membelalakkan matanya memdengar suara yang familiar baginya sedangkan rendi hanya tertawa kecil melihat wajah terkejut gadis itu

Archer langsung mengambil duduk disebelah Elea, sedangkan gadis itu hanya bisa memalingkan wajahnya, malu sungguh ia sangat malu sekarang

"A-aku ketoilet dulu" gagal Archer menahan tangannya "duduk, gausah malu aku tau kamu cuman mau ngehindar" akhirnya Elea kembali duduk dikursinya

Elea menatap garang Rendi seakan berbicara lewat tatapannya , sedangkan lelaki itu tertawa keras melihat wajah merah elea

"Thanks ren"

"Gausah bilang thanks thanks segala, gua cape mata matain lu, enakan gini gausah pakai pelantara gua segala"

Elea tidak tau lagi dimana ia harus menyembunyikan wajahnya , rasanya ia sangat ingin mengubur dirinya sedalam dalamnya agar ia tidak bertemu lagi dengan pria disampingnya itu

"Yaudah kalau gitu gua pergi dulu, have fun bro" setelahnya Rendi langsung meninggalkan Archer dan elea yang sekarang ini sangat gugup

  Archer berpindah ketempat duduk dihadapan elea , tempat Rendi duduk tadinya, setelah makanan yang tadi Rendi dan Elea pesan datang mereka langsung memakan hidangan itu

Archer yang menyadari suasana awkward yang terjadi sekarang mencari cara agar sedikit mencairkan suasana ini

"Apa kabar" 'bagus Archer pertanyaan macam apa yang lu lontarin' batin Archer

"Baik, sangat baik"

"Nanti ada jadwal apa?"

"Cuma ngurusin beberapa laporan dikantor pusat, tumben care"

2 kata terakhir yang diucapkan gadis itu seketika mengingatkan Archer bagaimana sifatnya dahulu kepada gadis itu, ia tersenyum miris sambil sedikit menundukkan kepalanya menatap makanan yang sekarang tidak lagi terasa enak baginya

"Maaf -"








Tbc

ARCHEA : Ketika Kasta Berbicara ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang