Sedari saat Elea bergabung dimeja makan untuk sarapan bersama, ia baru menyadari ada yang tidak biasa dari tatapan 5 pria melihatnya, ah sepertinya juga ke arah Archer, tunggu tunggu 5 ?!
Elea baru menyadari ada pria aneh yang tadi pagi menelfonnya baru 1 jam yang lalu dan sekarang pria itu tengah menyengir menatap ke auranya "kapan dateng ren" ujar El mencoba agar tidak ada keheningan lagi
"Tengah malam sepertinya"
"Buat apaan lu kesini" ucap Archer sedikit tidak suka Rendy ada disana
"Liburan" balas lelaki itu sambil menaik turunkan alisnya "Jadi apa yang terjadi dengan kalian berdua semalam"
Uhuk uhuk uhuk
Archer dan Elea kompak tersedak saat mendengar pertanyaan yang Rendy lontarkan "Tidak ada yang terjadi" ucap Archer
"Lalu ngapain tidur berdua?" Ucap Juan tak kalah penasaran
"Kami memang sering tidur bersama, dulu" balas Archer ambil mengusap rambut Elea yang duduk disebelahnya, sedangkan gadis itu jangan tanya pipinya sudah sangat merah sekarang
"Wah ! Jadi selama kita tunangan kamu malah tidur sama dia El?! Tega kamu" Elea menatap jijik pada Rendy yang berucap dengan nada yang ia buat buat dramatis "Aku ngga pernah mau tunangan sama kamu"
"Ada yang sakit" ucap Tio yang langsung disambung oleh Jexon "namun tidak berdarah"
"Dicampakan tunangan sendiri" ucap Rian yang juga ingin membully kenalan baru mereka itu, sedangkan Rendi ia hanya bisa mengelus dadanya sabar sekalipun itu sudah lama entahlah perasaan nya pada Elea masih ada hanya saja melihat bagaimana sifat gadis itu saat bersamanya dan bersamaan Archer, ia memutuskan untuk melepas gadis itu bersama pria yang ia cintai
"Sebenernya apa yang bawa kamu sampai kesini" Tanya Elea , saat ini ia tengah berdua dengan Rendi di balkon gedung resort itu sambil menikhmati suasana pemandangan dari sana "Aku rasa kedepannya gabakal mudah" jawab Rendi lengkap dengan nada seriusnya
Saat melihat ke arah Elea yang sepertinya belum mengerti maksudnya Rendi pun melanjutkan Ucapannya "Papa mu mulai mencari tau tentang Archer" dapat rendi lihat bagaimana perubahan gadis itu, wajah penuh ketakutan dan badan yang kaku "aku bakal bantu semaksimal mungkin buat dampak yang mungkin saja negatif"
"Seharusnya aku sadar, Papa gabakal mudah lupa tentang sesuatu yang pernah menjadi fokusnya" Rendi yang mendengar suara pelan dari gadis itu serta tatapan matanya yang kosong kedepan membuatnya ingin memeluk gadis itu, namun ia tidak akan melakukan hal bodoh itu, tidak apalagi disini ada Archer "satu satunya cara aman cuman aku menjauhinya" Elea kembali memberi jeda dalam ucapannya "lagi"
"Kenapa kamu ngga coba bicara lagi dengan papa mu, bagaimanapun juga kebahagiaan kamu ada pada Archer El" Elea menggeleng pelan "Aku kenal Papa ren, jika aku tetap mau dekat dengan Archer nantinya hanya ada 1 pilihan Archer atau papa yang harus meninggal" Rendi membelalakan matanya kaget, sebegitu kejam kah mantan calon mertuanya itu
"Kalian lagi bicarain apa" Ujar Archer yang baru saja datang, tidak ia tidak mendengar apapun suara elea yang kecil membuatnya hanya mendengar sayup sayup dan tidak jelas, Elea langsung memasang senyum terbaiknya. Archer tidak perlu tau tentang ini pikirnya
"Ngga ada cuma nginget masa lalu iyakan Ren" Rendi yang mengertipun hanya menganggukkan kepalanya "Cher jalan jalan yuk" Archer yang mendengar ajakan dari gadis yang ia sukai itu langsung tidak bisa menyembunyikan wajah berserinya
"Kamu benar benar bisa memerankan Film El, topeng itu terlihat sangat sempurna setelah apa yang kamu katakan tadi" cicit Rendi saat melihat 2 punggung itu menjauh darinya
Mobil yang Archer kendarai me.bawa mereka berkeliling area yang sedikit jauh dari resort itu, sampai akhirnya mereka berakhir dipinggir pantai saat hari sudah Sore
'aku cuma mau bikin sedikit kenangan yang bisa aku inget nanti, tetaplah tersenyum seperti itu' batin Elea sambil melihat ke arah Archer yang tengah tertawa kepadanya
"Kamu kenapa?" Ujar Archer saat sadar sedari tadi Elea hanya menanggapinya dengan tersenyum "aku cuma seneng aja" balas gadis itu dengan nada meyakinkan
"Kamu bakal netap di indo kan?" Ucap Archer dengan mata menatap matahari yang hampir tenggelam "aku gamau kamu pergi lagi el"
"Jadi yang selama ini membantu bocan itu jadi Artis adalah El?" Orang suruhannya hanya mengangguk patuh membenarkan ucapan pemimpinnya "seharusnya papa ngga pernah ngasih kamu wewenang besar gadis kecil papa" ujar Anthony sambil melihat ke arah wajah Elea dibingkai foto yang terletak di atas meja kantornya itu
Tak lama handphone yang terletak tidak jauh dari jangkauan tangannya itu berdering dengan nama gadis kecil, senyuman tipis hadir diwajah tua itu "sudah berapa lama kamu tidak menelfon langsung kepada papa hm?"
"Jangan lakukan apapun pada dia"
"Bukankah selalu ada tawaran balik yang saling menguntungkan setiap kita berbicara?"
"Biar aku yang jauhin dia"
Seringai kemenangan hadir menggantikan senyum tipis itu, ia tau Elea akan melakukan apa saja demi lelaki yang sangat tidak papa nya sukai itu "baiklah"
Helaan nafas terdengar pelan sesaat setelah Elea mematikan sambungan telfon itu, ia menengadah lalu sedikit tersenyum setidaknya keindahan malam ini dapat mengobati sedikit sakitnya, suasana tenang itu tidak berlangsung lama karna tiba-tiba saja ia mendengar dengan jelas Jexon memanggilnya
"Gawat el" ujarnya sambil menarik Elea menemui lelaki lainnya yang sudah berkumpul mengerumuni satu orang yang ia yakini adalah Archer, ah tidak mereka tengah melihat sesuatu "apa itu?"
"Berita ten-" Archer segera menutup mulut Tio "bukan apa apa kamu belum tidur hm? Kita tidur sekarang ya" ucap Archer yang langsung menggandeng tangan Elea menuju kamarnya, elea tidak menolak sedikitpun menurutnya mungkin saja ini kesempatan yang tepat
Setelah Archer ikut berbari disampingnya lengkap dengan memeluk gadis itu barulah Elea punya meberanian untuk buka mulut lagi "Berita apa cher" ucapnya lembut seraya mengelus pelan pipi pria itu
"Sebentar lagi juga akan dihapus juan kamu ngga perlu pusingin masalah itu"
"Cher"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHEA : Ketika Kasta Berbicara END
Teen Fiction"Jika saya bisa memilih,maka saya akan memilih dilahirkan didalam keluarga kaya agar saya dapat mencintai anak tuan" sejenak lelaki itu diam dan menarik nafas "Tapi daripada saya kehilangan keluarga saya sekarang, lebih baik saya-" "menghapus peras...