"Dia memang ngaku kalau dia fans fanatik lu saat gua tanya apa dia punya kartu identitas fans atau apapun yang rata rata pasti dipunyai fans fanatik dia tidak punya satupun, dia juga tidak pernah ada di daftar penonton semua konser band lu" jelas Rendi dengan nada serius nya
"Singkatnya ada orang yang sengaja bayar dia buat ngaku sebagai fans gua?" Ucap Archer
"Bisa dibilang begitu" Ujar Tomi sambil memilih duduk disofa yang terdapat didalam kamar inap itu "jadi apa rencana lu bro" namun Archer tidak menjawab pertanyaan Tomi dan lebih memilih mencari nomor 'Juan' di handphone miliknya
"Gua mau minta tolong" ujar Archer saat sambungan telfon itu sudah terhubung
"Apa yang bisa gua bantu"
"Cari tau semua panggilan keluar dari nomor yang udah gua kirim di pesan lu, panggilan masuk atau pun keluar terlebih dihari ini dan kemarin"
"Gua butuh waktu" setelahnya Juan langsung memutuskan sambungan itu sepihak "Lu punya intel pribadi atau gimana" ucap Rendi yang tengah berdiri disisi ranjang lainnya, sedangkan Archer hanya terkekeh sambil menampilkan seringainya
"Bayarannya sudah saya kirim bos" ujar seseorang yang baru masuk ke ruangan yang temaram dengan minim penerangan itu "Kerja bagus" seseorang yang disebut Bos itu menyunggingkan senyumnya
"Ini baru permulaan" Bos itu langsung melempar handphone yang sedari tadi ia genggam kedalam kobaran api yang terletak dihadapannya "selamat datang dipermainan yang menyengakan" Ujar nya lagi sambil menatap foto yang berisikan Elea dan Archer yang tengah duduk dipantai setelah puas menatap foto itu barulah ia melempar foto itu ikut terbakar bersamaan dengan Handphone yang mulai hangus itu
"Hasilnya udah gua kirim ke email lu"
"5 jam bukan waktu yang cepat bro" ujar Archer yang sedari tadi tidak bisa bersabar menunggu kabar dari sahabatnya itu
"Lain kali lu gausah minta tolong gua njing" kentara sekali Archer mendengar nada kesal dari Juan dari seberang sana, setelah memutuskan sambungan telfonnya Archer segera memeriksa Email yang dikirimkan Juan padanya tentu saja dengan Tomi dan Rendi didekatnya
"Satu satunya panggilan keluar dihari ini dan kemarin yang berulang kali hanya ini" Ujar Rendi seraya menunjuk salah satu nomor "Lokasinya terlalu jauh" ucap Tomi yang ikut melihat lokasi tempat si penelfon
"Kalau dihitung-hitung total panggilan masuk dan keluar dari nomor berbeda hanya 4 orang, apa mungkin kita bisa mencari tau data diri dari pemilik nomor-" belum sempat Archer menyelesaikan ucapannya notif Email baru membuat nya sontak membuka Email tersebut
Drtttt drttt
"Itu semua data pemilik nomor keluar dan masuk yang ada didata yang tadi gua kirim, 3 nomor terdata dengan jelas hanya 1 nomor didata secara ilegal" Jelas Juan
"Ilegal?"
"Menggunakan data orang yang sudah mati ataupun dibeli lewat pasar gelap"
"Gua mulai curiga lu juga masang sesuatu dibadan gua, kenapa lu bisa tau gua mau cari tau data mereka" ujar Archer mewakili 2 pria lainnya yang takkala terkejut melihat data yang baru saja mereka dapatkan
"Pikiran lu sempit mudah buat gua nebak isi otak lu yang kaga seberapa" mendengarnya langsung saja Archer memutuskan telfon itu
Setelah mendapatkan data yang ia perlukan Tomi memilih menghubungi rekannya yang berada dikepolisian untuk melacak posisi ponsel itu "bukankah ini terlalu mudah?" Ujar Rendi yang langsung mendapat lirikan tajam dari Archer dan Tomi "ok gua diam"
"Memang kamu lebih cocok diam Ren" Archer dan tomi sontak menganggukkan kepalanya, namun seketika mereka tersadar suara itu sontak saja ketiga pria itu menoleh ke arah ranjang Elea yang disana terdapat gadis itu yang tengah menatap mereka bingung
Archer langsung menghampiri gadis itu dan langsung mengambil posisi duduk "kapan sadar hm?" Ujar Archer lembut "sejak juan bilang isi otak kamu ngga seberapa" jawab Elea lengkap dengan kikikan diakhir ucapannya
"Nona , maaf saya tidak bisa jaga nona" Elea yang melihat Tomi yang tidak berani menatapnya itu sungguh rasanya ia sangat ingin menghampiri pria itu lalu memukul kepala pria itu "bukan salah kamu, aku lebih marah karna kamu ngebuat konser idola satu ini batal" ujar Elea sambil melirik Archer yang menatapnya garang
"Jangan dilanjutin El, ujung-ujungnya bakal ada api besar kalau kamu lanjutin" Elea terkekeh pelan mendengar ucapan Rendi
Setelahnya Rendi dan Tomi memilih keluar dari ruangan itu, setidaknya Archer dan Elea juga butuh waktu pribadi untuk membicarakan masalah mereka pikir Rendi dan Tomi
"Kamu ngapain repot repot kesini, aku gapapa" ujar Elea sambil menampilkan senyum terbaiknya "kamu pikir aku bakal diam aja setelah dengar kabar kamu masuk rumah sakit setelah apa yang kemarin malam kita lewatin?" Mengingat ucapannya pada Archer malam itu membuat senyumnya sirna seketika
"Cher, jangan bahayain diri kamu, ini masalah aku" Elea sedikit memberi jeda ucapannya "aku yang ciptain biar aku yang nyelesein sendiri"
"El, ini bukan cuman masalah kamu, kita selesein bersama please kali ini percaya sama aku, aku bisa nolong kamu"
Belum sempat Elea menjawab ucapan Archer, ponselnya kembali berdering
"Maaf sebelumnya saya dari kepolisian, tuan malvin tewas karna kecelakaan mobil, korban sudah kami antarkan ke rumah sakit anda bisa menyelesaikan administrasi" Archer hanya bisa menatap kosong entah kemana satu satunya tempatnya pulang sudah pergi, Elea yang sedari tadi memperhatikan Archer lantas bingung dengan perubahan wajah lelaki itu
Dengan sekuat tenaga Elea mencoba untuk mengambil posisi duduk dengan pelan ia mencoba memanggil nama lelaki itu "Cher" Archer sontak mengangkat wajahnya dan langsung memeluk tubuh Elea erat, Elea yang terkejut segara membalas pelukan itu seraya mengusap pelan punggung yang kian bergetar itu
"Ayah pergi el" Elea yang mendengarnya tidak kalah terkejut yang ia tau ayah lelaki itu selama ini tidak sakit sedikitpun bahkan masih bisa bekerja sekalipun anak lelakinya sudah menjadi Artis "aku sendiri el aku-"
"Siapa bilang, ada anak anak band ada tomi ada Rendi" Elea sedikit merenggangkan pelukan itu lalu menangkup kedua pipi lelaki dihadapannya itu "dan ada aku" lanjutnya
"Kamu ngga sendiri, kita lewatin bersama ya, sekarang kamu temuin ayah gih" ucap Elea sambil mengusap pelan pipi Archer "pangeran kebanggaan ayah gaboleh bikin ayah nunggu lama, nanti kalau cape aku disini bakal tetep disini nunggu kamu" Jujur Archer sangat rindu kalimat penenang dari gadis didepannya ini
Setelah Archer pergi, tersisalah Tomi dan Rendi yang menjaga Elea
"El" ujar Rendi yang sedari tadi memperhatikan Elea hanya hanya diam tanpa ekspresi apapun
"Ren ini bukan perbuatan papa kan?" Ucapan pelan itu sontak membuat kedua pria itu terkejut, alasan apa yang sampai membuat gadis itu menduga papanyalah yang melakukan hal itu
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHEA : Ketika Kasta Berbicara END
Teen Fiction"Jika saya bisa memilih,maka saya akan memilih dilahirkan didalam keluarga kaya agar saya dapat mencintai anak tuan" sejenak lelaki itu diam dan menarik nafas "Tapi daripada saya kehilangan keluarga saya sekarang, lebih baik saya-" "menghapus peras...