Tujuh

5K 457 3
                                    

Last Time
Jeno x Jaemin
Mpreg
BxB









"bagaimana perasaan mu sejauh ini na?" Tanya Hansol pada jaemin yang masih berbaring di ranjang rumah sakit itu

Sudah satu bulan berlalu, tidak ada yang berubah kecuali kondisi jaemin yang semakin memburuk tapi masih disembunyikannya.

"Seperti biasa" jawab jaemin kemudian duduk menjuntaikan kakinya ditepi ranjang itu menghadap pada Hansol

Hansol menghela nafas "Na, sudah saatnya kamu dirawat disini. Semuanya semakin memburuk, obat-obatan itu tidak akan bisa membuat mu bertahan lebih lama na " ucapnya

Jaemin tertawa "terus kalau Nana dirawat disini apa itu bakalan bisa jamin Nana sembuh paman?" Tanya jaemin

"Nana. Paman mohon kali ini turuti kata paman ya. Ayo kita lawan kanker itu, siapa tau keajaiban datang hm?" Ujar Hansol lembut mencoba membujuk keponakan keras kepalanya ini

"Keajaiban" ucap jaemin tertawa diakhir kalimatnya "apa keajaiban itu ada? Nana udah nggak percaya sama mitos anak kecil kayak gitu paman" jawab jaemin

"Nana, kamu mau menyerah gitu aja? Kamu mau pergi gitu aja ninggalin kita semua disini? Ada bunda sama ayah kamu disamping kamu yang sangat menyayangi kamu, ada paman. Ada kedua sahabat kamu yang juga sayang sama kamu. Apa kamu mau ninggalin mereka semua seperti ini saja? Apa mereka gak akan sedih kehilangan kamu? Coba kamu pikirin, gimana perasaan mereka saat kamu menyerah seperti ini Na" ujar Hansol

"Mereka tidak tau Nana sakit Paman. Biarin  mereka tetap kayak gitu, nantinya Nana sendiri yang akan menghilang dan perlahan mereka akan lupa sama Nana seiring berjalannya waktu" balas jaemin kemudian mencabut infus yang menancap ditangannya tanpa merasa sakit sedikit pun. Dia sudah terbiasa dan kebal

"Apa Nana Setega itu?" Tanya Hansol menghentikan pergerakan jaemin

"Paman. Jika paman diposisi Nana pasti paman bakalan ngerti apa yang Nana rasain saat ini. Tapi sayangnya hanya Nana sendiri yang ada diposisi ini, orang lain hanya mudah mengatakannya tanpa tau sulitnya menghadapi" ucap Jaemin membuat Hansol terdiam

"Na.." panggil Hansol saat jaemin mulai berjalan ke arah pintu

"Tunggu sedikit lagi paman, setelah itu paman tidak akan mengomeli Nana lagi" ucap jaemin kemudian menarik gagang pintu itu untuk keluar dari ruangan itu

Hansol menghela nafas pasrah. Kondisi jaemin benar-benar memburuk, tubuhnya yang terlihat kuat itu hanya bohong belaka karena jaemin mencoba berlagak sok kuat didepan semua orang. Hansol bisa melihat kesedihan Dimata keponakannya itu.

Jaemin terlalu menyedihkan menanggung semuanya sendiri tapi dia juga tidak bisa membujuk jaemin melakukan pengobatan yang juga tidak menjamin bahwa akan menyembuhkan penyakit jaemin itu.

"Semoga Tuhan berbaik hati memberikan keajaibannya untuk kamu na" gumam Hansol lirih dengan pengharapannya


****







Jaemin berdiam diri menatap hamparan sungai dengan air yang jernih dan luas didepannya. Dia duduk disebuah bangku yang disediakan ditepi sungai itu lengkap dengan berbagai macam tanaman bunga disekitarnya. Taman yang berada di tepian sungai Han. Kesendirian yang tenang tanpa diracau oleh kata-kata obat atau dikasihani dari pamannya tadi ataupun orang tuanya

Jaemin tau mereka melakukan itu karena mengkhawatirkan dirinya tapi mereka tidak merasakan apa yang jaemin rasakan. Mereka tidak pernah memahami apa yang dipendam jaemin selama ini tanpa mencoba mengerti sama sekali

Last Time    |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang