Dua Puluh Enam

3.5K 284 3
                                    

Last Time
Jeno x Jaemin
Mpreg
BxB




Jaemin hingga saat ini masih belum menampakkan tanda-tanda kesadarannya. Terhitung sudah dua hari sejak Mark yang mendapatinya di gereja hingga sekarang mata itu belum juga berniat untuk terbuka menampakkan manik rusa coklat itu.

Hari demi hari Mark selalu datang untuk melihat keadaan jaemin yang sudah dia anggap Sebagai adiknya sendiri itu. Disana tak terlewatkan bagaimana bunda winwin yang selalu berada di samping Jaemin setiap saat. Hanya sekedar bercerita pada tubuh jaemin yang tengah terbaring itu  tentang masa kecil anaknya itu dulu. Tentang bagaimana manjanya jaemin padanya dulu, winwin selalu bercerita sendirian pada jaemin. Terlihat sekali bahwa sang ibu itu tengah menahan kesedihannya saat melihat putra satu-satunya itu sedang menanggung sakit sendirian.

Winwin selalu disana menemani jaemin, membersihkan tubuh sang anak lembut. Membelainya sayang hingga menangis dalam diam pun winwin tak bisa menahannya.

Mark melihatnya

Mark menyaksikan semua itu antara anak dan ibu itu di depan matanya. Hati Mark ikut mencelos melihat winwin yang tengah menangis dalam diam saat melihat jaemin yang tidak berdaya itu. Kadang Mark ikut menenangkan winwin bahkan tak segan memeluk sosok yang juga sudah dia anggap sebagai bundanya itu.

Sama seperti sekarang dimana Mark menemani winwin dalam ruangan jaemin menanti si manis untuk bangun dan melihat dunianya lagi

"Mark... Bisa tolong jaga Nana sebentar nggak? Bunda ada mau beli sesuatu keluar. Nggak lama kok" pinta winwin

Mark mengangguk "boleh Bun. Mark bakalan disini nungguin Nana kok, bunda tenang aja" jawab Mark

"Makasih ya" ucap winwin lalu pergi keluar meninggalkan Mark sendirian menunggu jaemin

Mark menghela nafas lalu mengambil tempat duduk tepat di samping ranjang jaemin. Menatap Lamat tubuh yang tengah terbaring tenang itu. Wajahnya begitu tenang seperti orang tertidur. Meskipun terlihat pucat tapi wajah itu masih tetap indah untuk dipandang. Mark tersenyum kala membelai wajah jaemin lembut seakan dia begitu menyayangi adiknya yang sudah lama tidak dia lihat.

"Nana" panggilan pelan

Andai sekarang yang ada di posisi Mark adalah Jeno. Mungkin laki-laki itu sudah menangis sendiri sambil memeluk jaemin saat melihat orang yang dicintainya tengah dalam posisi antara hidup dan mati itu. Sudah dua hari jaemin tak sadar dan sudah dua hari pula Mark terus memantau Jeno.

Dugaan Mark benar. Jeno tanpa keberadaan jaemin di sampingnya itu sama saja tidak ada. Jeno selalu tidak memiliki semangat setiap harinya, matanya selalu memantau ponselnya sendiri berharap ada notifikasi dari jaemin. Mark tentu tau bagaimana keadaan jaemin tapi karena janjinya pada jaemin maka dia memilih untuk masih menyembunyikan keadaan jaemin.

Jeno tampak uring-uringan dan selalu saja diam dikamar dengan buku yang ada dihadapannya. Mark tau jika Jeno bukan fokus pada pembelajarannya tapi pikiran tengah menerawang memikirkan jaemin-nya

Kadang Mark ikut duduk menemani Jeno dan mendengarkan cerita Jeno yang tak jauh dari seputar jaemin tentu saja.

Bagaimana Mark bisa melihat dua orang yang sama disayanginya itu dalam takdir seperti ini. Yang satu tengah berjuang untuk tetap bisa bertahan hidup lebih lama lagi dan yang satu lagi tengah kacau karena tidak tau apa-apa sama sekali dan terus seperti linglung karena kehilangan poros hidupnya.

Last Time    |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang