Dua Puluh Delapan

3.5K 253 0
                                    


Last Time
Jeno x Jaemin
Mpreg
BxB

.

.

.




Mark terus berlari sekencang yang dia bisa untuk sampai di ruangan milik Jaemin. Tidak peduli sama semua orang yang berpapasan dengannya menatap heran, tujuan Mark saat ini adalah sampai di tempat Jaemin dan melihat langsung keadaan Jaemin

Kalian tau apa kabar yang diberikan oleh bunda winwin tadi?

Nana. Na Jaemin yang sempat kehilangan detak jantungnya beberapa detik tadi. Jaemin yang sempat pergi sebentar dari dunia ini. Mark kaget bahkan juga sangat takut kalau saja itu benar-benar terjadi. Jaemin seperti itu tepat setelah Jeno mimpi buruk tadi. Tidak mungkin mimpi itu adalah Jaemin yang memang benar-benar datang untuk berpamitan pada Jeno kan?

Mark perlahan membuka pelan pintu ruangan itu memperlihatkan winwin, yuta dan Hansol sedang sama-sama menatap Jaemin yang masih setia berbaring dengan mata terpejam disana

"Bunda" panggil Mark

Ketiga orang yang ada disana menoleh saat Mark mendekat ke arah mereka.

"Mark" sapa bunda winwin yang matanya terlihat bengkak tanda habis menangis

"Bagaimana Nana?" Tanya Mark

Semua orang menghela nafas lalu dokter Hansol menceritakan kejadian yang dialami jaemin tadi. Dia sempat drop lagi dan itu yang paling parah, dalam keadaan tidak sadar dia tetap mengeluarkan darah dari hidungnya. Badannya kejang-kejang dengan hebat bahkan detak jantungnya melemah sampai pada akhirnya detak jantung itu berhenti sesaat. Dengan segala cara mereka semua berjuang agar bisa menyelamatkan Jaemin dan bersyukur pada Tuhan karena akhirnya jantung itu kembali berdetak lagi walaupun sekarang masih sangat lemah

Setelah mendengarkan cerita itu Mark berjalan mendekati Jaemin.

Memandang lekat wajah pucat dengan tertutup masker oksigen pada separuh wajahnya. Tubuh yang sudah sangat kurus dengan tulang pipi yang menyembul dengan sangat jelas. Jaemin benar-benar kehilangan berat badannya dan pipi gembil yang lucu itu sudah hilang tak ada lagi

"Makasih. Makasih karena masih bertahan disini buat kita. Nana....tolong bertahan sedikit lagi ya. Kita masih belum siap buat lepasin kamu. Kita belum siap kamu tinggalin disini. Tolong...jangan pergi dulu. Ayo bangun dulu, lihat semua orang yang ada disini nunggu kamu. Buka mata kamu, ayo senyum lagi na. Kita semua kangen sama kamu" ucap Mark pelan seraya terus mengelus-elus rambut halus milik Jaemin yang sudah mulai memanjang itu

Mark menegakkan dirinya lagi dan berbalik menatap bunda winwin dan ayah yuta sedangkan dokter Hansol sudah keluar dari ruangan itu.

"Bunda. Boleh Mark ngasih tau Jeno sama yang lainnya soal kondisi Nana?" Tanya Mark

Winwin dan yuta tentu saja kaget mendengar pertanyaan dari Mark. Mereka sebenarnya juga ingin tapi bukankah ini belum waktu yang tepat. Jeno, haechan serta renjun belum selesai ujian dan sesuai permintaan Jaemin agar tidak memberitahu kondisinya terlebih dahulu. Takut itu benar-benar mengganggu ujian mereka

"Mereka berhak tau Bun. Aku gak tega melihat Jeno yang tak tentu arah selama Nana gak ada kabar. Haechan sama renjun juga sama, mereka juga kebingungan Bun, ayah" ucap Mark lagi

"Tapi ini bukan waktu yang tepat Mark. Biarin mereka selesai ujian dulu baru setelah itu kita kasih tau semuanya" ucap ayah yuta

"Aku takut yah. Tadi tepat sebelum bunda ngabarin aku keadaan Nana, Jeno sempat mimpi buruk" cerita Mark

Last Time    |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang