Tiga Puluh Empat

3.9K 252 5
                                    

Last Time
Jeno x Jaemin
Mpreg
BxB

.

.

.

.







Waktu benar-benar menjawab semua pertanyaan yang tak bisa dijelaskan dengan logika. Akhir cerita yang ditunggu sudah hampir sampai pada bagian epilognya. Semuanya semakin terlihat dengan jelas pada setiap bagian yang menjabarkannya

Bagaimana dengan kisah satu ini?

Bagaimana akhir kisah seorang laki-laki yang berjuang agar tetap bertahan hidup untuk orang-orang yang disayanginya?

Apa jawaban dari semua pertanyaannya selama ini. Dimana ujung jalan itu yang harus dia susuri, persimpangan atau jalan lurus yang dia dapati. Na Jaemin masih menanti akhir dari kisahnya, meski tebakannya hampir benar tapi jawaban itu masih belum bisa dia teguhkan.



"Paman" panggil Jaemin kepada sang paman yang baru saja selesai memeriksanya

Dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua. Bunda dan ayahnya sedang mengurus urusan kantor yang sedikit memiliki masalah sedangkan Jeno diminta tolong oleh Jaemin keluar membeli cemilan. Haechan dan renjun juga tidak disana

"Hm?" Tanya hansol tanpa melirik Jaemin, dia sibuk membereskan sesuatu

"Makasih" ucap Jaemin yang langsung menghentikan pergerakan hansol

Dia akhirnya menoleh melihat sang keponakan yang melihat lurus ke luar jendela siang ini. Langit tampak cerah sehingga pemandangan kota Seoul terlihat sangat jelas

"Makasih buat apa?" Tanya hansol

"Semuanya paman. Untuk semua yang sudah paman lakukan selama ini buat Nana. Kalau ga ada paman mungkin Nana udah pergi lebih cepat" jawab Jaemin

Hansol masih diam mencoba membiarkan Jaemin berbicara sesuai keinginannya

"Akhirnya sebentar lagi ga ada yang bakalan bikin paman ngomel-ngomel lagi. Ga ada keponakan bandel paman lagi, ga ada keponakan paman yang selalu mengeluh buat sembuh lagi"

"Tinggal sebentar lagi paman. Kenapa paman nggak ngasih tau langsung aja sama ayah sama bunda?" Tanya jaemin

"Apa yang mau paman kasih tau ke mereka?" Tanya hansol balik

Jaemin justru terkekeh mendengar pertanyaan dari pamannya itu. Memang tak ada yang lucu, hanya saja jaemin ingin tertawa saja

"Paman" panggil Jaemin lagi kali ini dia benar-benar menoleh menatap sang paman yang juga sudah menatapnya Lamat

"Nana boleh peluk paman?" Tanyanya memandang sendu

Hansol dengan pelan berjalan mendekati Jaemin. Keponakannya itu sudah merentangkan tangannya minta dipeluk yang tentu saja langsung dibawa oleh hansol ke dalam rengkuhannya

Jaemin terkekeh

"Dulu Nana sering banget minta peluk kayak gini sama paman kan? Abis itu ayah kesal karena Nana lebih lengket sama paman"

"Sejak dulu paman selalu manjain Nana, apa yang Nana minta selalu diturutin walaupun abis itu paman juga kena marah sama ayah. Terus pas ayah udah pergi kita ketawa barengan buat ngejekin ayah" cerita Jaemin masih setia memeluk nyaman hansol

Hansol sendiri hanya diam menahan dirinya yang sudah sesak mendengar cerita Jaemin. Keponakan kesayangannya, kelinci kecil yang akan selalu menjadi bayi buat hansol.

Last Time    |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang