Tiga Puluh Enam

4.9K 259 32
                                    


Last Time
Jeno x Jaemin
Mpreg
BxB

.

.

.


Senja kemarin memang begitu indah untuk diperlihatkan. Tapi menjadi satu hal paling menyakitkan bagi semua orang yang ditinggalkan oleh Jaemin

Senja yang seharusnya menjadi kenangan paling berkesan di hati semua orang. Menjadi senja yang tak ingin diingat oleh siapapun. Hari paling menyedihkan karena kepergian seseorang yang mereka sayangi. Dalam pancaran keindahan itu seseorang berpamitan dan memilih pergi untuk tertidur selamanya.

Ternyata Na jaemin sudah lelah

Ternyata perjuangan Na Jaemin hanya sampai kemarin saja. Dia sudah mencapai batas pertahanannya sehingga memilih untuk mengakhiri perjalanannya.

Na Jaemin

Sosok laki-laki kuat dan bandel yang dikenal semua orang. Pemilik senyum termanis yang mampu membuat siapa saja luluh karenanya. Punya aura positif yang membuat siapapun akan merasa nyaman jika berada di dekatnya. Orangnya baik, ramah kepada siapapun, mudah bergaul sehingga banyak teman yang menyukainya.

Si pemilik mata coklat rusa dengan mahkota indah yang panjang membuat mata itu terlihat lebih cantik.

Wajah indah yang mungkin diciptakan Tuhan kala tersenyum bahagia. Hingga akhirnya tuhan kembali mengambilnya terlebih dahulu untuk berada disisinya. Na Jaemin sudah pergi menemui tuhan karena telah selesai dalam bertugas dikehidupan ini. Meninggalkan tangis pilu untuk mereka yang ditinggalkannya

Kini

Semua orang masih bertahan dengan isakanya saat melihat tubuh itu terbaring indah dengan wajah tenang. Masih enggan untuk mengantarkannya ke tempat terakhirnya. Masih ingin lebih lama lagi menatap wajah itu, merekam sebaik mungkin dalam ingatan mereka.

Winwin dengan mata bengkaknya di dampingi oleh Yuta. Sejak kemarin tak berhenti menangisi kepergian sang buah hati kepangkuan sang maha kuasa

"Nana...." Lirihnya

Dia ingat Jaemin memintanya untuk tidak menangis saat mengantarkan kepergiannya. Tapi winwin tidak bisa, untuk sekedar tersenyum saja itu sangat menyiksa baginya.

Permatanya benar-benar sudah pergi dihadapannya saat ini. Tak lagi bernyawa, bagaimana bisa dia melihat itu dengan tersenyum?

"Apa tidurmu nyeyak sayang?"

"Ternyata kamu beneran udah capek ya. Kamu beneran memilih untuk berhenti berjuang disini. Apa sekarang Nana udah gak ngerasa sakit lagi Hm?"

Winwin kehilangan kata-katanya. Se umur hidup dia tidak pernah membayangkan kalau akan melihat kepergian anaknya lebih dahulu seperti ini. Kenapa bukan dia saja yang pergi? Kenapa harus Jaemin, permatanya

"Hiks....hiks.."

"Bunda masih belum siap sayang. Bunda masih belum bisa menerima kenyataan ini. Kenapa harus secepat ini kamu pergi ninggalin bunda. Bagaimana bunda harus menghadapi semua ini Hm? Kenapa dengan tiba-tiba kamu pergi begitu saja na"

Winwin mencium kening Jaemin sambil memejamkan matanya. Merasakan sesak yang tak bisa lagi diungkapkan oleh kata-kata. Merasakan bagaimana mencium kening anaknya untuk yang terakhir kalinya

Setelah itu winwin mengelus lembut wajah Jaemin yang terlihat begitu tenang itu. Memaksa dirinya untuk tersenyum dikala air mata yang masih berlomba untuk turun. Ia berusaha sekuat tenaga untuk bersikap kuat di depan Jaemin. Ini permintaan terakhir Jaemin, dia harus tersenyum.

Last Time    |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang