Tujuh Belas

3.6K 308 9
                                    


Last Time
Jeno x Jaemin
Mpreg
BxB












Mark berjalan lesu tak bertenaga memasuki rumahnya. Kenyataan yang baru diketahuinya tadi tentang jaemin sangat membuatnya dilema sekaligus sedih. Apa yang harus Mark lakukan?

Disatu sisi dia sangat takut jika perkataan jaemin mengenai umurnya itu benar-benar terjadi dan disisi lain Mark juga mengingat Jeno adiknya yang begitu sangat mencintai jaemin. Jeno juga tidak tau tentang kondisi jaemin sebenarnya. Kekasihnya haechan juga yang merupakan sahabat jaemin juga tidak mengetahui sama sekali.

Apa yang harus Mark lakukan? Apa dia menepati janjinya pada jaemin atau memilih untuk memberitahu semuanya pada mereka.

"Woi Hyung! Bengong aja Lo"

Mark tersentak kaget saat melihat Jeno yang memukul bahunya dan laki-laki itu sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan bingung

"Baru sehari magang dirumah sakit udah kayak gini aja Lo hyung" tambah Jeno lagi

Mark masih diam memandang lekat wajah Jeno itu. Seketika pikirannya kembali lagi pada jaemin yang terlihat sangat pucat serta terbaring lemah tari dirumah sakit

"Capek gue. Tadi banyak banget kerjaan gue, mana gue jadi asisten kepala rumah sakit itu sendiri lagi" ucap Mark terlihat kesal padahal dia hanya mencoba berbohong

"Ya itu kan emang tugas Lo hyung, kalau gak mau ngapain ngambil jurusan kedokteran coba" balas Jeno

Mark terkekeh "iya ya" katanya

Jeno menggeleng melihat hyungnya "udah Sana Hyung mending istirahat deh. Gue yang mumet sendiri ngeliat Lo kayak gini Hyung" ucap Jeno mendorong tubuh Mark ke arah kamar laki-laki yang lebih tua itu

Mark hanya menurut saja dan segera masuk ke kamarnya untuk bersih-bersih dan mengistirahatkan badan dan pikirannya. Mungkin para pikirannya saat ini lebih galau lagi dari pada orang yang baru putus cinta









Jeno memandangi ponselnya yang tergeletak tak berharga itu di atas meja belajarnya. Sudah dua hari jaemin tidak menghubunginya sama sekali bahkan pesan Jeno pun tidak dibalas oleh laki-laki manis itu. Jeno khawatir sekaligus rindu pada kekasihnya itu. Apa sesibuk itukah sampai lupa mengabarinya?

Menggigit bibirnya dan menatap memicing ke arah ponselnya. Menghitung dari satu sampai tiga karena dia berniat untuk kembali menghubungi jaemin dan jika kali ini tidak diangkat juga oleh laki-laki manis itu maka Jeno benar-benar akan marah padanya. Setelah hitungan ketiga Jeno mengambil ponselnya itu lalu mendial nomor jaemin hingga pada Nada sambung ketiga panggilan tersebut di angkat oleh si pemilik nomor diseberang sana

"Jeno" panggil jaemin

Jeno terdiam sebentar mendengarkan nada suara jaemin yang terdengar sedikit lemah? Apa jaemin-nya sedang sakit? Pikirnya

"Jeno-ya" panggil jaemin lagi

"Na. Kenapa baru angkat terlvon aku sekarang? Kamu kemana aja?" Tanya Jeno langsung

"Maaf, maafin aku Jeno. Hp aku sempat gak ketemu kemarin gara-gara aku sibuk ngurusin acara nikahan sepupu aku. Baru tadi ketemunya. Maaf Jen, maafin aku" ujar Jaemin meminta terus bergumam maaf

Jeno menghela nafas berat mendengar alasan jaemin itu. Apa itu masuk akal?

"Aku pikir kamu udah lupain aku disana" cercah Jeno

Last Time    |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang