Tiga Puluh

4.4K 263 1
                                    

Last Time
Jeno x Jaemin
Mpreg
BxB
.

.

.

.

Jeno diam tak bergerak seinci pun dan duduknya saat ini. Di samping Jaemin yang masih setia tertidur dalam mimpinya yang mungkin lebih indah daripada kenyataan yang dihadapinya di dunia ini. Matanya tak pernah beranjak memandangi wajah damai Jaemin bahkan disaat wajah itu sudah terlihat pucat dan tirus tapi tetap saja wajah itu sangat indah

Tangan Jeno menggenggam tangan dingin milik Jaemin. Jari-jari lentik Jaemin yang selalu nyaman dan pas dalam genggaman tangan Jeno selama ini.

"Nana" panggil Jeno

Disini hanya ada dirinya sendiri. Tadi bunda winwin izin untuk keluar entah kemana Jeno tidak tau sedangkan ayah yuta bekerja. Sejak mengetahui kondisi Jaemin kemarin Jeno tak pernah keluar dari ruangan itu. Selalu ada disamping Jaemin menunggu sang kekasih untuk bangun membuka matanya. Makan dan pakaiannya bahkan Mark yang membawakannya dari rumah dan Jeno sudah menjadikan ruangan Jaemin seperti tempat tinggalnya. Memang, dimana ada Jaemin maka disitulah rumah Jeno sebenarnya.

"Bangun dong na. Jangan tidur lama-lama sayang. Aku kangen sama kamu"lirih Jeno

Sungguh Jeno tidak bisa menjabarkan bagaimana perasaannya saat ini. Dia benar-benar sakit saat melihat tubuh kesayangan seperti ini. Kenapa selama ini Jaemin menyembunyikan darinya kalau dia sedang sakit.

Sekarang Jeno tau alasan Jaemin meninggalkannya dulu. Ke salah pahaman yang terjadi antara mereka berdua ternyata adalah jaemin-nya yang tengah berjuang sendirian disana. Selama ini Jeno selalu menebak-nebak apa alasan Jaemin pergi dan setelah dia tau kenapa rasanya sakit sekali. Rasanya marah Jeno dulu membuatnya sangat menyesal karena ini bukan kesalahan Jaemin tapi takdir tuhan yang begitu kejam. Kenapa jaemin-nya harus merasakan semua ini.

Jeno yang bodoh karena terlalu percaya kalau Jaemin selalu baik-baik saja.

Selama ini Jaemin selalu melakukan yang terbaik dan selalu membuat Jeno bahagia. Jaemin selalu jadi bahu yang tegap untuk Jeno bersandar. Selalu jadi satu-satunya orang yang memberikannya senyum penenang dikala dirinya hancur. Jeno selalu diberikan pelukan disaat dirinya butuh kekuatan untuk bertahan. Selalu Jaemin yang memberikan Jeno segalanya. Jaemin selalu ada disaat Jeno butuh kehadirannya.

Lalu sekarang?

Kenapa Jeno merasa jadi lelaki yang tidak berguna sama sekali. Disaat Jaemin butuh semangat untuknya berjuang bertahan hidup, Jeno bahkan tidak ada disampingnya. Jeno tidak ada untuk memberikannya kekuatan itu. Jeno tidak ada memegang tangan Jaemin disaat dirinya butuh. Jeno tidak ada disamping Jaemin disaat dirinya kesakitan. Kemana saja Jeno selama ini, kenapa dia terlalu cuek pada keadaan sampai tak mengetahui kalau Jaemin yang tengah bersembunyi di balik topeng palsu itu. Jeno menangis, mengingat betapa tidak becusnya dia dalam mengerti tentang Jaemin. Dia terlalu egois menganggap dirinya yang paling butuh Jaemin sedangkan Jaemin sendiri juga lebih membutuhkannya. Kemana saja Jeno selama ini. Kenapa dia sangat bodoh dan jadi lelaki brengsek seperti ini.

"Maaf" sekali lagi Jeno meminta maaf pada Jaemin dalam sesak yang dirasa

"Aku terlalu egois na. Seharusnya aku yang memelukmu dan memberikanmu kekuatan. Seharusnya aku yang memegang tangan mu disaat kamu butuh seseorang agar terus bertahan. Aku yang seharusnya menjadi seseorang untuk bersandar buat kamu. Aku egois kan na. Kenyataannya aku yang bersikap lemah dan rapuh disaat kamu sendiri tengah membawa beban berat yang menyakitkan itu. Aku yang selalu mendatangimu meminta kekuatan disaat kamu sendiri dalam diam mengumpulkan kekuatan itu"

Last Time    |Nomin| (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang