Keegoisan dan Kewajiban

290 42 0
                                    


"Kau menerima ku sebagai suami dengan terpaksa, bukan?".

Ryujin membeku. Untuk perasaannya sendiri, ia tidak tahu. Ia hanya menganggap Beomgyu itu teman artis nya. Tidak pernah ada selintas pun pemikiran jika ia akan menjadi Istri dari lelaki itu. Tapi ia juga tidak bisa menolak, dan membiarkan hubungan mereka kini juga berujung perpisahan. Ia bisa dikeluarkan dari keluarga Shin.

"Aku juga akan berusaha, untuk membuatmu percaya padaku dan menerima ku." Tatap Beomgyu lekat. Sayangnya Ryujin tidak menatapnya. Ia hanya tersenyum manis ketika tidak ada jawaban sama sekali dari Ryujin. "Aku akan tidur di kamar sebelah. Kau masih cuti, jadi habiskan waktu mu dengan baik".

Beomgyu menyalakan pemanas ruangan. Menutup beberapa jendela yang masih terbuka. Ia sedikit bingung ketika kamar mereka sangat dingin. Itu tidak baik pada kesehatan tenggorokan.

Ryujin menatap semua gerak-gerik Beomgyu. "Aku tidak harus memanggil mu Oppa kan?".

"Untuk apa. Hanya beda beberapa bulan saja." Beomgyu menutup pintu kamar perlahan, meninggalkan Ryujin disana sendirian. Ia terdiam di depan pintu sebentar. Kemudian melangkah ke dapur untuk membuat susu hangat, agar ia bisa tidur. "Padahal dia bisa memanggilku Yeobo saja".

Isi kulkas di dapur benar-benar penuh. Ia tersenyum mengingat sang ibu yang memenuhi isinya. Ibu nya itu sangat senang ketika Beomgyu sudah memutuskan untuk berkeluarga, meski dipaksa oleh sang ayah. Dan pilihan nya pun dari sang ayah. Tapi walau begitu, ia tidak main-main dengan keputusannya. Ia pun sudah lelah mengawasi Ryujin dari jauh.

"Eomma. Menantu mu itu dingin, tapi dia manis. Dan sepertinya mudah menangis yaa. Padahal di depan kamera dia benar-benar keras". Gumam Beomgyu sendiri. Ia membawa gelas susu nya ke atas. Saat melewati kamar utama, telinganya menangkap suara berisik. Tangan sebelahnya membuka pintu dan menemukan Ryujin tengah menonton film di televisi besar di depannya.

Gadis itu terbangun dari tidurannya, dan menoleh pada Beomgyu. "Kau terganggu?".

"Tidak" Ia menatap layar yang menyala. Menampilkan film 'Up' disana. "Kau tidak bisa tidur?" Tanyanya mendekat. Menyimpan susu panasnya di meja kecil pinggir kasur.

Ryujin mengangguk kecil. "Aku hanya akan menonton satu film."

"Aku akan tidur. Susu panasnya kau minum ya" Suruh Beomgyu, kembali melangkah keluar kamar dan menuju ke kamar nya.

Beomgyu segera mematikan lampu nya dan menuju ke kasur. Besok pagi ia sudah ada jadwal lagi.

...

Beomgyu ingat, ia tidak menutup gorden jendelanya semalam. Hingga paginya, matahari benar-benar tepat menyinari pada matanya. Padahal ia ingin tidur lebih lama.

Ia berbalik ke sebelah kanan. Menghindari sinar matahari. Tapi matanya tidak tertutup lagi, ia sudah menyerah untuk tidur lagi saat melihat jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Jam 9 nanti ia harus sudah di kantor Bighit Ent. Untuk kembali mempersiapkan comeback mereka.

Beomgyu bangun dengan lemas. Ia sebenarnya tidak bisa tidur dengan nyenyak jika sebelum tidur tidak minum susu hangat. Lima belas menit ia habiskan untuk bersiap-siap. Untung saja ia menyimpan segala keperluannya di kamar ini. Karena ia yakin, Ryujin pasti tidak mau tidur berdua dengannya. Perempuan itu butuh kebiasaan terlebih dahulu dekat dengannya.

Saat melewati kamar utama. Ia melihat pintu yang terbuka sedikit. Dan Ryujin yang masih tertidur di kasurnya.

Langkahnya ia teruskan sampai ke dapur. Berniat memasak sarapan untuk dirinya dan Ryujin ketika ia bangun nanti. Sebenarnya Beomgyu tidak terlalu bisa memasak. Tapi ia pernah belajar beberapa masakan bersama sang Ibu, saat dirinya mengunjungi rumah orang tuanya sesekali.

Our , Secret (우리, 비밀) -Ryujin&BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang