Keputusan.

94 16 3
                                    

Hii!! Guys!!
Selamat malam senin, muachh :*

....

....

Di keadaan lampu yang gelap pun, Beomgyu masih dapat melihat bagaimana pupil mata Ryujin yang bergetar memandang ke arah lain. Juga keringatnya yang basah membuat rambut depannya lepek.

"Kau butuh sendirian atau mau ku temani?."

Suara tangisan begitu lirih terdengar setelah Beomgyu bertanya demikian. Ryujin takut. Ia jujur tidak ingin sendirian sekarang. Tidurnya tidak akan tenang.

Merasa tidak ada jawaban. Beomgyu naik ke atas kasur, duduk di depan Ryujin yang masih enggan menatapnya. Tangannya terangkat menghapus jejak air mata sang istri.

"Aku akan tetap disini."

Ryujin memukul dada Beomgyu pelan. Masih dengan isak tangisnya. "Kau kemana, hah? Tidak ada kabar sama sekali!."

Beomgyu malah tersenyum, merapihkan anak rambut Ryujin yang basah. "Kau merindukan ku?."

Mata Ryujin menajam, menambah kekuatannya untuk memukul Beomgyu kembali.

"Aku tidak akan menjawabnya, Hyunji pasti sudah melaporkan semuanya padamu bukan?."

Ryujin sempat menegang sedikit, namun ia tidak heran jika Beomgyu mengetahui hal ini. "Benar, dan aku tidak akan percaya itu. Kau bisa mengubahnya kapan saja, sebelum di berikan padaku."

Satu kalimat itu cukup membuat Beomgyu paham satu hal. Ryujin tidak mempercayainya.

"Jadi, malam ini kau mau aku tetap disini atau aku pergi?."

"Keluar, jika kau memang tidak niat untuk menemani ku."

"Ryujin."

Ryujin menepis tangan Beomgyu yang masih berada di pipinya. "Tidurlah di kamar yang lain, biar Bami yang menemaniku."

"Kau memilih Bami daripada aku?." Nada Beomgyu sedikitnya tidak percaya dengan keputusan Ryujin. Ia langsung saja duduk di sebelah, mengisi ruang kosong di kasur besar itu. Merebahkan dirinya dan menyibakkan selimut untuk menutupi kaki mereka. 

"Tidurlah, kau pasti lelah."

Dan Ryujin tidak bisa kembali mengusirnya, hatinya lebih memilih untuk ikut berbaring, membiarkan perutnya diberi elusan kecil oleh Beomgyu. Yang tentu saja membuatnya nyaman dalam tidur.

....

....

Mata Ryujin terbuka dari tidurnya, ia kembali merasakan kram di perut bagian bawahnya. Terkadang ia lupa untuk selalu mengontrol emosinya, padahal ia sendiri sadar jika itu akan membuat dirinya tidak nyaman.

Seperti sekarang, tengah malam jam 2 isi perutnya seakan naik ke atas mulutnya. Sepertinya tidak bisa ia tahan lagi. Kakinya melangkah ke dalam kamar mandi dengan menahan semuanya di ujung mulut.

Hoeekk!!

Bukan satu atau dua kali Ryujin harus ke kamar mandi di tengah malam.  Sedikit cukup membuat dirinya tersiksa, tapi tidak apa. Malaikat kecilnya akan membawakan kebahagiaan untuk Ryujin, ia yakin itu.

"Nyonya." 

Dan tentu saja, Bami akan menyambutnya di depan pintu dengan satu paket teh untuk meredakan rasa mualnya. "Jadwal kan aku dengan Dokter Lee besok. Jangan beri tahu Beomgyu."

Ryujin menjatuhkan dirinya di sofa tengah ruangan di lantai dua. Menunggu Bami yang kini menyeduhkan teh untuknya. 

"Mereka rewel, dan aku sangat mengantuk." Lirih Ryujin menatap perutnya yang masih terasa kram. 

Our , Secret (우리, 비밀) -Ryujin&BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang