Waktu dan Kesibukan

232 34 1
                                    

...

"Ryu! Aku terlambat!" Seru Beomgyu yang baru saja membuka matanya. Ia terkejut saat menangkap jam pukul 7. Syutingnya akan mulai jam 8. Ia langsung berlari ke kamar mandi. Meninggalkan Ryujin yang masih bergelung dengan selimutnya. Ia tidak mau beranjak. Ia baru tidur jam masuk ke pagi tadi.

Saat Beomgyu sudah keluar dengan handuknya. Ryujin sudah duduk di kasur. Seraya menyenderkan punggung di kepala kasur. Matanya mendelik pada Beomgyu.

"Iya salahku sayang. Aku tidak akan mengomeli mu" ucap Beomgyu, berlari ke kamar sebelah. Ya karena bajunya disimpan di sana.

Ryujin mengernyit mendengar panggilan Beomgyu. Geli, tapi Ryujin suka sepertinya. Setelah berdebat dengan pikirannya mengenai ia akan membikinkan Beomgyu sarapan atau tidak.

Ryujin beranjak dari kasurnya. Ia akan membuat sandwich saja untuk Beomgyu.

...

Tangannya menutup tempat makan itu, dan memasukannya ke tas kecil untuk wadah makanan. Ia juga menambahkan beberapa buah yang sudah di potong untuk cemilan Beomgyu.

Tidak lupa juga ia menyisakan untuk dirinya sendiri. Tangannya menyuapi nanas asam disana. Sebenarnya ia tidak memasukan nanas itu untuk Beomgyu. Lelaki itu tidak suka asam–kata artikel yang ia baca.

"Kau makan asam pagi-pagi? Aduh! Bagaimana lambung mu nanti" Beomgyu menarik piring kecil itu. Memasukannya ke dalam kulkas. Tidak menyadari tatapan marah Ryujin.

Beomgyu menyerahkan beberapa apel yang masih utuh ke hadapan Ryujin. "Ini lebih baik". Beomgyu menatap Ryujin balik saat perempuan itu masih dengan tatapan marahnya. "Pakai celana mu Ryu".

Ryujin mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia melirik kebawah. Ia hanya memakai atasan baju tidurnya, tidak dengan celana tidurnya. "Sebentar lagi juga aku akan mandi. Sana berangkat".

Beomgyu mengecup kening Ryujin yang membuat Ryujin kembali membeku. Ia harus terbiasa dengan ini.

"Aku berangkat, jaga dirimu di rumah".

"Eung". Ia memasukan kembali apel yang tadi di beri Beomgyu dan kembali melahap nanas yang sudah ia potong. Rutinitas tidak boleh ditinggalkan.

...

Ryujin melangkah masuk ke kamar. Jadwalnya hari ini membersihkan rumah, merapihkannya sesuai yang ia mau. Ia akan mulai dengan kamar. Kamar utama dan tamu. Memindahkan barang-barang Beomgyu dari kamar tamu ke kamar utama. Membersihkan kedua kamar itu.

Untuk kamar tamu sendiri ia tidak memindahkan barang-barang disana. Hanya sekedar membuatnya bersih.

"Bibi! Bunga yang aku pesan kemarin sudah ada?".

Ryujin membawa beberapa seprai kotor ke bawah. Bibi Min yang sudah mengasuhnya sedari kecil, mulai bekerja dengannya lagi hari ini. Tentu saja usul sang Ibu. Dan lagi, rumah ini akan kosong jika ia dan Beomgyu sibuk. Jadi akan tetap bersih dengan adanya Bibi Min disini.

"Ya, Nyonya Choi. Saya sudah menyimpannya di halaman belakang".

Ryujin menyimpan kain kain kotor itu. "Aku sangat tidak suka panggilan Nyonya nya. Berasa sudah tua Bi".

Bibi Min tertawa kecil. "Sudah seharusnya Nyonya Choi".

"Panggil aku seperti biasa saja. Nona Ryujin" Ryujin tersenyum manis.

"Baiklah Nona".

"Itu lebih baik" gumamnya kembali melangkah ke lantai atas. Untuk masalah dapur dan lainnya ia membutuhkan bantuan Bibi Min. Tapi untuk masalah kamar utama, ia melakukannya sendiri.

Our , Secret (우리, 비밀) -Ryujin&BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang