Healing dan Rindu

203 26 2
                                    

Vote vote votee juseeyooo🥰

...

Ryujin melihat ke arah luar dari jendela mobilnya. Mereka sudah sampai di pulau Jeju, dan sedang menuju ke kediaman milik ibunya disana. Rumah yang sangat asri itu baru-baru ini di beli oleh sang ibu dengan uangnya sendiri. Bilangnya investasi untuk hari tua jika ada sesuatu yang terjadi.

Dan bahkan Chanyeol saja Sang Ayah tidak tahu ibunya membeli beberapa tanah, rumah, dan perusahaan.

Jeju memang sangat menyejukan bagi Ryujin. Tempat healing yang pas untuk dirinya. Cukup jauh dari pemukiman warga. Rumah yang dibeli ibunya sedikit masuk ke daerah hutan, dan memang benar-benar di kelilingi hutan, di depannya ada sungai kecil yang sangat jernih.

"Kau tidak akan turun?".

Beomgyu membukakan pintu mobil untuk Ryujin. Ia membantu menurunkan beberapa tas milik Ryujin dan membawanya masuk ke dalam.

"Terlalu dingin disini, pakai baju beberapa lapis jika bisa. Jangan main di depan sungai juga, terlalu licin. Kau bisa jatuh" oceh Beomgyu meski tidak ada jawaban dari Ryujin. Perempuan itu hanya masuk ke kamar tidur di ujung dan menutupnya.

Beomgyu menghela napasnya lelah. Ryujin kembali mendiamkan dirinya.  Ia tersenyum kecil. Ryujin masih tidak terima jika ia kembali di kendalikan oleh Ayahnya. Dan mungkin itu alasan yang Ryujin pakai dalam mendiamkan Beomgyu.

Sebelum kembali pergi, Beomgyu mengecek beberapa peralatan disana. Seperti pemanas ruangan, kompor listrik, lampu dan yang lainnya. Memastikan Ryujin tidak kesulitan disana. Kemudian membereskan beberapa barang yang akan melukai Ryujin. Seperti benda-benda tajam yang ada. Menyingkirkan beberapa yang menurutnya tidak terlalu perlu. Apalagi dengan peralatan gudang yang ternyata ada di dapur.

Beomgyu membereskannya, membawanya keluar dan masuk ke rumah kecil di sebelah. Ia salah mengira, karena di dalam rumah itu hanya tempat istirahat yang luas. Dipenuhi dengan buku-buku di pinggir dan beberapa cemilan di rak. Dengan sofa-sofa di pinggir dinding kaca yang mengarah langsung ke gazebo.

Setelah menyelesaikan yang harus ia cek, Beomgyu kembali ke rumah dan mengetuk pintu kamar Ryujin. "Sayang".

"Eung".

"Aku akan pulang. Kau tidak akan--".

Cklek. Ryujin membuka pintu dengan wajah yang sembab. Bajunya sudah diganti dengan baju pendek. Padahal disini cukup dingin.

"Kau menangis?" Beomgyu menangkup pipi Ryujin sebelah dan mengelusnya pelan.

Ryujin mengangguk. "Aku disini untuk menenangkan diri. Pulanglah".

"Tidak apa jika aku pulang?" Tanya Beomgyu memeluk istrinya. Sepertinya Ryujin tidak boleh ditinggal di kondisi seperti ini. Beomgyu jadi khawatir.

Ryujin melepaskan pelukannya. "Ya. Sesekali saja hubungi aku".

Beomgyu tersenyum kemudian mencium kening Ryujin. Ia sedikit khawatir meninggalkannya sendiri. Meski sang ibu bilang akan ada yang memeriksa Ryujin setiap hari.

...

Ryujin sedikit kesulitan berjalan lama sekarang. Ia tengah menyusuri jalanan kecil yang mengarah ke pemukiman disana. Belum sampai dua menit, ia sudah kelelahan dan memilih beristirahat di bangku pinggir jalan.

Ia mengelus perutnya yang masih belum terlihat membesar. Karena baru masuk bulan ke satu. Dan itu kondisi yang benar-benar rentan bagi ibu hamil. Jadi Ryujin berusaha untuk menjaganya.

Tidak ada alasan khusus Ryujin jalan-jalan sendiri di sore hari. Ia hanya ingin saja, mencari udara segar disana. Meskipun beberapa kali ia seperti menangkap seseorang dengan ujung matanya di belakang atau sampingnya.

Our , Secret (우리, 비밀) -Ryujin&BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang