Bau Tak Tercium.

113 21 8
                                    

Malam senin bukan? Enjoy sayang!💞

....

"Kau akan tetap disini?."

Dengan berdiri tertunduk di depan sang Ayah, Ryujin membisu. Ia sendiri tidak tahu jika Tuan Shin akan menginjakkan rumahnya sebelum acara berlangsung. Tidak dengan sang Ibu.

"Ayah."

"Sudah berapa kali Ayah bilang untuk tinggal di kediaman Shin?."

Ryujin tidak berani untuk membuka matanya, dirasakan aura Shin Chanyeol saja sudah kelam. Jadi Ryujin akan tetap diam selagi Chanyeol tidak berlebihan. 

"Ayah, aku harus mengurus beberapa hal di bawah."

Alasan yang aneh sebenarnya. Karena sedari kemarin saja yang mengurus acara adalah Beomgyu, sementara dirinya hanya diam menikmati hari. "Ada hal yang harus ku siapkan. Karena kebanyakan yang datang adalah Nyonya Sejati tiap bangsawan."

"Datang ke rumah besok sendiri." Chanyeol sudah merasa jika Ryujin tengah malas menghadap padanya. Sudah biasa dalam berbagai kesempatan. namun, keesokan harinya Chanyeol akan kembali memanggilnya untuk berbicara lebih dalam.

Setelah sang ayah keluar dari kamarnya, Ryujin menghela napas kasar. Ia lebih khawatir pada esok hari mengenai rencana Chanyeol. Tenatang apa lagi cara yang digunakan sang ayah untuk tetap mempertahakan Ryujin di Shin.

"Sayang?."

Ryujin merebahkan badannya di kasur saat Beomgyu masuk ke kamar. "Kenapa Ayah?."

"Kau anak kedua kan, tidak mungkin posisi Papa kau yang menggantikan. Pasti Kak Sungchan bukan?." 

Alis Beomgyu terangkat. Ia lebih tidak mengerti apa maksud dari pembicaraan Ryujin kini. Sedikitnya Beomgyu masih ingat, jika ia harus berhati-hati dalam berucap dan bertindak pada Ryujin. Karena Ryujin tengah sensitif. 

"Kau pasti mengingikan posisi Tuan Sejati kan?."

Setelah pertanyaan itu, Beomgyu baru mengerti. "Kau masih memegang janjiku."

"Aku tidak pernah ingat kau membuat janji."

"Duduk, kemari." Beomgyu duduk perlahan di sisi kasur, menarik tangan Ryujin perlahan membantu perempuan itu duduk. "Aku akan kembali berjanji,"

Dengan malas, Ryujin bangkit. Memandang Beomgyu dengan tajam. Mulutnya cemberut, "Apa? Janji jika kau tidak akan meninggalkan ku?."

"Aku tidak butuh. Lagi pula, aku yang akan meninggalkan mu duluan." Ketusnya, kini tak lagi memandang Beomgyu. Matanya malah fokus ke sinar matahari yang sudah mulai menampakan diri.

"Aku memang sempat ingin posisi itu."

"Ambil saja, besok aku akan ke pengadilan untuk pengajuan cerai."

Tangan Beomgyu menahan pundak Ryujin agar ia tidak bergerak untuk pergi. Tatapan tajam itu kembali berani menatap Beomgyu. "Dengarkan. Kita tidak akan pernah berpisah. Pemikiran ku dahulu kini sudah tidak ada. Aku akan menyerahkan posisi itu pada seharusnya. Choi pada Kak Sungchan dan Shin pada Kak Jaehyun. Mengembali kan semua kembali pada peraturan awalnya. Kau paham?."

Beberapa setelah itu Ryujin terdiam masih dengan wajah keras. Ia sendiri masih percaya pada apa yang ia dengar saat di atap rumah sakit kala itu. "Aku akan mandi." 

Menghindar lagi. Ryujin hanya ingin melihat sejauh mana Beomgyu akan pergi. hanya diam-diam melihat Beomgyu akan berada di jalan mana. Ryujin hanya memantau. 

"Suruh Bami kemari. Kau pergilah kebawah, banyak yang perlu di urus disana." Ucapnya sebelum ia menghilang di balik pintu kamar mandi. Dengan sedikit hentakan saat ia menutup pintu.

Our , Secret (우리, 비밀) -Ryujin&BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang