Perkara Kepercayaan.

104 15 10
                                    


....

....

Sontak Jaemin berdiri dari duduknya, ia menaruh buku yang di pinjamkan salah satu staff untuk mengisi kebosanan dirinya. Informasinya adalah Beomgyu akan berada di kantor 1 jam lagi, namun seharusnya memang Na Jaemin tidak harus percaya. Ia bahkan menunggu hingga hampir 3 jam disini.

Bukan masalah juga, toh dirinya memang tidak ada kerjaan. Karir soloist, maupun drama nya tengah sepi. Perusahaan tidak lagi mempromosikan dirinya dengan giat, mereka sedang fokus pada artis yang lain.

"Salam Tuan Choi."

Beomgyu mengangguk kecil, tangannya menyuruh Jaemin untuk kembali duduk. "Menunggu lama?."

"Tidak masalah, akupun tidak ada kerjaan."

Beomgyu tersenyum miris. "Mereka mulai membuang mu." Karena Beomgyu juga berasal dari dunia entertainment, ia tahu bagaimana kerjanya beberapa perusahaan besar.

Bahu nya ia angkat, tanda ia tidak peduli. "Selagi posisi Na masih belum diturunkan, aku masih akan sibuk untuk merebutnya. Setelah itu aku akan fokus pada karir ku."

"Kau menginginkan keduanya?."

"Jika aku bisa memiliki keduanya, mengapa harus satu?."

Beomgyu terkekeh, benar sekali. Selagi mampu untuk bertanggung jawab. "Jadi untuk apa kau kemari?."

Jaemin memutar matanya malas, lalu menunjuk buku di meja yang tadi ia baca. "Aku hanya membaca itu saja." sinisnya.

"Yang benar saja, tidak ada kerjaan sekali."

"Kau kembali mengejek ku. Cepat beri aku pekerjaan jika kau kesal melihat ku seperti ini."

"Tuan." 

Panggilan Hyunji membuat Beomgyu menatap lelaki itu  yang seakan berbicara lewat matanya.

"Kau akan pergi sekarang?." 

Hyunji hanya menggangguk kecil. Lalu Beomgyu mengeluarkan dompetnya, memberi Hyunji ATM yang berwarna hitam itu. "Belikan Ryujin ice cream dan beberapa snack manis."

Setelah itu tinggal mereka berdua di ruangan tamu sebelah ruang kerja Beomgyu. Jaemin masih selalu suka berada disini ketika malam. Pemandangannya langsung mengarah ke tengah pusat kota Seoul yang begitu terang penuh dengan lampu.

"Kau sudah menuntut Kim?."

Beomgyu mengangguk. Berdiri untuk membuka tirai yang menghalangi dinding kaca. Lalu pergi ke pojok ruangan yang bisa di bilang dapur kecil. Ia tengah membuat kopi ketika Jaemin mulai bercerita.

"Kim memang dekat dengan keluarga Na. Terutama kakak pertama ku yang seperti lem pada cucu terakhir Kim. Aku mengerti bagaimana kakak ku  yang ingin menguasai kedua keluarga itu. Aristokrat di kita tidak tahu, jika Kim memiliki kekuasaan yang besar sebagian pedesaan. Mereka berpengaruh disana."

Jaemin mengambil buku tadi untuk kembali membacanya, sambil masih asik berceloteh.

"Kakak ku bahkan sudah merancang rencana dengan baik untuk mengelola keluarga Kim." Desisan keras dapat Beomgyu dengar dari tempatnya. 

"Aku akan mengambil keduanya." Putus Jaemin. Matanya sangat memancarkan kegigihan atas ucapannya.

Beomgyu menaruh kopi untuk Jaemin di meja. "Maka kau hanya harus percaya."

....

....

Tangannya mengambil jas yang ia sampirkan di kursi, setelah beberapa pembicaraan mengenai penjualan di bulan ini, Beomgyu puas dengan kemajuan perusahaannya. Beberapa target bahkan sudah ia capai di pertengahan bulan. 

Our , Secret (우리, 비밀) -Ryujin&BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang